4 Faktor Ini Merupakan Indikasi PSG Masih Sulit Juara Liga Champions Meski Punya Messi, Neymar, dan Mbappe

oleh Hendry Wibowo diperbarui 12 Agu 2021, 07:00 WIB
PSG - Mauro Icardi, Lionel Messi, Julian Draxler (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - PSG sedang menikmati bursa transfer terbaik sepanjang sejarah tim. Bayangkan sebelum mendapatkan Lionel Messi dari Barcelona, raksasa Ligue 1 ini juga mendapatkan sederet pemain berstatus bintang.

Bersama dengan Lionel Messi, nama-nama seperti Sergio Ramos, Georginio Wijnaldum dan Gianluigi Donnarumma bahkan didatangkan secara gratis. Kocek lumayan besar dikeluarkan untuk merekrut bintang scudetto Inter Milan, Achraf Hakimi.

Advertisement

Kini mulai bermunculan ekspektasi tinggi. PSG disebut tim terkuat di Eropa dan terlihat dengan mata telanjang, mereka akan sapu bersih semua gelar musim depan, termasuk Liga Champions.

Ya, Liga Champions. Trofi kompetisi ini memang sangat dimimpikan pemilik PSG. Dari sejak merekrut Kylian Mbappe sampai Neymar, mimpi tersebut masih belum terelisasi.

Pertanyaan pun muncul, apakah dengan kehadiran bintang sekaliber Lionel Messi, PSG bakal menjadi juara Liga Champions musim ini?  Mengutip situs Sportskeeda ada empat faktor yang membuat PSG bahkan masih sulit jadi tim terbaik di Liga Champions!

Nah lho, yuk scroll ke bawah untuk mengetahuinya.

Saksikan Video Pilihan Kami:

2 dari 5 halaman

1. Mauricio Pochettino Miskin Gelar

Pelatih Paris Saint-Germain (PSG), Mauricio Pochettino, memberikan arahan kepada Angel Di Maria saat melawan Brest pada laga Liga Prancis di Stadion Parc des Princes, Sabtu (9/1/2021). PSG menang dengan skor 3-0. (AP Photo/Francois Mori)

Mauricio Pochettino adalah sosok manajer bertalenta. Cukup melihat suksesnya membawa Tottenham Hotspur ke final Liga Champions 2019 meski berstatus bukan tim unggulan.

Namun jika berbicara torehan titel, Mauricio Pochettino bisa dibilang miskin gelar. Dia belum pernah meraih gelar bergengsi. Terbaru musim lalu, PSG gagal menjadi juara Ligue 1.

Pochettino sempat membawa PSG juara Coupe de France, namun pada partai Trophee des Champions atau trofi pembuka musim 2021/2022 melawan Lille beberapa waktu lalu, tim kandas 0-1.

Kesimpulannya masih diragukan apakah dengan skuad mewah sekalipun, Pochettino bisa mengantarkan PSG menjadi juara Liga Champions yang sebenarnya target utama pemilik tim.

3 dari 5 halaman

2. Tidak Punya Playmaker Kelas Dunia

Gelandang Paris Saint-Germain, Marco Verratti (tengah), berebut bola dengan dua pemain Bordeaux, Mehdi Zerkane (kiri) dan Otavio Henrique dalam laga lanjutan Liga Prancis 2020/21 di Parc de Princes Stadium, Sabtu (28/11/2020). Hasil akhir PSG dan Bordeaux bermain imbang 2-2. (AFP/Franck Fife).

Siapa pelatih yang tidak iri dengan kekuatan PSG saat ini. Namun jika melihat lebih mendalam, tim ini punya kekurangan adalah tidak punya playmaker kelas dunia.

Nama-nama Ander Herrera, Marco Verratti, Georginio Wijnaldum sampai Idrissa Gueye memang tidak perlu diragukan lagi kemampuannya. Namun tipe empat pemain ini adalah gelandang pekerja keras.

Tidak satu pun dari mereka berstatus pemain kreatif. Contoh sukses Timnas Italia menjuarai Euro 2020. Marco Verratti yang lebih sering mengacak-acak lini tengah lawan, dibantu gelandang pintar di dalam diri Jorginho.

Lihat lagi Manchester City. Bagaimana peran Kevin De Bruyne sangat mencolok sebagai ruh permainan tim. Jika ingin sukses di Liga Champions, PSG butuh Jorginho atau Kevin De Bruyne di tim.

4 dari 5 halaman

3. Isu di Bek Kiri

Bek Paris Saint Germain (PSG), Layvin Kurzawa dan gelandang Manchester United (MU), Bruno Fernandes berebut bola pada matchday pertama Liga Champions Grup H di Parc des Princes, Rabu (21/10/2020) dini hari WIB. MU berhasil mempermalukan tuan rumah PSG 2-1. (AP Photo/Michel Euler)

Selain posisi gelandang, PSG juga lemah di bek kiri. Problem sebenarnya juga ada di bek kanan, namun seharusnya sudah teratasi dengan pembelian Achraf Hakimi dari Inter Milan.

PSG sebenarnya punya Juan Bernat dan Layvin Kurzawa untuk posisi bek kiri. Namun keduanya punya kelemahan masing-masing. Juan Bernat bak pemain tulang lunak alias rentan cedera.

Sementara Kurzawa punya penyakit inkonsistensi. Inilah alasan PSG sempat membidik Theo Hernandez dari AC Milan. Namun operasi ini jadi sulit lantaran AC Milan memasang harga tinggi untuk sang pemain.

5 dari 5 halaman

4. Kontribusi Minim dari Lini Serang untuk Bertahan

Pemain Paris Saint Germain (PSG), Neymar dan Kylian Mbappe, melakukan selebrasi usai mebobol gawang Liverpool pada laga Liga Champions di Stadion Parc des Princes, Paris, Rabu (28/11). PSG menang 2-1. (AP/Thibault Camus)

Cara bertahan terbaik adalah dari lini serang. Ya, tim yang punya striker rajin membantu pertahanan merupakan nilai plus. Masalahnya PSG dipastikan tidak punya itu.

Baik Messi, Neymar, dan Mbappe merupakan tipe pemain lini depan yang bisa dibilang begitu minim membantu pertahanan. Tentu hal ini menciptakan ketimpangan: PSG begitu ngeri dalam aspek serangan tapi berpotensi lemah pada pertahahan, apalagi dalam skema serangan balik.

Kesimpulannya jika ingin menjadi juara Liga Champions, Pochettino punya pekerjaan sulit meski dibekali banyak pemain hebat.

Sumber: Sportskeeda

Berita Terkait