Regulasi Liga 1 Musim Ini: Tanpa Tuan Rumah dan Digelar Berseri, Apa Lagi yang Berbeda?

Sejumlah perubahan disiapkan oleh PSSI dan PT Liga Indonesia Baru untuk menggulirkan Liga 1 2021/2022. Apa saja?

BolaCom | Benediktus Gerendo PradigdoDiterbitkan 02 Juni 2021, 07:15 WIB
Shopee Liga 1 2020 Logo. (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Liga 1 musim ini akan segera digelar dengan rencana kick-off dilakukan pada 10 Juli 2021 dan akan berakhir pada Maret 2022. Sejumlah hal baru akan tersaji dalam kompetisi musim 2021/2022 ini, yang pastinya membuat musim ini akan sangat berbeda dengan tiga musim pertama Liga 1.

Dalam tiga edisi pertama Liga 1, yang dimulai pada 2017 hingga 2019, kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia itu digelar dengan format liga dengan sistem home and away, di mana setiap tim memainkan 34 pertandingan menghadapi 17 lawan selama satu musim penuh.

Advertisement

Namun, pada musim ini, setelah Liga 1 2020 terhenti karena pandemi COVID-19 yang belum berakhir hingga saat ini, PSSI dan PT Liga Indonesia Baru memutuskan bahwa setiap tim tetap akan memainkan 34 pertandingan tapi dengan sistem series, yang membuat tim-tim peserta akan menjalani 34 pertandingan tersebut di beberapa venue terpusat dengan sistem bubble to bubble.

Artinya 18 tim peserta akan bermain terpusat dalam setiap serinya di sebuah provinsi yang ada di Pulau Jawa. Hal tersebut dilakukan dalam enam seri hingga akhir musim nanti.

Tidak hanya itu saja, tidak ada satu pun tim yang akan bertindak sebagai tim tuan rumah meski stadion yang biasa menjadi markas mereka akan digunakan sebagai venue menggelar kompetisi Liga 1 musim ini. Hal itu untuk menjaga netralitas terhadap semua tim peserta, terutama yang berasal dari luar Jawa.

Apa saja yang menarik dari konsep Liga 1 musim ini. Berikut pointer-pointer penting yang dirangkum oleh Bola.com.

Video


Pointer Umum Kompetisi

Shopee Liga 1 Logo. (Bola.com/Dody Iryawan)

Peserta Kompetisi

  • Ada 18 klub yang sebelumnya tampil di Liga 1 2020.

Format dan sistem Kompetisi

  • Kompetisi penuh dengan sistem double round robin. Digelar dengan metode semi bubble to bubble dengan model seri, terdiri dari 6 seri.
  • Dengan model seri, 18 klub akan tersentralisasi dalam satu provinsi pada setiap serinya.
  • Seri pertama mempertandingkan pekan pertama hingga kedelapan yang digelar dalam 56 hari. Kemudian seri kedua mempertandingkan pekan kesembilan hingga ke-13 yang berlangsung dalam 28 hari. Seri ketiga menjadi penutup putaran pertama Liga 1 2021/2022 yang merupakan pekan ke-14 hingga 17 dan berlangsung selama 21 hari.
  • Kemudian putaran kedua dimulai dengan seri keempat, dimulai dengan pekan 18 hingga 23 yang digelar dalam 34 hari. Sementara seri kelima akan mempertandingkan pekan ke-24 hingga 30 dan digelar dalam 35 hari pada awal 2022. Kemudian seri penutup akan digelar selama 24 hari untuk mempertandingkan pekan ke-31 hingga 34.
  • Seri pertama dan keenam akan digelar di cluster pertama, sementara seri kedua dan kelima digelar cluster kedua. Sementara seri ketiga dan keempat digelar di cluster ketiga.
  • Penjelasan cluster bisa dilihat di poin venue pertandingan.

Jumlah pertandingan

  • 306 pertandingan dalam 34 pekan yang akan disiarkan secara langsung melalui stasiun televisi dan live streaming.
  • Berlangsung dengan sistem kompetisi penuh dan setiap klub akan dua kali bertemu setiap klub lain.
  • Akan ada 34 pekan pertandingan yang artinya semua klub akan bermain 34 kali dalam satu musim.
  • Setiap pekannya akan terdiri dari 9 pertandingan, di mana setiap tim akan terbagi menjadi 3 hari, masing-masing 3 pertandingan per hari.

