Jelang Duel Versus PSS, Pelatih Persebaya Memuji Seto Nurdiyantoro

oleh Aditya Wany diperbarui 12 Jul 2019, 19:00 WIB
Pelatih Persebaya Surabaya, Djadjang Nurdjaman mendapat kartu kuning setelah pertandingan kontra Madura United berakhir di Stadon Gelora Madura, Pamekasan, Kamis (27/6/2019). (Bola.com/Aditya Wany)

Bola.com, Sleman - Persebaya Surabaya dijadwalkan bertandang ke markas PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Sabtu (13/7/2019). Pertemuan ini bakal menjadi ajang adu strategi antara pelatih dari kedua tim, Djadjang Nurdjaman melawan Seto Nurdiyantoro. 

Secara usia, keduanya terpaut jauh. Djanur, sapaan akrab Djadjang, telah berusia 60 tahun, sedangkan Seto yang lebih junior berumur 45 tahun. Namun, keduanya sama-sama menjalani kursus kepelatihan AFC Pro.

Advertisement

Djanur tak segan melontarkan pujian untuk Seto jelang laga pekan kedelapan Shopee Liga 1 2019. Pelatih asal Jawa Barat itu menilai Seto sebagai sosok pelatih muda berkualitas dan memiliki potensi besar.

“Dia (Seto) termasuk pelatih lokal yang bagus. Dia anak muda yang memiliki harapan. Secara ilmu, kami sama saja karena kemarin di AFC Pro. Hanya secara usia saja saya lebih senior dari dia,” kata Djanur kepada Bola.com, Jumat (12/7/2019).

Sebagai pemain, Seto menghabiskan kariernya untuk dua klub asal Yogyakarta yang memiliki rivalitas tinggi, yaitu PSIM Yogyakarta dan PSS Sleman. Dia juga menjadi gelandang Timnas Indonesia di awal 2000-an, tepatnya Piala Tiger 2000 (kini Piala AFC) dan Piala Asia 2000. 

 

2 dari 2 halaman

Sosok yang Berpengaruh Besar

Pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiyantoro, dalam laga final Liga 2 2018 kontra Semen Padang, Selasa (4/12/2018) di Stadion Pakansari, Cibinong. (Bola.com/Muhammad Iqbal Ichsan)

Djanur memandang Seto sebagai sosok pelatih yang berpengaruh bersar terhadap pencapaian PSS saat ini. Pria asli Sleman itu telah membawa klub berjulukan Super Elang Jawa itu menjuarai Liga 2 2018 dan promosi ke Liga 1 musim ini. 

PSS kini juga menjadi klub promosi yang mampu bersaing di Liga 1 dengan mengoleksi sembilan poin dari enam laga. Capaian itu tentu lebih baik dari dua tim promosi lainnya, yaitu Kalteng Putra dan Semen Padang, yang terseok-seok di papan bawah. 

“Saya sangat dekat dengan Seto. Belakangan, saya dekat dengan karena AFC Pro. Sebenarnya, kami semua (peserta AFC Pro) dekat satu sama lain karena kekompakan kami,” ucap Djanur. 

“Tapi, saya dengan Seto sering juga berdiskusi dan bertukar pikiran. Dia pelatih muda yang punya semangat,” ungkapnya.

Berita Terkait