Sejarah Piala Indonesia, Catatan Manis Arema dan Sriwijaya FC

oleh Ario YosiaBenediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 14 Apr 2020, 08:45 WIB
Arema dan Sriwijaya FC. (Bola.com/Dody Iryawan)

Bola.com, Jakarta - Selain kompetisi liga yang bergulir setiap musimnya, ada kompetisi lain yang juga digelar di Tanah Air dengan tajuk Piala Indonesia. Sempat vakum cukup lama, Piala Indonesia kembali digelar pada 2018 yang penyelenggaraannya berakhir pada 2019. Dalam sejarahnya, kompetisi yang mempertemukan peserta kasta terendah hingga kasta tertinggi sepak bola Indonesia ini dominan dikuasai Sriwijaya FC dan Arema.

Pertama kali turnamen ini digelar pada 2005, di mana saat itu dikenal sebagai Copa Indonesia atau Copa Dji Sam Soe karena alasan sponsor. Dalam edisi pertamanya, Piala Indonesia 2005 melibatkan 92 tim yang terdiri dari 36 klub Divisi Utama, 40 klub Divisi Satu, dan 16 klub Divisi Dua.

Advertisement

Sempat rutin digelar setiap tahun selama enam edisi, Piala Indonesia kemudian vakum cukup lama sejak terakhir dihelat musim 2012. Alasan kenapa Piala Indonesia tak berjalan mulus pelaksanaannya karena faktor pendanaan.

Klub-klub Indonesia tidak kuat secara finansial mengarungi dua event dalam satu musim. Saat disponsori Dji Sam Soe, klub-klub mendapat santunan match fee untuk membantu operasional mereka. Begitu sponsor memutus kerja sama dengan PSSI, turnamen ikutan mogok karena klub angkat bendera putih tidak punya bujet ekstra bermain di Piala Indonesia.

Mengingat kompetisi tersebut melibatkan banyak klub, maka perhelatan Piala Indonesia digelar dalam interval waktu yang panjang. Otomatis klub harus merogoh kocek ekstra buat menambah durasi kontrak para pemainnya serta biaya operasional lain, mulai dari transportasi atau akomodasi saat bertanding.

Angin segar muncul pada 2018 lalu. Kepengurusan PSSI di bawah kepemimpinan Edy Rahmayadi, memutuskan kembali memutar Piala Indonesia. Tujuan utamanya untuk menambah jam terbang bertanding klub-klub multidivisi. Total 128 klub terlibat jadi peserta.

Sayangnya, karena perencanaan kurang matang Piala Indonesia berjalan tertatih-tatih. Agenda politik nasional serta persoalan organisasi yang mendera PSSI membuat turnamen satu ini baru mencapai final pada Juli 2019 ini. Lucunya pentas kompetisi musim 2018 sudah tuntas sebelum pergantian tahun.

Duel puncak Piala Indonesia 2018 mempertemukan Persija Jakarta melawan PSM Makassar. Tim berjulukan Juku Eja berhasil menjadi juara dengan agregat 2-1 dalam dua leg pertandingan.

 

Video

2 dari 3 halaman

Kontroversi Dua Laga Final

Sejarah mencatat gelar juara Piala Indonesia didominasi oleh dua klub, yaitu Sriwijaya FC yang meraih tiga trofi dan Arema FC yang meraih dua trofi.

Sriwijaya FC hattrick gelar tiga musim beruntun pada musim 2007-2008, dan 208-2009, dan 2010. Kontroversi sempat terjadi pada final Piala Indonesia 2009 di Stadion Jakabaring, Palembang.

Akibatnya, pada menit 60, Persipura menyatakan walk out (WO) saat pertandingan masih berjalan dengan skor 1-0 untuk Sriwijaya FC.

Pemain-pemain Tim Mutiara Hitam protes terhadap kinerja wasit, Purwanto. Gol Sriwijaya FC lewat titik putih terasa kontroversial, karena handball bek Persipura, Bio Pauline, masih bisa diperdebatkan.

Persipura menolak melanjutkan laga walau sudah coba dibujuk langsung oleh Ketua Umum PSSI saat itu, Nurdin Halid. Namun, Boaz Solossa dkk. bergeming. Mereka akhirnya dinyatakan kalah WO 0-4.

Patut dicatat era kejayaan Sriwijaya FC juara tiga kali saat mereka dilatih Rahmad Darmawan.

Sementara itu, Arema jadi juara edisi Piala Indonesia perdana dengan mengalahkan Persija Jakarta 4-3 lewat perpanjangan waktu di laga final yang dihelat di SUGBK. Pertandingan ini juga sempat mencuat kontroversi.

Pelatih Arema saat itu, Benny Dollo, sempat menginstruksikan anak asuhnya mogok bertanding karena marah dengan kartu merah yang dilayangkan wasit, Jajat Sudrajat, ke Alexander Pulalo imbas tekel kerasnya ke Ortizan Solossa. Beruntung laga kembali dilanjutkan. Firman Utina jadi bintang laga lewat hattrick yang dicetaknya. Satu di antaranya dicetak dalam perpanjangan waktu saat skor 3-3.

Pada tahun selanjutnya Arema mengulangi cerita suksesnya menjadi kampiun Piala Indonesia. Kali ini Tim Singo Edan menang 2-0 atas Persipura di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo.

 

3 dari 3 halaman

Distribusi Gelar Piala Indonesia

Piala Indonesia Logo (Bola.com/Adreanus Titus)

2005 Arema Malang. Final: Vs Persija 4-3 (perpanjangan waktu)

2006 Arema Malang. Final: Vs Persipura Jayapura 2-0

2007-2008 Sriwijaya FC. Final: Vs Persipura Jayapura 4-1 (adu penalti)

2008–2009 Sriwijaya FC. Final: Vs Persipura Jayapura 4-0  (Walk Out)

2010 Sriwijaya FC. Final: Vs Arema 2-1

2012 Persibo Bojonegoro. Final: Vs Semen Padang 1-0 

2018 PSM Makassar. Final: vs Persija Jakarta 2-1 (agregat)

Daftar Pencetak Gol Terbanyak Piala Indonesia

2005: Javier Roca (Persegi Gianyar) 11 gol

2006: Emaleu Serge (Arema Malang) 9 gol

2007-2008: Albeto Goncalves da Costa (Persipura Jayapura) 6 gol

2008-2009: Samsul Arif (Persibo Bojonegoro) dan Pablo Frances (Persijap Jepara) 8 gol

2010: Cristian Gonzalez (Persib Bandung) 10 gol

2012: Javier Roca (Persis Solo) 5 gol 

2018: Amido Balde (Persebaya Surabaya), Zulham Zamrun (PSM Makassar) 10 gol

Daftar Pemain Terbaik Piala Indonesia

2005: Firman Utina (Arema Malang)

2006: Aris Budi Prasetyo (Arema Malang)

2007-2008: Bambang Pamungkas (Persija Jakarta)

2008-2009: Anoure Obiora (Sriwijaya FC)

2010: Keith Kayamba Gumbs (Sriwijaya FC)

2012: Diam Irawan (Persibo Bojonegoro)

2018: Zulham Zamrun (PSM Makassar)

Berita Terkait