Respons 4 Legenda MotoGP tentang Keterpurukan Lorenzo di Honda

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Mei 2019, 17:45 WIB
Rider Repsol Honda Team, Jorge Lorenzo, masih belum menemukan performa terbaiknya di MotoGP 2019. (Twitter/Repsol Honda Team).

Jerez - Jorge Lorenzo masih terseok-seok pada tiga balapan pertama MotoGP 2019. Namun, empat legenda balap motor yakin pembalap Repsol Honda itu bakal bangkit dari keterpurukan.

Lorenzo dirundung tiga cedera sekaligus awal musim ini. Juara dunia MotoGP tiga kali itu mengalami keretakan tulang radius dan patah tulang scapohid pergelangan tangan kiri.

Advertisement

Dia juga menderita retak tulang rusuk kanan pertama setelah kecelakaan di Qatar. Masalah-masalah inilah yang menghambat adaptasinya dengan motor RC213V.

Di lain sisi Lorenzo juga melakukan kesalahan di Argentina. Dia memencet tombol pit limiter saat start hingga hanya finis ke-12. Pembalap asal Spanyol itu kemudian mengalami masalah teknis pada RC213V di Austin hingga terpaksa gagal finis.

Meski begitu, Lorenzo diprediksi segera unjuk gigi. Berikut empat legenda MotoGP yang menyuarakan dukungan terhadap Lorenzo. 

2 dari 5 halaman

Wayne Rainey

Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez (kanan), bertukar helm dengan legenda MotoGP dan Yamaha, Wayne Rainey, jelang MotoGP Austin di Circuit of the Americas, Texas, AS, 20 April 2017. (GPOne)

Rainey, yang merupakan tiga kali juara dunia, menyatakan ancaman terbesar Lorenzo adalah tandemnya sendiri, Marc Marquez. Dua gaya balap yang sangat berbeda di antara mereka dinilai Rainey sebagai biang keladi kesulitan Lorenzo menyesuaikan diri dengan RC213V.

"Masalah terbesar Jorge adalah Marc. Menurut pengamatan saya, Marc berkendara dengan cara yang sangat berbeda dengan Jorge. Honda harus mengembangkan motor mereka hingga cocok untuk keduanya," kata Rainey. 

"Sayangnya, Honda belum punya data yang sama untuk melakukannya. Tapi jika motornya cocok untuk Jorge, ia bakal sangat kuat," ungkap pria asal Amerika Serikat ini.

 

3 dari 5 halaman

Kevin Schwantz 

Kevin Schwantz.

Juara dunia 500 cc 1993, Schwantz punya analisis soal jebloknya performa Lorenzo selama tiga seri pertama. Schwantz yakin Lorenzo hanya kesulitan menemukan keseimbangan antara performa ban Michelin dan RC213V.

"Mungkin ia suka ban Michelin ketika dikendarai dengan Ducati, sayangnya ban itu tak bekerja dengan baik saat dikendarai di atas Honda. Marc Marquez memang punya talenta luar biasa, tapi di lain sisi, Jorge adalah pekerja keras, dan saya yakin ia bisa berhasil. Ia hanya butuh waktu," tutur El Pajarito.

4 dari 5 halaman

Kenny Roberts Sr 

Kenny Roberts Sr 

King Kenny juga memiliki pendapat senada. Juara dunia tiga kali kelas 500 cc ini yakin Lorenzo hanya butuh waktu untuk beradaptasi dengan Honda. Jika sudah menemukan titik kecocokan dengan RC213V, ia bisa merebut kemenangan di mana pun.

"Jorge adalah rider yang luar biasa, tapi saya rasa ia rider yang sangat tergantung pada perasaan. Jika motornya nyaman, ia langsung menghilang di depan. Jika bisa mengeluarkan segala potensi motornya, ia bisa jadi ancaman besar. Oh, ia bisa menang kapan saja," tutup Roberts.

5 dari 5 halaman

Alex Criville

Criville, yang merupakan juara dunia 500 cc 1999, yakin Lorenzo bakal melewati badai. "Jorge memang tak memulai musim ini dengan baik, tapi ia juga tak diuntungkan oleh cedera," ujarnya.

"Ia masih butuh waktu untuk memahami Honda, dan kita sudah melihatnya saat ia beradaptasi dengan Ducati. Jika ia bugar, saya yakin ia bisa tampil sebaik Marc Marquez di beberapa lintasan. Semoga ia bisa melakukannya di Jerez," ujar Criville lewat MotoGP.com.

 

Sumber: Bola.net

Berita Terkait