Flashback: 23 Oktober 2011 di Sepang, Ketika MotoGP Kehilangan Salah Satu Pembalap Berbakat

oleh Hendry Wibowo diperbarui 16 Feb 2020, 05:45 WIB
Marco Simoncelli_(AFP/Vincenzo Pinto)

Bola.com, Jakarta Lomba putaran 17 MotoGP 2011 di Sirkuit Sepang, Malaysia, 23 Oktober. Kala itu, lomba ini seperti akan berjalan layaknya lomba MotoGP lainnya.

Tidak ada hujan. Start berlangsung dalam kondisi cuaca baik. Namun siapa sangka, GP Malaysia 2011 jadi salah satu lomba yang dikenang dengan memori negatif pada sejarah Kejuaraan Dunia Balap Motor.

Advertisement

Ya, usai lomba di Sepang ini, dunia motorsport kehilangan seorang pembalap bertalenta dan masih muda usia. Sosok tersebut adalah Marco Simoncelli.

Pada usia 24 tahun, Simoncelli meregang nyawa usai mengalami kecelakaan di lap kedua. Motornya kehilangan traksi ketika melahap Tikungan 11.

Tubuhnya harus menyentuh aspal. Nahas tubuh bagian bawahnya terlindas Colin Edwards yang memang tidak bisa menghindar. Nahasnya, sahabatnya, Valentino Rossi turut menghajar kepala pembalap asal Italia itu.

Lomba pun harus dihentikan. Tubuhnya dibawa ambulance ke pusat medis sirkuit. Kemudian pukul 16.56 waktu setempat, Simoncelli dinyatakan meninggal dunia karena mengalami trauma serius pada kepala, leher, dan dada.

Saksikan Video Pilihan Kami:

2 dari 2 halaman

Pembalap Berbakat, tapi Punya Gaya Balap Agresif

Mendiang Marco Simoncelli dan Valentino Rossi bersahabat (Foto: MotorLands.eu)

Sebelum kecelakaan nahas yang meregang nyawa itu terjadi, media, pengamat sampai para rivalnya menilai Marco Simoncelli merupakan pembalap potensial yang memiliki kemampuan untuk merasakan gelar juara dunia MotoGP.

Bakat pembalap asal Italia ini memang tidak perlu diragukan lagi. Di kelas 125 cc, ia pernah menempati posisi lima klasemen. Kemudian tahun 2008 jadi puncak kariernya ketika memastikan diri merasakan titel juara dunia kelas 250 cc.

Satu tahun berikutnya, masih di kelas 250 cc, ia kembali menunjukkan taji lewat enam kemenangan, sepuluh podium, dan tiga pole position untuk mengakhiri kompetisi di urutan tiga.

Namun terlepas dari talenta luar biasa, Simoncelli dikenal memiliki gaya balap agresif. Karena aksinya yang kadang terlalu berisiko, ia pernah mematahkan tulang Dani Pedrosa ketika berlomba di Sirkuit Le Mans, Prancis tahun 2011.

Salah satu efek dari gaya balap agresif ini, ia juga sangat sering terjatuh. Dia bahkan pernah meretakkan helm karena kecelakaan pada sesi tes pra-musim di Sirkuit Sepang jelang MotoGP 2010.

Pada musim di mana ia meninggal dunia, Simoncelli gagal finis sebanyak empat kali dan pernah dua lomba berturut-turut (di Spanyol dan Portugal), ia tidak melihat garis finis.