Liga 1: Boaz Solossa Ceritakan Proses Jatuh ke Pelukan Borneo FC untuk Kali Ketiga

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 17 Jul 2021, 16:15 WIB
Manajer Borneo FC, Farid Abubakar (kiri), Boaz Solossa, dan COO Borneo FC, Ponaryo Astaman (kanan). (Tangkapan layar YouTube Borneo FC).

Bola.com, Samarinda - Boaz Solossa menceritakan proses jatuh ke pelukan Borneo FC. Penyerang berusia 35 tahun itu mengaku negosiasi berjalan cukup cepat.

Borneo FC resmi memboyong Boaz Solossa dan mengumumkannya ke publik pada Sabtu (17/7/2021) melalui channel YouTube klub. Pemain kelahiran Sorong, Papua itu dikontrak dengan durasi dua musim.

Advertisement

Boaz baru dipecat oleh Persipura Jayapura beberapa pekan lalu bersama kompatriotnya, Yustinus Pae, dengan vonis indisipliner berat dan berulang.

 

"Saya dan manajemen Borneo FC sudah seperti keluarga. Proses saya bergabung dengan tim ini cukup cepat," kata Boaz.

"Saya sempat minta waktu untuk menenangkan diri bersama keluarga setelah meninggalkan Persipura. Namun, komunikasi dengan Borneo FC terus dibangun," jelasnya.

 

Saat baru didepak Persipura, Boaz bercerita bahwa bukan hanya Borneo FC saja yang tertarik dengannya, namun juga Persija Jakarta dan klub dari Liga 2.

"Saya putuskan untuk datang ke Borneo FC. Komunikasi itu telah dibangun sejak saya keluar dari Persipura. Setelah ada kepastian, saya berkomunikasi untuk bergabung dengan tim ini," imbuh Boaz Solossa.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Pendekatan Etis

Boaz Solossa saat diperkenalkan oleh Borneo FC. (Tangkapan layar YouTube Borneo FC).

Kedatangan Boaz Solossa bak durian runtuh bagi Borneo FC. Sebab, tim berjulukan Pesut Etam itu tidak pernah berpikir untuk menggaetnya di musim ini.

Borneo FC bergerak cepat begitu tahu Boaz telah bercerai dengan Persipura dan berhasil meyakinkannya kembali ke Samarinda untuk ketiga kalinya.

Borneo FC bukan klub asing bagi Boaz. Bochi, karibnya disapa, pernah dua kali membela tim berjulukan Pesut Etam itu di Piala Presiden 2015 dan 2018.

"Ini kejutan bukan cuma untuk publik, tapi juga untuk kami. Kita tahu bahwa Boaz adalah ikon Persipura. Di awal musim sampai beberapa bulan sebelum ini, tidak ada kans untuknya meninggalkan Persipura," jelas Ponaryo.

"Ini sepak bola, semua bisa terjadi. Saat melihat peluang itu, kami mempertimbangkan etika profesionalisme. Kami tidak mungkin berkomunikasi dengan pemain yang masih terikat dengan klub lamanya."

"Komunikasi yang kami jalin begitu ada kepastian status Boaz di Persipura. Sebelum itu, kami hanya berkabar karena kami punya hubungan yang baik."

"Ketika kami tahu status Boaz di Persipura, kami mencoba berkomunikasi dengan intens untuk mengajaknya bergabung dengan Borneo F.C Prosesnya lancar karena hubungan baik yang terjaga," ujar Ponaryo.

Berita Terkait