Ketika Makan Konate Jadi Obat Patah Hati Djadjang Nurdjaman Usai Gagal Datangkan Gustavo Lopez ke Persib

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 04 Agu 2020, 18:00 WIB
Gustavo Lopez saat bermain untuk Arema melawan PSIS di PGK II, Jumat (23/2/2018). (Bola.com/Iwan Setiawan)

Bola.com, Jakarta - Gustavo Lopez pernah membuat Djadjang Nurdjaman kesengsem. Gelandang asal Argentina itu hampir merapat ke Persib Bandung pada 2014.

Kala itu, Djadjang masih memoles Persib Bandung dan tengah menyusun skuat juara untuk Indonesia Super League (ISL) 2014. Sebelum kompetisi dimulai, pria yang karib dipanggil Djanur ini menetapkan Gustavo sebagai buruan utama untuk posisi playmaker.

Advertisement

Namun, keinginan Djanur mendatangkan Gustavo punah. Pasalnya, mantan pemain Persela Lamongan itu dipertahankan oleh Arema FC untuk musim 2014.

Gustavo lepas, Djanur fokus mengamankan Djibril Coulibaly. Untuk mendatangkan penyerang asal Mali itu, Persib Bandung juga harus mengontrak Makan Konate. Sebab, keduanya diikat oleh agen dalam satu paket.

Pada ISL 2013, Djibril dan Konate bermain bareng di Barito Putera. Keduanya tampil mengesankan untuk membawa tim berjulukan Laskar Antasari itu mengakhiri musim di peringkat keenam.

"Kebetulan ketika itu, Persib Bandung mengincar Gustavo. Memang sulit karena dia sudah dipertahankan oleh Arema FC," imbuh Djanur dalam podcats Simamaung yang berjudul "Cerita Sang Juara".

Video

2 dari 2 halaman

Konate Obat Patah Hati Djanur

Makan Konate merayakan gol kedua Persib yang dicetaknya ke gawang Sriwijaya FC dalam Final Piala Presiden 2015 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (18/10/2015). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Untungnya, Konate dapat menjadi obat patah hati Djanur. Kontribusi dari pemain bernomor punggung sepuluh ini mengantar Persib Bandung ke tangga juara ISL 2014.

"Kami bersyukur juga mendapatkan Konate. Dia juga komplet. Semakin hari, kualitasnya semakin bagus," imbuh pelatih yang saat ini menangani Barito Putera tersebut.

"Attitude Konate juga bagus sekali. Sehingga, dia bisa langsung menyatu dengan tim. Semakin lama, Konate selalu menjadi penentu bagi tim," terangnya.