Kehadiran Inter Milan ke Indonesia Tahun 2012 di Tengah Kisruh PSSI

oleh Gregah Nurikhsani diperbarui 17 Apr 2020, 07:15 WIB
Logo Inter Milan - Saat ke Indonesia (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Inter Milan pernah mengunjungi Indonesia untuk melakoni dua pertandingan pada Mei 2012. Kedatangan klub Serie A Italia itu bersamaan dengan konflik di PSSI yang tengah kusut karena dualisme kepemimpinan.

Sebenarnya PSSI berencana untuk mendatangkan PSV Eindhoven. Namun, pada Desember 2011, raksasa Eredivisie Belanda itu menolak berkunjung. Alasannya, karena ada kisruh PSSI.

Advertisement

"Kami menganggap tidak ada tim yang kredible saat melawan PSV karena pemain-pemain top Indonesia tidak bisa tampil. Krisis yang terjadi di PSSI juga menjadi pertimbangan kami kami," demikian pernyataan siaran pers Saujana Media selaku promotor yang mendatangkan PSV Eindhoven.

Kala itu, PSSI tidak bisa memenuhi kontrak atau kesepakatan dengan PSV yang meminta Indonesia menurunkan skuat terbaik atau yang diakui secara organisasi. Masalahnya, ada polemik di kubu PSSI.

Kisruh internal menyebabkan pemain top Indonesia dilarang tampil pada laga yang sedianya digelar pada 9 dan 12 Januari 2012. Kepastian dibatalkannya dua laga itu diumumkan pada 23 Desember 2011.

Ketua PSSI saat itu, Djohar Arifin Husin menegaskan, melarang pemain yang berlaga di Indonesia Super League (ISL) memperkuat Indonesia di ajang internasional.

PSSI menilai, ISL merupakan kompetisi ilegal. Djohar Arifin mengacu pada Statuta FIFA pasal 79 dan surat FIFA dan AFC yang dialamatkan kepada PSSI. Ironisnya, sekitar 90 persen pemain top berlabel timnas seperti Cristian Gonzales, Bambang Pamungkas, hingga Titus Bonai bermain di ISL.

 

 

Video

2 dari 3 halaman

Takut Rugi

Logo PSSI. (Bola.com/Dody Iryawan)

Soujana Media sebenarnya bisa saja meyakinkan PSV untuk tetap terbang ke Indonesia. Soal siapa-siapa pemain Indonesia yang bermain, toh PSV belum tentu tau apakah mereka berlabel timnas atau tidak.

Namun di sisi lain, Soujana Media juga takut merugi. Jika pada akhirnya PSSI tetap menurunkan tim ala kadarnya, ditakutkan laga tersebut tidak menyedot animo penonton yang berimbas pada kerugian finansial.

Selain itu, Soujana Media juga pesimistis bisa mendapatkan sponsor karena alasan tersebut. Lagipula, PSSI dan sepak bola Indonesia tengah kehilangan pamor akibat krisis internal.

"Bila kami tetap melanjutkan menggelar pertandingan ini, itu akan berisiko dari sisi keuangan dan kami tidak mau menderita kerugian besar. Kami tidak terlalu yakin penjualan tiket akan bisa menutupi biaya mendatangkan PSV ke Jakarta," tutur pihak Soujana Media.

"Kami menyampaikan permintaan maaf kepada puluhan ribu fans Indonesia yang ingin menyaksikan pemain kelas atas dunia di pergantian tahun."

Pada awal Januari 2012, di tengah kekecewaan mendalam publik sepak bola Indonesia, Sekjen PSSI Tri Goestoro memastikan bahwa pihaknya akan terus berupaya mendatangkan klub luar negeri ke Tanah Air.

"Memang, kita sayangkan tidak jadi datangnya PSV Eindhoven. Tapi, kita pastikan, masih ada sejumlah klub besar lain yang saat ini berencana untuk datang. Di antaranya adalah Inter Milan. Juga, ada Boca Juniors."

Upaya ini terkesan dipaksakan karena banyak pihak menilai lebih baik internal PSSI dibenahi dulu ketimbang ngoyo menerbangkan tim dari luar. Di sisi lain, Kemenpora dan PSSI malah saling sikut-sikutan yang berujung pada perpecahan.