Venue

Bek PSIS Semarang, Soni Setiawan, berebut bola dengan striker Bhayangkara FC, Ilham Udin pada laga Shopee Liga 1 di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, Selasa (20/8). PSIS menahan imbang 0-0 Bhayangkara. (Bola.com/Yoppy Renato)

Venue pertandingan

  • Pertandingan Liga 1 2021/2022 akan diselenggarakan di venue yang netral. Bahkan tidak ada klub yang bermain di stadion yang menjadi markasnya dalam setiap seri kompetisi.
  • Venue pertandingan akan terdiri dari tiga kluster. Cluster pertama terdiri dari 9 stadion yang berada di DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, sementara cluster kedua terdiri dari 6 di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, dan cluster ketiga terdiri dari 9 stadion yang berada di Jawa Timur.
  • Venue di cluster pertama antara lain Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Stadion Madya Jakarta, Stadion PTIK Jakarta, Stadion Sport Center Tangerang, Stadion Pakansari Bogor, Stadion Patriot Bekasi, Stadion Wibawa Mukti Cikarang, Stadion Si Jalak Harupat Bandung, Stadion Gelora Bandung Lautan Api.
  • Venue di cluster kedua antara lain Stadion Jatidiri Semarang, Stadion Citarum Semarang, Stadion Moch Soebroto Magelang, Stadion Manahan Solo, Stadion Maguwoharjo Sleman, Stadion Sultan Agung Bantul.
  • Venue di cluster ketiga antara lain Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Stadion Gelora 10 November Surabaya, Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Stadion Gelora Bangkalan Madura, Stadion Gelora Joko Samudro, Stadion Surajaya Lamongan, Stadion Brawijaya Kediri, Stadion Gajayana Malang, Stadion Kanjuruhan Malang.

Penonton di Stadion

Suporter Persita saat menyaksikan pertandingan Persita Tangeran melawan PSM Makassar pada laga Shopee Liga 1 di Stadion Sport Center, Tangerang, Jumat (6/3). Persita memiliki suporter setia dan fanatik seperti La Viola dan Southern Ultras Persita. (Bola.com/M. Iqbal Icshan)

Status penonton

  • Opsi pertama adalah seluruh pertandingan digelar tanpa penonton di Liga 1 2021/2022. Pilihan ini diambil berdasarkan pengalaman dalam penyelenggaraan Piala Menpora 2021 dengan protokol kesehatan yang sangat ketat hingga meminimalkan masalah dalam perjalanan kompetisi.
  • Meski pertandingan berlangsung tanpa penonton, secara paralel juga dilakukan kajian komperehensif secara ilmiah yang melibatkan banyak ahli terkait, seperti teknokrat sepak bola, kesehatan, ekonomi, bisnis, sosiologi, manajemen krisis dan lainnya.
  • Hasil kajian bersifat ilmiah, berdasarkan olah data dan statistik yang presisi dengan perhitungan matang, sehingga bisa menjadi modal persiapan untuk membuka kehadiran penonton, baik pada musim 2021/2022 atau 2022/2023.
  • Jumlah penonton akan ditentukan dari status pandemi COVID-19. Dalam kondisi wilayah yang mengalami pelonggaran kegiatan (recovery movement control order), potensi laga bisa disaksikan hingga 5.000 penonton.
  • Sementara dalam status pandemi yang mengizinkan sejumlah sektor bisnis untuk kembali beroperasi, peraturan untuk penduduk mulai dilonggarkan (conditional movement control order). Status ini sebuah wilayah akan bersiap untuk melakukan kembali kegiatan ekonomi. Dalam status ini potensi pertandingan bisa disaksikan hingga 2.000 penonton.
  • Sementara untuk status sebuah wilayah yang terdeteksi adanya klaster besar COVID-19 (enhanced movement control order), di mana seluruh penduduk yang berada di wilayah ini menjalani aktivitas yang terbatas. Seluruh kegiatan usaha juga dihentikan. Kondisi ini terbilang ekstrem, sehingga jadwal pertandingan bisa dibatalkan atau dipindahkan.

Timeline Kompetisi dengan opsi kehadiran penonton

  • Fase 1 (Juli-Agustus 2021): Kompetisi diawali dengan tanpa penonton. Namun, secara gradual mulai dicoba dengan menghadirkan penonton yagn sifatnya terseleksi dengan jumlah terbatas. Jumlah penonton: 500-1.000 undangan.
  • Fase 2 (September-Desember 2021): Setelah dilakukan kajian dan trial di fase 1, tiket komersial yang dijual secara online mulai dirilis ke publik secara ketat. Tiket pertandingan yang dijual antara 1.000 hingga 2.000 penonton.
  • Fase 3 (Januari-Maret 2022): Jika kajian, monitoring, dan evaluasi di fase kedua berjalan positif, maka fase ketiga kompetisi akan diberlakukan pembenahan jumlah penonton. Jumlahnya antara 1.000 hingga 5.000 penonton.