Cerita Dendy Sulistyawan, Bercita-cita Menjadi Pesepak Bola Hanya karena Ingin Melihat Stadion

oleh Abdi Satria diperbarui 13 Agu 2020, 13:45 WIB
Striker Bhayangkara FC, Dendy Sulistyawan, berhasil mencetak gol perdananya di Liga 1 2019 saat bertandang ke markas Madura United dalam laga pekan ke-29 Shopee Liga 1 2019, Jumat (22/11/2019). Bhayangkara FC bahkan menang 2-1 dalam laga itu. (Bola.com/Aditya Wany)

Bola.com, Makassar - Dendy Sulistyawan merupakan satu dari beberapa striker lokal berkualitas yang beredar di kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Sejak berkarier sebagai pemain profesional pada 2016, Dendy sudah tampil dalam 98 pertandingan bersama dua klub, yaitu Persela Lamongan dan Bhayangkara FC.

Pemain kelahiran 12 Oktober 1996 itu pun pernah mendapatkan panggilan untuk menjalani pemusatan latihan Timnas Indonesia ketika akan berkiprah di Piala AFF 2016. Namun, ternyata Dendy Sulistyawan tidak pernah menyangka dirinya bisa menjadi seorang pesepak bola profesional yang berkiprah di kasta tertinggi sepak bola Tanah Air.

Advertisement

Dalam youtube Jigrang Channel, Dendy bercerita mengenai masa kecilnya. Ia mengaku bermain sepak bola sejak kecil, tapi dengan fasilitas yang kurang memadai. Belum lagi kedua orang tuanya ingin Dendy fokus terhadap pendidikan dan kemudian bekerja.

"Masa kecil saya habiskan dengan bermain sepak bola ala kadarnya di lapangan kampung yang sangat tidak layak," ujar Dendy yang lahir dan besar di Dusun Sawen, Kecamatan Ngimbang, yang lokasinya cukup jauh dari pusat Kota Lamongan.

"Kebetulan kakak saya sudah bekerja di sebuah pabrik dengan gaji bulanan yang rutin. Saya pun disekolahkan di SMK jurusan mesin. Orang tua berharap saya bisa bekerja setelah lulus SMK," kenang Dendy.

Beruntung ada satu tekad kuat dalam diri Dendy yang membuatnya tak bisa jauh dari sepak bola. "Karena setiap hari bermain di lapangan jelek, saya pun bertekad suatu saat ingin merasakan bermain di stadion, seperti Surajaya," kata Dendy.

Ia pun diam-diam mengasah kemampuannya dengan berlatih di klub Fortuna Ngimbang. Tak hanya itu, ia juga berlatih sendiri untuk meningkatkan stamina dan fisiknya dengan berlatih mandiri.

Setelah salat Subuh, Dendy menyempatkan diri jogging di sekitar rumahnya. Sepulang sekolah dan makan, Dendy kembali berlari sebelum minta izin ke rumah teman. Padahal di sepedanya sudah ada peralatan latihan yang dipakainya berlatih di Fortuna.

"Lama-lama akhirnya ketahuan juga. Orang tua sempat melarang, tapi akhirnya dibiarkan karena apa yang saya lakukan positif," kisahnya.

Selepas SMK, Dendy kian serius menekuni sepak bola untuk menggapai impiannya bermain di lapangan stadion yang layak. "Saya kadang ikut turnamen antarkampung di Jombang dan Surabaya. Dari sejumlah turnamen itu, kemampuan saya makin terasah. Sehingga pada satu momen saya ikut seleksi di Persela dan lolos," kenang Dendy Sulistyawan.

Video

2 dari 3 halaman

Kenangan Pahit di Timnas Indonesia

Striker Bhayangkara FC, Dendy Sulistyawan, saat akan pulang usai mengikuti seleksi Timnas Indonesia U-22 ketika berada di Hotel Yasmin, Banten, Kamis (9/3/2017)(Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Musim pertama Dendy Sulistyawan bersama Persela Lumayan lumayan bagus. Ia langsung jadi bintang dengan bermain dalam 32 pertandingan plus mengoleksi 7 tujuh gol. Namanya pun masuk dalam daftar panggil Timnas Indonesia asuhan Alfred Riedl yang bersiap menuju Piala AFF 2016.

Sayang, setelah mengikuti pemusatan latihan Timnas Indonesia, Dendy dicoret. Ia pun tak terlalu kecewa karena usianya saat itu masih 20 tahun.

Tak berapa lama harapan berkostum Timnas Indonesia tiba-tiba terkuak. Kebetulan ada pemain yang tak bisa berangkat karena cedera. Tapi, karena belum memiliki paspor, Dendy tak jadi bergabung dengan Timnas Indonesia. Menurut Dendy, sejatinya, ia sudah berusaha mengurus paspor.

"Saya mendapat info dari Timnas Indonesia pada Minggu, besoknya saya langsung urus. Ternyata paspor saya baru terbit satu pekan kemudian padahal Timnas Indonesia berangkat pada Jumat," papar Dendy.

3 dari 3 halaman

Choirul Huda Sang Idola

Choirul Huda harus dibawa ke RSUD Dr Soegiri setelah tidak sadarkan diri karena berbenturan dengan rekan setimnya, Ramon Rodrigues, pada laga Persela melawan Semen Padang di Stadion Surajaya, Lamongan. (Bola.com/Fahrizal Arnas)

Pada kesempatan itu, Dendy Sulistyawan juga mengungkap pemain lokal idolanya, yakni mendiang Choirul Huda, legenda Persela Lamongan. Bagi Dendy, meski bersatus kapten dan pemain paling senior di Persela, Huda jauh dari kesan sombong.

"Cak Huda malah selalu menyempatkan waktu untuk memotivasi pemain muda seperti saya. Cak Huda pernah bilang ke saya, teruslah berusaha menaikkan namamu dengan penampilan bagus dan kerja keras untuk menjaganya," pungkas Dendy.

Berita Terkait