4 Proyeksi Arema untuk Tahun 2021 Meski Shopee Liga 1 Belum Jelas, di Antaranya Evaluasi Pemain dan Pelatih

oleh Iwan Setiawan diperbarui 02 Jan 2021, 14:30 WIB
Bruno Smith dan Caio Ruan saat berlatih bersama Arema FC. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Bola.com, Malang - Arema FC jadi klub yang sangat optimis sepak bola Indonesia bakal hidup kembali tahun 2021. Mereka melihat jika tidak ada sepak bola, efek negatifnya bakal lebih banyak. Mengingat banyak pihak yang menggantungkan penghasilan dari industri ini.

Karena itu, manajemen tim berjuluk Singo Edan yakin Liga 1 bakal tetap dilanjutkan. Meskipun saat ini PSSI dan PT Liga Indonesia Baru masih menunggu izin pertandingan dari pihak Kepolisian.

Advertisement

Sambil menunggu, Arema sudah memiliki sejumlah proyeksi di tahun baru. Yang pertama tentu melakukan evaluasi terhadap pelatih dan pemain. Kebetulan mayoritas kontrak mereka rampung pada Februari 2021.

"Yang pertama analisis tim pelatih dulu. Setelah itu baru ke pemain. Tapi manajemen sudah punya gambaran,” kata General Manager Arema, Ruddy Widodo.

Sebenarnya kinerja tim pelatih dan pemain masih belum bisa dilihat secara detail. Karena Arema baru mengikuti turnamen pra musim Piala Gubernur Jatim 2020 dan tiga pertandingan awal Liga 1. Setelah itu kompetisi terhenti karena pandemi virus corona.

"Sebenarnya segala kemungkinan masih bisa terjadi. Kami baru main tiga kali. Sekali menang dan dua kali kalah. Masih ada 31 pertandingan selanjutnya. Ada kemungkinan membaik, ada juga lebih buruk,” jelas Ruddy.

Meski begitu, Arema punya sudah punya gambaran terkait kinerja tim pelatih. Manajemen meminta pendapat kepada pemain untuk kinerja pelatih.

Nantinya manajemen yang akan ambil keputusan nasib tim pelatih. "Tentunya sambil menunggu kepastian dan regulasi lanjutan kompetisi nanti seperti apa,” lanjutnya.

Yuk scroll ke bawah untuk mengetahui tiga proyeksi Arema lainnya di tahun 2021. 

 

 

 

 

 

 

 

Saksikan Video Pilihan Kami:

2 dari 4 halaman

Tak Lagi Boros di Sektor Pelatih

Pelatih Arema FC, Carlos Oliveira, memberikan instruksi dalam sesi latihan Singo Edan. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Arema dapat pengalaman berharga di musim 2020. Seperti menggaet pelatih termahal sepanjang sejarah, Mario Gomez. Hal itu sepertinya tidak akan diulangi lagi oleh manajemen.

Sepertinya mereka cukup menggunakan pelatih seperti Carlos Oliveira atau yang satu level dengannya. Sehingga dana lainnya bisa dialokasikan untuk belanja pemain.

"Musim 2020, dana untuk tim pelatih naik drastis. Sedangkan dari segi pemain sepertinya tahun 2019 lebih tinggi nilai kontrak untuk pemain ketimbang musim lalu. Ini jadi pengalaman. Jadi kami harus lebih cermat untuk budgeting pelatih dan pemain,” kata Ruddy.

Artinya, tahun 2021 ini Arema tak lagi jor-joran untuk anggaran pelatih. Karena hal itu tidak menggaransi bisa membuat Singo Edan lebih tangguh dalam waktu singkat.

"Saat ini juga masih dalam masa pandemi. Ditambah pengalaman kami mengeluarkan banyak dana untuk pelatih dan pemain asing. Itu jadi evaluasi tersendiri,” sambungnya.

Sementara untuk perburuan pemain, Arema masih menunggu regulasi nantinya seperti apa. Jika masih tidak memperbolehkan transfer pemain antar klub Liga 1, kerangka tim yang sudah terbentuk saat ini tetap jadi andalan.

Tapi mereka tidak menutup kemungkinan menambah pemain dari Akademi Arema atau pemain yang tahun 2020 belum terdaftar di Liga 1.

3 dari 4 halaman

Tak Ingin Bergantung Dana Direksi

Tiga asisten pelatih Arema FC, Charis Yulianto, Singgih Pitono, dan Kuncoro, berdiskusi di depan GM Arema, Ruddy Widodo, saat sesi latihan perdana yang digelar di Stadion Kanjuruhan, Malang, Senin (3/8/2020). (Bola.com/Iwan Setiawan)

Tahun 2021, manajemen Arema mulai tak enak hati mengandalkan dana dari direksi. Karena selama pandemi, sudah banyak dana yang dihabiskan untuk sekedar menjaga eksistensi klub.

Maklum, dana dari sponsor baru mengalir lagi saat kompetisi sudah berjalan. Begitu juga dengan hak komersial dari operator kompetisi, PT Liga Indonesia Baru.

"Kami tidak enak hati apalagi karena sudah banyak dana yang dikeluarkan tahun 2020. Karena itu, kami harap kompetisi segera ada kejelasan. Sehingga manajemen bisa menyusun anggaran tahun 2021. Karena sponsor juga bisa mengalirkan dananya lagi,” Ruddy menuturkan

Arema memprediksi musim 2021 akan ada lanjutan kompetisi dan tetap digelar tanpa penonton. Sebenarnya, pemegang hak siar juga diuntungkan dengan hal ini. “Suporter akan menunggu siaran langsungnya. Jadi ratingnya bakal selalu tinggi,” imbuhnya.

4 dari 4 halaman

Tak Ubah Target

Gelandang Arema, Hanif Sjahbandi ditarik Vikrian Akbar dalam latihan terakhir 30 Oktober lalu di Lapangan Balearjosari, Kota Malang. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Bicara soal target atau prestasi, manajemen Arema tak melakukan perubahan. Tapi mereka tak ingin membahas itu sekarang. Target baru dibahas lagi setelah ada kejelasan kompetisi. Jika ada kepastian kompetisi dilanjutkan, Arema masih punya sisa 31 pertandingan.

Saat ini mereka menghuni posisi 12 klasemen sementara dengan nilai tiga. Namun hal itu tidak bisa jadi patokan. Karena hampir semua tim mengalami perubahan komposisi pemain. Banyak pemain asing yang memilih cabut dari Indonesia.

Mereka tidak setuju dengan kebijakan potong gaji hingga 75 persen. Ditambah lagi kompetisi belum jelas kapan dilanjutkan. Arema sendiri melakukan perubahan komposisi pemain dan pelatih. Terutama sektor asing.

Tidak ada lagi empat pemain asing yang dikontrak awal musim. Seperti Elias Alderete, Jonathan Bauman, Matias Malvino dan Oh In-kyun. Pelatih Mario Gomez dan pelatih fisik Marcos Gonzales memilih pindah ke Borneo FC.

Sehingga kekuatan Arema pasti berubah. "Tapi saya yakin suasaba tim saat ini lebih baik. Karena pemain asing baru dari Brasil (Caio Ruan dan Bruno Smith) cepat membaur dengan pemain lokal. Mereka tidak hanya berkumpul dengan sesama pemain asing saja,”  tegasnya.

Manajemen Arema sebenarnya menargetnya musim 2020 membentuk kerangka tim untuk tahun ini. Tapi jika ada kesempatan, mereka ingin finis sebagai juara atau runner up yang bisa mewakili Indonesia ke AFC Cup.

Berita Terkait