Euro 2020: Sukses Ngeblok Penalti Kylian Mbappe, Yann Sommer Ingin Kisah Timnas Swiss Dibuat Film

oleh Wiwig Prayugi diperbarui 30 Jun 2021, 09:30 WIB
Kiper Yann Sommer sukses menjadi penentu kemenangan Swiss atas Prancis di babak 16 besar Euro 2020. (AP Photo/Vadim Ghirda, Pool)

Bola.com, Jakarta - Pahlawan adu penalti Swiss, kiper Yann Sommer ingin Robert De Niro memainkannya dalam film tentang kemenangan timnya atas Prancis di 16 besar Euro 2020.

Juara dunia dan favorit Euro 2020 tersingkir setelah Sommer memblokir tendangan penalti Kylian Mbappe setelah kedua tim bermain imbang 3-3 dalam perpanjangan waktu.

Advertisement

Swiss pun mencetak sejarah kemenangan pertama di fase knock-out dalam Piala Eropa sekaligus kemenangan pertama atas Prancis.

"Ya, gila. Saya akan menelepon Robert De Niro untuk melihat apakah dia ingin memainkan saya," kata penjaga gawang itu dalam wawancara dengan ZDF.

Namun, pernyataan Sommer itu hanya bercanda. Yang jelas, ia sangat girang Swiss menjungkalkan Prancis yang menurutnya arogan.

"Kami memperhatikan bahwa Prancis memiliki fase setelah dua gol (untuk membuat mereka unggul 3-1) di mana mereka sedikit arogan dan mengira mereka telah menang dan kami memanfaatkannya," katanya.

Sommer mengatakan semangat tim Swiss adalah kunci untuk comeback melawan Prancis.

"Saya sangat bangga dengan tim ini, bagaimana kami kembali, dan bagaimana kami memainkan permainan ini," katanya.

Video

2 dari 2 halaman

Percaya Diri

Lima algojo penalti Swiss sukses menjalankan tugasnya. Sedangkan gi kubu Prancis, Kylian Mbappe yang menjadi penendang terakhir justru gagal. (AP Photo/Vadim Ghirda, Pool)

 

Pada perempat final Euro 2020, Swiss akan menantang Spanyol. Sommer pun meyakini timnya tak akan berh enti sampai di sini.

"Kami selalu percaya dan sebelum pertandingan kami mengatakan 'Tidak masalah apa yang terjadi dalam pertandingan, tidak masalah jika kami terpuruk atau bagus atau tidak, kami akan terus melaju sampai akhir," tegasnya.

“Kami tidak pernah menyerah dan ini adalah kesempatan kami untuk lolos setelah tiga atau empat kali gagal."

"Sungguh luar biasa bagaimana kami bermain dengan hati, dengan banyak moral, dan itu indah."

"Segalanya mungkin, tetapi segalanya selalu mungkin - selalu dalam sepak bola."

"Kami mengatakan sebagai tim sebelum pertandingan 'kami adalah negara kecil, ya, tetapi kami memiliki banyak kualitas dan pengalaman dalam skuad' dan kami menunjukkannya."

Sumber: Sports Mole