Bulutangkis SEA Games 2019: Fajar/ Rian Tersingkir, Indonesia Andalkan Wahyu / Ade

oleh Wiwig Prayugi diperbarui 07 Des 2019, 19:03 WIB
Wahyu Nayaka Arya Pangkaryanira / Ade Yusuf Santoso menjadi penentu kemenangan Indonesia atas Malaysia pada final bulutangkis beregu SEA Games 2019. (Bola.com/Muhammad Iqbal Ichsan)

Bola.com, Manila - Dua ganda putra Indonesia, mengalami nasib berbeda di nomor bulutangkis perorangan SEA Games 2019.

Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto harus mengubur harapannya untuk bisa membawa pulang medali setelah kalah dari Bodin Isara/Maneepong Jongjit (Thailand), 16-21, 21-23.

Advertisement

“Pastinya sangat kecewa. Kami mohon maaf karena tidak bisa menyumbang medali. Mereka hari ini bermain lebih tenang dan bisa mengontrol bola. Sementara kami banyak angkat bola, jadi terus ketekan lawan,” ungkap Rian.

Fajar/Rian dan Isara/Jongjit sebenarnya baru saja bertemu di pertandingan beregu SEA Games 2019. Saat itu Fajar/Rian menang 22-20, 19-21, 21-17.

Sayang kali ini, mereka harus kalah dalam dua game langsung. Isara/Jongjit kali ini dinilai Fajar/Rian tampil lebih tenang. Sebaliknya, mereka banyak terburu-buru dan kerap melakukan kesalahan sendiri.

“Mereka hari ini bermain bagus, kami banyak melakukan kesalahan sendiri dan ketekan terus,” kata Fajar.

Sementara itu, Wahyu Nayaka Pankaryanira/Ade Yusuf Santoso membuka harapan bagi Indonesia untuk merebut medali setelah lolos ke semifinal mengalahkan ganda Thailand, Kittisak Namdash/Nitiphon Puangphuapet dua gim langsung, 21-16 dan 21-18.

Wahyu/Ade juga menjadi penentu kemenangan Indonesia atas Malaysia pada nomor beregu SEA Games 2019.

 

2 dari 3 halaman

Catatan Buruk Fajar/Rian

Ganda putra Indonesia, Fajar Rian / Muhammad Rian, mengembalikan kok saat melawan Aaron Chia / Soh Wooi Yik pada final beregu SEA Games 2019 di Multinlupa Sport Center, Rabu (4/12). Fajar / Rian kalah 17-21 dan 13-21. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Tersingkir di perempat final, Fajar/Rian melanjutkan catatan buruk di SEA Games 2019. Sebelumnya, mereka gagal menyumbangkan poin untuk nomor beregu saat laga final kontra Malaysia.

Kembali pada laga perorangan, Fajar mengakui banyak kehilangan fokus karena terburu-buru dan faktor angin.

“Mereka bermain lebih tenang. Angin di sini kencang, tapi mereka bisa bermain lebih tenang dibanding kami. Kami kalah di situ. Kami banyak buru-buru mematikan bola. Padahal bolanya gerak-gerak nggak beraturan,” tambah Fajar lagi.

“Kami sebenarnya ingin fokus di nomor perorangan ini dan tidak mengulangi kesalahan. Jadi benar-benar kecewa dengan hasil ini,” ujar Fajar.

3 dari 3 halaman

Berita Terkait