 

3 dari 3 halaman

Laga Persahabatan yang Hambar

Nilmaizar merayakan gol yang dicetak oleh Patrich Wanggai. (Dok. Bola.net/Egi Paksha)

Pada akhir Januari 2012, PSSI 'menebus dosa' dengan mengonfirmasi kedatangan Inter Milan ke Indonesia. Konsepnya serupa dengan PSV, yakni tanding dua kali dengan 'dua timnas', yakni Timnas Indonesia dan Liga Selection.

Djohar Arifin Husin awalnya tetap pada pendirian semula, yakni melarang pemain dari ISL untuk ikut bertanding pada laga tersebut. Ada pun Liga Selection merupakan gabungan pemain yang berlaga di pentas IPL.

"Timnas Indonesia nanti merupakan gabungan dari Timnas U-23 dan senior. Untuk Timnas akan dilatih Aji Santoso, yang sudah mempersiapkan diri untuk Pra Piala Dunia melawan Bahrain. Untuk pelatih tim IPL Selection, nanti akan ditentukan. Saat ini sudah ada daftar nama yang akan dipanggil," kata Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, dalam konferensi pers di Hotel Mulia, Senin 30 Januari 2012.

Ernesto Paolillo, Chief Executive Officer FC Inter, datang ke kantor PSSI, di Senayan, Jakarta, Senin (30/1/2012), untuk bertemu dengan Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, dalam rangka kedatangan Inter Milan.

Pertemuan tertutup digelar selama setengah jam. Djohar Arifin didampingi oleh Wakil Ketua Umum PSSI Farid Rahman, Ketua Bidang Kompetisi PSSI Sihar Sitorus, Ketua Koordinator Timnas Bob Hippy, dan Wakil Sekjen PSSI Tondo Widodo.

"Mereka bukan hanya bermain tapi juga akan membuka akademi di sini. Kita sambut baik rencana mereka," ujar Djohar kepada wartawan dalam konferensi pers di kantor PSSI, Senin (30/1/2012).

Promotor kedatangan Inter ke Indonesia saat itu yang juga merupakan Pemimpin Umum TopSkor, Entong Nursanto, mengatakan, I Nerazzurri juga meminta hal yang serupa kepada PSSI, yakni kewajiban PSSI untuk mengikuti aturan FIFA.

"Makanya, saya susah bicara mengenai keadaan di Maret nanti (jika Indonesia terkena sanksi FIFA), tapi yang pasti, Inter memberi syarat bahwa pertandingan nanti harus sesuai dengan organisasi yang diakui FIFA," kata Entong kepada wartawan di Hotel Mulia, Selasa (31/1/2012).

"Terpaksa dikatakan bahwa para pemain yang tidak diakui FIFA tidak bisa terlibat dalam laga itu. Memang, saya juga pernah membicarakan kemungkinan pada Maret itu. Tapi, ini adalah peluang besar bagi Indonesia. Salah satu klub top Eropa, bahkan dunia akan ke Indonesia," lanjutnya.

Pada akhirnya, Inter Milan menghadapi tim yang dinamai Indonesia Selection pada laga pertama yang digelar 24 Mei 2012. Tak ada nama Cristian Gonzales, Ponaryo Astaman, Hamka Hamzah, atau Egi Melgiansyah.

Pelatih Aji Santoso lantas memainkan Aji Saka di posisi penjaga gawang, ditemani David Pagbe, Otavio Dutra, dan Diego Michiels. Andik Vermansyah dan Kurniawan menjadi nama beken di lini depan, ditemani Edward Wilson, striker asing. Hasil akhir 3-0 untuk kemenangan Inter mewarnai papan skor.

Dua hari berselang, giliran Timnas Indonesia Selection yang ganti menjajal kekuatan Inter. Pada laga kali ini, banyak hal menarik.

Digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Timnas Indonesia seperti bermain di kandang lawan. Jika biasanya warna merah dan putih yang mewarnai laga timnas di kandang, pada hari itu justru lebih didominasi warna biru-hitam.

Bahkan, ribuan pendukung Inter yang memadati SUGBK menyoraki perwakilan PSSI yang hadir. Sebaliknya, ketika pembawa acara membacakan susunan pemain kedua tim, justru tepuk tangan riuh yang terdengar.

Tak cuma itu saja, banyak pedagang yang banting harga karena sepinya animo masyarakat menyaksikan laga persahabatan antara Inter Milan kontra Indonesia, terutama pada laga kedua yang digelar 26 Mei 2012.

Inter kembali meraih kemenangan, kali ini dengan skor 4-2. Philippe Coutinho yang saat itu masih belia menjadi bintang dengan dua golnya.