Perang Irak dan Cerita Sedih Brwa Nouri Jadi Imigran di Negara Sendiri

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 01 Mei 2020, 19:30 WIB
Gelandang Bali United, Brwa Nouri, berusaha melewati gelandang Bhayangkara FC, Reksa Maulana, pada laga Piala Presiden 2019 di Stadion Patriot, Bekasi, Kamis (14/3). Bhayangkara menang 4-1 atas Bali. (Bola.com/Yoppy Renato)

Bola.com, Kuta - Gelandang Bali United, Brwa Nouri, sempat tidak mendapatkan penerimaan ketika membela Timnas Irak. Hal itu terjadi karena masyarakat menganggap Brwa Nouri adalah imigran dari etnis kurdi.

Cerita bermula ketika Irak dilanda perang pada 1980-an. Situasi tak kondusif itulah yang membuat orang tua Brwa Nouri mengungsi ke Iran. Di negara inilah Brwa Nouri lahir pada 23 Januari 1987.

Advertisement

"Pada masa pemerintahan Saddam Husein dia menghancurkan kota saya beserta masyarakatnya sehingga kami harus mengungsi. Kami kemudian pindah ke Iran dan saya lahir di situ," kata Brwa Nouri kepada akun Youtube Bali United.

Setelah Brwa Nouri lahir, orang tuanya kemudian berpindah-pindah ke beberapa negara, mulai Suriah, Yordania, Yunani, Turki, dan Swedia. Di negara terakhir itulah keluarga Brwa Nouri menetap.

"Saya sangat bersyukur dapat tumbuh di Swedia. Negara yang bagus dan untuk mendapatkan kesempatan yang banyak orang tak dapatkan," ujar Brwa Nouri.

Brwa Nouri kemudian memulai bakat sepak bolanya dengan bergabung bersama akademi AIK Fotbolll. Setelah itu, Brwa Nouri berkarier di Swedia dan sempat membela AIK Fotboll, Atvidabergs FF, Vasby United, Grondals,dan Dalkurds.

Mau ikuti challenge 5 tahun Bola.com dengan hadiah menarik? Klik Tautan ini.

Video

2 dari 3 halaman

Menembus Timnas Swedia

Gelandang Bali United, Brwa Nouri, memutuskan pensiun setelah tak masuk skuat Timnas Irak untuk Piala Asia 2019. (Instragram/@brwanouri)

Brwa Nouri berhasil menembus Timnas Swedia U-17 dan U-19. Penampilan apik Brwa Nouri bersama Dalkurd membuat Ostersund tertarik.

Pemain berusia 33 tahun itu kemudian hengkang pada 2014. Brwa Nouri berhasil melanjutkan penampilan apiknya sehingga terendus oleh Asosiasi Sepak Bola Irak (IFA). Pada 2016, Brwa Nouri akhirnya dipanggil pulang untuk membela Timnas Irak.

"Ketika saya kembali ke Kurdistan di Irak, mereka menganggap saya sebagai imigran. Ketika saya di Swedia, mereka juga melihat saya sebagai imigran. Jadi, ketika saya pertama kali di panggil Timnas Irak, semuanya terasa berbeda," kenang Brwa Nouri.

"Saya memiliki bahasa yang berbeda dari mereka karena menggunakan bahasa Kurdi. Kemudian mereka tidak terlalu bisa berbahasa Inggris. Ada sesuatu pada tatapan mereka yang tidak terlalu menyambut saya," ucap Brwa Nouri.

3 dari 3 halaman

Terbiasa dengan Perbedaan

Gelandang Bhayangkara FC, Rubens Raimundo, berusaha melewati gelandang Bali United, Brwa Nouri, pada laga Piala Presiden 2019 di Stadion Patriot, Bekasi, Kamis (14/3). Bhayangkara menang 4-1 atas Bali. (Bola.com/Yoppy Renato)

Perlahan tetapi pasti, Brwa Nouri mulai diterima di Timnas Irak. Namun, kariernya tak berlangsung lama karena rentang 2016-2018, Brwa Nouri hanya mendapatkan sembilan penampilan.

"Pelan-pelan mereka menerima saya. Kalau saya orang baik, kalau saya pemain bola yang bagus, dan akhirnya mereka menerima kehadiran saya. Namun, pada itu tetap awal yang tak mudah," ujar Brwa Nouri.

Meski demikian, Brwa Nouri mengaku tak masalah dengan adanya perbedaan. Brwa Nouri mengaku sudah terbiasa dengan perbedaan yang dirasakannya ketika menjadi imigran di Swedia.

"Saya sama sekali tak mempermasalahkan perbedaan. Namun, saya mengerti itu masalah buat mereka. Di Swedia juga banyak perbedaan karena adanya imigran dari Afrika dan Asia. Bahkan, ketika saya bersekolah dalam 1 kelas ada siswa dari 15 negara," ujar Brwa Nouri.

Sumber: Youtube Bali United

Berita Terkait