3 Alasan Scuderia Ferrari-Sebastian Vettel Sudah Seharusnya Berpisah Akhir F1 2020

oleh Hendry Wibowo diperbarui 11 Mei 2020, 04:15 WIB
Pembalap Ferrari, Sebastian Vettel (kanan) mengulurkan tangannya ke arah pembalap Mercedes, Lewis Hamilton usai memenangkan F1 GP di Sirkuit Silverstone, Inggris, Minggu (8/7). Vettel berhasil mengungguli Lewis Hamilton. (AP Photo/Luca Bruno)

Bola.com, Maranello - Scuderia Ferrari sedang gamang. Perpanjangan kontrak Charles Leclerc yang tidak dibarengi hal sama untuk Sebastian Vettel mengindikasikan satu hal jelas.

Ya, awalnya kontrak Leclerc dan Vettel sama-sama habis penghujung Formula 1 (F1) 2020. Namun Ferrari secara mengejutkan memberikan kontrak jangka panjang untuk Leclerc.

Advertisement

Kini ia terikat kontrak bersama Leclerc sampai F1 2024. Masalahnya kenapa Vettel yang lebih senior dan punya jam terbang tinggi tidak didahulukan untuk mendapat perpanjangan kontrak?

Jelas Ferrari sedang mempertimbangkan apakah ingin melanjutkan kerja sama bersama Vettel. Sebaliknya juara dunia F1 empat kali itu juga sedang berpikir keras apakah Ferrari masih jadi tim terbaik buatnya.

Pada artikel ini, Bola.com pun coba menganalisa 3 alasan Scuderia Ferrari-Sebastian Vettel sudah seharusnya berpisah akhir F1 2020.

Saksikan Video Pilihan Kami:

2 dari 4 halaman

1. Prestasi Sudah Mentok

Pembalap Ferrari Sebastian Vettel juara balapan Formula 1 (F1) GP Singapura di Sirkuit Marina Bay, Minggu (22/9/2019). (AFP/Roslan Rahman)

Vettel direkrut Ferrari dari Red Bull untuk mengakhiri puasa gelar juara dunia sejak era Kimi Raikkonen pada musim 2007. Maklum Vettel merasakan empat titel juara dunia bersama Red Bull.

Hanya saja sampai F1 2019 atau musim kelimanya bersama Ferrari, prestasi Vettel seakan mentok. Prestasi terbaiknya hanya runner-up pada musim 2017 dan 2018.

Tentu runner-up bukan indikator kesuksesan buat Ferrari. Mereka ingin mengakhiri dominasi Mercedes, tapi Vettel selalu gagal meraihnya.

3 dari 4 halaman

2. Sudah Punya Charles Leclerc

Pembalap Ferrari Sebastian Vettel bersama Charles Leclerc dan Max Verstappen dari Red Bull berpose di podium setelah memenangkan balapan Formula Satu (F1) Grand Prix Singapura di Sirkuit Jalan Marina Bay, Singapura (22/9/2019). (AP Photo/Vincent Thian)

Alasan kedua bakal membulatkan tekad tim Ferrari untuk mengakhiri kerja sama dengan Vettel. Ya, kini mereka sudah punya pembalap muda dan potensial di dalam diri Leclerc.

Musim lalu, jelas-jelas Leclerc sudah berhasil memecundangi Vettel yang notabene lebih banyak pengalaman. Dia meraih dua kemenangan atau lebih banyak satu podium pertama dari Vettel.

Untuk klasemen, Leclerc juga sukses finis posisi keempat atau satu setrip di atas Vettel. Jadi dengan modal mobil kompetitif dan semakin bertambah kematangan, Leclerc bisa jadi ancaman nyata untuk Lewis Hamilton dan Mercedes.

4 dari 4 halaman

3. Bukan DNA Ferrari Punya Pembalap Sama Kuat

Pembalap tim Ferrari, Sebastian Vettel (kanan) dan rekannya Kimi Raikkonen berbincang sebelum pemotretan jelang balapan pertama musim ini di GP F1 Australia di Melbourne, Australia, (25/3). (AP Photo / Rick Rycroft)

Jika melihat sejarah, Ferrari memang tidak pernah bersahabat jika mempunyai dua pembalap yang sama kuat. Strategi tim selalu sama: menyandingkan satu pembalap yang diusung jadi juara dunia dan satu pembalap pendukung.

Lihat contoh Michael Schumacher yang dipasangkan dengan rekan setim yang tak pernah bisa mengalahkannya di Ferrari: Eddie Irvine atau Rubbens Barrichello.

Lalu Fernando Alonso-Felipe Massa. Memang sempat ada duo Vettte-Kimi Raikkonen. Tapi Raikkonen kembali datang ke Ferrari saat performa puncaknya sudah berakhir.

Kesimpulannya duo Leclerc-Vettel tidak cocok. Sudah terbukti musim lalu keduanya sangat sering terlibat gesekan di trek.