Fakta-fakta Ricky Yacobi: Umur 23 Tahun Jadi Kapten Timnas Indonesia, Namanya Ditambah saat Main di Jepang

oleh Wiwig Prayugi diperbarui 21 Nov 2020, 16:30 WIB
Ricky Yacobi. (Bola.com/Dody Iryawan)

Bola.com, Jakarta - Striker legendaris Indonesia, Ricky Yakobi telah berpulang. Ia mengembuskan napas terakhirnya karena serangan jantung saat bermain sepak bola di Senayan, Jakarta, Sabtu (21/11/2020).

Ricky merupakan bomber top pada periode pertengahan 1980-an hingga awal 1990-an. Bambang Nurdiasyah merupakan pesaing terberatnya dalam perebutan tempat di skuad utama Timnas Indonesia.

Advertisement

Di klub, nama Ricky meroket saat memperkuat tim legendaris era Galatama Jateng, Arseto Solo.

Ricky mulai merangkak naik ketika Bertje Matulapelwa memasukkan namanya dalam skuat Asian Games 1986. Ia menjadi aktor utama yang meloloskan Indonesia hingga semifinal.

Sepulang dari Asian Games, Ricky menjadi pilihan mengemban ban kapten. Pada SEA Games 1987, Ricky meraih emas pertama bagi Indonesia di SEA Games berhasil diraihnya.

Ricky semakin melambung setelah ia dibeli klub Matsushita Jepang pada tahun 1988. Namun, kariernya tidak sukses karena sulit beradaptasi dengan udara dingin.

Kendati begitu, sosok Ricky Yacobi sulit tergantikan. Terutama di Timnas Indonesia. Ia menjadi kapten saat berusia 23 tahun.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Ricky Yacobi dalam Tahun

Legenda sepak bola Indonesia, Ricky Yacobi, saat menghadiri Anugerah Leganda Olahraga di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (13/12/2017). Sebanyak 286 atlet masing-masing mendapatkan 40 juta rupiah. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

1986-Saat Indonesia bertemu Uni Emirat Arab di perempatfinal Asian Games, Ricky mencetak gol Indah pada menit ke-49, meneruskan umpan Yonas Sawor dengan tendangan voli tanpa sedikit pun menyentuh tanah. Indonesia menang adu penalti 4-3.

1987-Rikcy mengemban ban kapten timnas senior saat masih berusia 23 tahun. Pada tahun inilah, Indonesia meraih medali emas pertama di SEA Games.

1988-Mencoba peruntungan di Matsushita FC (Gamba Osaka) namun gagal beradaptasi dengan cuaca dingin, ia hanya mencetak satu gol dari empat laga.

1988-Saat main di Jepang, nama belakangnya ditambah huruf "i", menjadi Yacobi. Ini sesuai dengan pengucapan lidah Jepang.

Berita Terkait