Pergi dari Persija, Shahar Ginanjar Tulis Pesan Mengharukan

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 15 Mar 2021, 16:45 WIB
Kiper Persija Jakarta, Shahar Ginanjar, saat pengenalan tim untuk kompetisi musim 2020 di SUGBK, Jakarta, Minggu, (23/2/2020). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Bola.com, Jakarta - Shahar Ginanjar memutuskan pergi dari Persija Jakarta. Kiper berusia 30 tahun itu akan bergabung dengan klub Liga 2, Dewa United.

Shahar telah membela Persija Jakarta sejak pertengahan 2018. Ketika itu, ia datang sebagai pemain pinjaman dari PSM Makassar.

Advertisement

Pada setengah musim pertamanya, Shahar sukses menjadi bagian penting Persija Jakarta meraih trofi Liga 1 2018. Dia bermain 10 kali untuk menggantikan Andritany Ardhiyasa yang sering dipanggil ke Timnas Indonesia.

Dalam 10 penampilannya itu, Shahar mampu membukukan lima laga tanpa kebobolan. Penampilan impresif Shahar berbuah kontrak permanen. Dia diikat Persija Jakarta dengan kesepakatan baru hingga 2022.

Pada musim keduanya di Persija Jakarta, jumlah laga Shahar masih lumayan. Dia bertanding dalam 19 laga tim ibu kota sepanjang 2019.

Setelah kompetisi 2020 vakum, Shahar berubah pikiran. Dia tidak ingin lagi menjadi sekadar penghuni bangku cadangan. Mustahil bersaing dengan Andritany, mantan kiper Persib Bandung itu memilih bergabung dengan Dewa United.

Shahar memang terlalu bagus sebagai kiper pelapis. Namun, ia tidak cukup oke untuk menjadi penjaga gawang utama di tim papan atas karena kerap inkonsisten.

Setelah berpisah dengan Persija Jakarta, Shahar menuliskan pesan perpisahan yang mengharukan di akun Instagramnya, @shaharginanjar12.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Salam Perpisahan Shahar

Kiper Persija Jakarta, Shahar Ginanjar, menangkap bola saat latihan di SUGBK, Jakarta, Jumat (2/8). Jelang menghadapi Arema FC, Macan Kemayoran gelar latihan tertutup. (Bola.com/YoppyRenato)

Beberapa tahun di Persija Jakarta dan di Jakarta, ini adalah kebahagiaan dan kebanggaan dalam hidup saya.

Saya sangat bersyukur untuk klub ini, untuk hobi ini, dan untuk kota ini. Saya hanya bisa mengucapkan banyak terima kasih kepada semuanya atas kebaikan, keramahan, dan kekeluargaan yang luar biasa yang saya rasakan dan telah saya terima selama ini.

Walaupun begitu, saya harus percaya dan menerima, karena waktunya telah tiba untuk babak baru dalam kehidupan saya dan saya merasakan jalan itu yang terbaik. Saya berterima kasih kepada semua element yang ada di klub.

Ini adalah keputusan yang berat, tapi harus saya lakukan dan penuh dengan pertimbangan karena Persija memiliki tuntutan tinggi dengan target dalam segala pertandingan. Saya menikmati sepak bola di sini dengan cara yang unik.

Saya memiliki rekan setim yang hebat di lapangan dan di luar lapangan. Saya merasakan kehangatan dari kekeluargaan ini dan bersama kami menjuarai Liga 1 yang sangat berharga baki klub, suporter, dan prestasi buat pemain terutama saya pribadi yang saya ukir dalam sejarah klub ini.

Terima kasih buat semuanya. Persija tetap lah Persija, siapa pun pemain yang datang dan pergi, tak akan membuat nama Persija menjadi kecil. Nama di punggung tak ada artinya dari lambang klub di dada.

Tidak seorang pun siap dengan perpisahan, namun setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. Perpisahan membawa pelajaran dan pengalaman. Kita semua memiliki jalan tersendiri untuk mengarungi hidup ini. Ke mana pun kita pergi, kita akan tetap mengingat satu sama lain.

Di sini ada tangisan, ada perjuangan, ada luka, ada tawa, bahagia, dan rindu. Dan itu semua yang memberatkan saat harus berpisah. Perpisahan semanis apapun, seindah apapun, tetaplah perpisahan.

Semua pasti berpisah, ingin tidak ingin. Semua pasti berakhir, siap tidak siap. Sukses buat Persija. Sampau berjumpa kembali. Semoga kita dipertemukan lagi. Salam saya, Shahar Ginanjar, The Jaaakmania.