Alasan Pelatih Vietnam Tolak Menerima Medali Emas SEA Games 2019

oleh Aning Jati diperbarui 13 Des 2019, 22:40 WIB
Wasit Majed Al-Shamrani mengusir pelatih Vietnam, Park Hang-seo, saat final SEA Games 2019 melawan Timnas Indonesia U-22 di Stadion Rizal Memorial, Manila (10/12/2019). (Bola.com/M. Iqbal Ichsan)

Bola.com, Hanoi - Keberhasilan Vietnam memenangi medali emas dari cabang olahraga sepak bola putra di SEA Games 2019 masih menyisakan cerita. Kali ini berkaitan dengan sang pelatih, Park Hang-seo.

Seperti diketahui, pelatih asal Korea Selatan itu mendapat kartu merah dari wasit saat pertengahan babak kedua. Asisten pelatih Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2002 itu dianggap melayangkan protes berlebihan akibat kecewa dengan kinerja pengadil.

Advertisement

Kartu merah itu sempat jadi perbincangan hangat. Reaksi sang pelatih setelah diusir wasit asal Arab Saudi itu juga ramai dibahas. Apalagi, itu jadi sejarah baru, yakni sepanjang final di SEA Games, ada pelatih yang dikartu merah oleh wasit. 

Namun, bukan itu yang belakangan ini diperbincangkan, melainkan penolakan Park Hang-seo menerima medali emas SEA Games 2019.

Cerita berawal saat pelatih berusia 60 tahun itu tak terlihat di antara tim Vietnam dalam prosesi pengalungan medali emas untuk pemenang setelah partai final kontra Timnas Indonesia U-22 di Stadion Rizal Memorial, Manila (10/12/2019).

Park Hang-seo baru terlihat kembali setelah prosesi itu selesai. Ketika itu beberapa ofisial tim berupaya memberikan medali emas SEA Games 2019 dengan mengalungkan kepingan medali tersebut ke Park. Hanya, Park menolak mendapat kalungan medali emas.

Ia menolak menerima medali emas SEA Games 2019 yang dicapai dengan jerih payah tersebut.

Thoi Dai menulis, ada alasan istimewa di balik penolakan itu. Hal tersebut terkait jumlah kepingan medali emas yang disiapkan panpel SEA Games 2019 (PHISGOC) hanya berjumlah 25 saja. Semestinya, itu mencukupi jika mengacu kuota pemain setiap tim hanya 20 orang. 

Namun, di tim Vietnam ada total 30, termasuk tim pelatih dan ofisial, sehingga jumlah medali emas itu tak mencukupi.

2 dari 2 halaman

Ada yang Lebih Membutuhkan

Para pemain Vietnam U-22 merayakan kemenangan atas Timnas Indonesia U-22 pada laga final SEA Games 2019 di Stadion Rizal Memorial, Manila, Selasa (10/12). Indonesia kalah 0-3 dari Vietnam. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Park Hang-seo yang memahami betapa emosionalnya raihan prestasi juara di SEA Games, yang sudah dinanti Vietnam selama 60 tahun lamanya, "mengalah" alias merelakan medali emas itu untuk yang lain dalam tim Vietnam.

Ia menyadari ada yang lain, yang lebih menginginkan kepingan medali emas itu bersejarah itu untuk dijadikan kenang-kenangan.

Sikap rendah hati yang diperlihatkan Park Hang-seo ini makin membuat Vietnam kesengsem berat padanya. Belum lagi, sejak kedatangannya dua tahun lalu, ia sudah memberikan berbagai gelar serta capaian bergengsi bersama Timnas Vietnam senior dan level U-22/U-23.

Kini, pencinta sepak bola Vietnam menanti kembali tangan dingin Park Hang-seo untuk membawa Timnas Vietnam U-23 ke Olimpiade 2020 dengan finis tiga besar di Piala AFC U-23 2020.

Sumber: Thoi Dai