Clarence Seedorf Kenang Final Liga Champions 2005 dan 2007 Bersama AC Milan

oleh Rizki Hidayat diperbarui 15 Apr 2020, 06:00 WIB
Gelandang AC Milan, Clarence Seedorf merayakan gol dalam pertandingan Serie A AC Milan vs Cagliari di San Siro, Milan, pada 22 Februari 2009. AFP PHOTO/GIUSEPPE CACACE

Bola.com, Jakarta - Clarence Seedorf merupakan satu di antara legenda hidup AC Milan. Mantan gelandang Timnas Belanda itu memiliki berbagai kenangan bersama Milan, temasuk final Liga Champions 2005 dan 2007.

Pada partai puncak Liga Champions 2005, AC Milan bersua Liverpool di Ataturk Olympic Stadium, Istanbul. I Rossoneri tampil digdaya karena mampu unggul 3-0 atas The Reds pada paruh pertama.

Advertisement

Akan tetapi, memasuki paruh kedua, Milan mulai lengah. Liverpool secara mengejutkan mampu mencetak tiga gol dan membuat skor menjadi imbang 3-3.

Kedudukan sama kuat bertahan hingga babak tambahan berakhir. Alhasil, penentuan pemenang harus dilakukan lewat adu penalti. AC Milan akhirnya kalah 2-3 dari Liverpool lewat pertarungan dramatis dan menegangkan.

Namun dua tahun berselang, AC Milan menuntaskan dendam atas Liverpool. Bersua The Reds pada laga final Liga Champions 2007 di Olympic Stadium in Athens, Milan meraih kemenangan 2-1.

"Ini soal hari itu, siapa yang mendapatkan momen dan siapa yang lebih beruntung. Saya kira kami bermain lebih baik pada final 2005 daripada laga final 2007, tetapi kami kalah," ungkap Seedorf.

"Saya kira pada 2007 itu Liverpool bermain sedikit lebih baik dari kami, tetapi kami tampil solid dan kami memaksimalkan kesempatan untuk menjadi juara."

"Bermain pada laga final selalu rumit. Itu soal mengurangi kesalahan dan memaksimalkan kesempatan," tutur Seedorf yang merasakan 10 titel juara bersama AC Milan.

Saksikan video menarik di bawah ini:

2 dari 3 halaman

Banyak Belajar

Luis Garcia (kanan) gelandang serang Liverpool merayakan gol ketiga yang dicetak Xabi Alonso saat melawan AC Milan di final Liga Champions 2005 di Istanbul Turki. (AP/Thomas Kienzle)

Lebih lanjut, Seedorf yakin kegagalan pada 2005 telah membuat AC Milan belajar. Mereka tahu apa yang perlu dilakukan untuk benar-benar menjadi juara.

"Ketika Anda sudah pernah mencapai final, Anda tahu lebih baik apa yang perlu dilakukan. Saya kira pada pertandingan kedua kami lebih solid, lebih mencari momen untuk membuat perbedaan," sambung Seedorf.

"Pada laga pertama melawan Liverpool tahun 2005, kami menyerang penuh, menciptakan banyak peluang dan terus maju. Pada akhirnya kami kalah, meski kami menciptakan begitu banyak peluang dan mencetak banyak gol," tambahnya.

3 dari 3 halaman

Perbaiki Pertahanan

Filippo Inzaghi membobol gawang Pepe Reina pada laga final Liga Champions 2007.

Pelajaran mahal itulah yang membuat Milan mengubah pendekatan pada 2007. Mereka tidak benar-benar ofensif, tetapi tahu bisa mencetak gol pada momen yang tepat. Milan hanya mencoba bertahan lebih baik.

"Mungkin secara tidak sadar kami berpikir: 'kami tidak akan menerapkan pendekatan yang sama'," lanjut Seedorf.

"Pada 2007, kami sedikit lebih konservatif, tetapi kami tahu bisa mencetak banyak gol dan momen itu akan tiba. Kami hanya memastikan kami tidak mudah kebobolan," tandasnya.

Sumber: 90min

Disadur dari: Bola.net (Penulis: Richard Andreas/Published: 14/04/2020)

Berita Terkait