Gendut Doni Christiawan, Trah Keluarga Sepak Bola dan Momen Spesial di Timnas Indonesia

oleh Abdi Satria diperbarui 14 Jan 2021, 09:20 WIB
Timnas Indonesia - Gendut Doni (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Mantan pemain Timnas Indonesia, Gendut Doni Christiawan termasuk pesepak bola yang beruntung bisa meraih trofi juara bersama dua klub berbeda yakni bersama Persija Jakarta musim 2000-2001 dan Persebaya Surabaya pada 2004.

Pencapaian itu terbilang wajar, karena ia memang lahir dan besar di Salatiga. Di kota ini, ada Diklat Salatiga yang pernah menjadi kawah candradimuka pemain tim nasional junior selain Diklat Ragunan.

Advertisement

Di keluarga Gendut Doni, selain dirinya, dua saudaranya juga pernah menyandang status pemain profesional yakni sang kakak, Nugroho Adiyanto, eks Persita Tangerang dan Deftendi, adiknya yang pernah berkostum Bandung Raya.

Sosok Gendut Doni mulai mencuat ketika ia membela tim pelajar Indonesia pada Asian Schools Championship di Malaysia 1996. Di ajang itu, selain membawa Indonesia meraih juara, Gendut Doni juga terpilih sebagai pemain terbaik.

Sukses ini yang kemudian jadi modal untuk mengawali karier profesionalnya dengan berkostum PSIS Semarang pada musim 1998-1999.

Menilik rekam jejaknya di Liga Indonesia, Gendut Doni masuk dalam daftar pemain yang kerap gonta-ganti klub. Selain pernah membela Persija, Persebaya dan PSIS, Gendut Doni juga tercatat pernah berkostum Persijatim Jakarta Timur, Persikota Tangerang, Arema Malang, Persib Bandung, Persitara Jakarta Utara, Pelita Bandung, Persiba Balikpapan dan Persijap Jepara.

Gendut Doni malah pernah membela dua klub berbeda dalam satu musim. Pada musim 2004, ia menerima tawaran Persebaya Surabaya saat masih berkostum Persikota Tangerang. Menyukai tantangan jadi alasan pria kelahiran 7 Desember 1978 sering berpindah tim.

Alasan itu pula yang diungkap Gendut Doni dalam channel Youtube Pinggir Lapangan ketika ditanya mengapa dirinya hengkang dari Persebaya yang meraih trofi juara. Gendut kemudian memilih berlabuh di Arema.

"Selain mencari tantangan baru, saat itu ada perubahan materi pemain menyusul hengkangnya sejumlah pilar," kenang Gendut yang bersinar di Timnas Indonesia dengan menjadi top scorer Piala Tiger 2000 itu.

Video

2 dari 3 halaman

Momen Berkesan Bersama Timnas Indonesia

Timnas Indonesia - Ivan Kolev (Bola.com/Adreanus Titus)

Layaknya seorang pemain, Gendut juga menyimpan sejumlah kenangan manis. Selain sukses membawa Persija dan Persebaya juara Liga Indonesia, Gendut juga tak bisa melupakan momen spesialnya bersama Timnas Indonesia di Piala Tiger (AFF) 2000.

Jejak Tim Merah-Putih di Piala AFF: 2000 (Bola.com/Adreanus Titus)

Meski hanya mampu membawa skuad Garuda menembus final sebelum takluk ditangan Thailand, Gendut Doni mendapat gelar individual dengan menjadi tok skorer Piala Tiger 2000 dengan koleksi lima gol bersama Worrawoot Srimaka (Thailand).

Itulah mengapa, Gendut mengaku tak bisa melupakan jasa Ivan Kolev, pelatih timnas Indonesia yang memilihnya menjadi starter di lini depan.

"Saya berterima kasih kepada coach Ivan Kolev. Meski masih berstatus junior, ia percaya dengan kemampuan saya," kenang Gendut.

3 dari 3 halaman

Duet dengan Idola

Kurniawan Dwi Yulianto (kiri) dan Gendut Doni Christiawan. (Bola.com/Arief Bagus)

Pada ajang itu, Kolev memainkan Gendut bersama Kurniawan Dwi Yulianto, striker idola sekaligus panutannya. Kolaborasi Kurniawan-Gendut jadi kunci kemenangan Indonesia atas Vietnam pada semifinal Stadion Rajamangala, 16 November.

Pada laga itu, kedua tim melanjutkan pertandingan sampai babak tambahan waktu dengan sistem sudden death setelah bermain 1-1 pada waktu normal.

Pada momen itulah, Gendut menunjukkan kapasitasnya sebagai striker yang jeli memanfaatkan peluang. Pada menit ke-120, Kurniawan melakukan penetrasi di kotak penalti Vietnam sebelum melepaskan umpan datar ke Gendut yang tak terjaga.

Gendut Doni Christiawan yang menerima bola sempat melakukan melakukan gerakan tipuan sebelum mengarahkan bola ke sudut kanan gawang Vietnam dengan kaki kirinya.

"Saya tak bisa melupakan momen itu. Sayang, Indonesia gagal meraih trofi juara," tutur Gendut.

Berita Terkait