Ubah Laku: Wastafel Pembawa Berkah Bagi Difabel di Tengah Pandemi

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 23 Nov 2021, 12:20 WIB
Beni Agus Prasetyo membuat wastafel injak untuk bisa berpenghasilan di tengah kondisi pandemi. Meski tak memiliki tangan kanan, kerja kerasnya membuat dia sukses dan kini bisa membuka lapangan kerja untuk orang lain. (Foto: Liputan6.com).

Bola.com, Jakarta - Beni Agus Prasteyo mengalami kecelakaan saat bekerja hingga membuatnya kehilangan tangan kanan. Kondisi pun semakin sulit dialami Beni karena tak berselang lama, pandemi COVID-19 melanda Indonesia.

Pria asal Bantul, Yogyakarta tersebut terkena sengatan listrik aliran tinggi ketika bekerja. Akibatnya, Beni sempat menjalani perawatan di rumah sakit dan tangan kanannya pun harus diamputasi.

Advertisement

"Saya mengalami kecelakaan tersengat aliran listrik tegangan tinggi, yang mengakibatkan saya harus menjalani amputasi tangan kanan saya. Sehingga saya tidak lagi bisa bekerja seperti sebelumnya," ujar Beni.

Cobaan demi cobaan terus dialami Beni. Setelah tangan kanan harus diamputasi dan juga kehilangan pekerjaan sebagai petugas PLN, kehidupan ekonomi Beni dan keluarga semakin sulit akibat pandemi COVID-19.

Meski begitu, Beni Agus Prasteyo tak menyerah begitu saja. Ajakan teman untuk memproduksi wastafel seakan menjadi berkah bagi Beni. Pasalnya, dari usaha tersebut, dia bisa menafkahi keluarganya di tengah pandemi.

"Pada saat awal-awal pandemi, ada pikiran di saya, saya tidak bisa seterusnya seperti ini menjadi beban. Apalagi kondisi pandemi yang makin hari makin tidak pasti. Di situlah ada teman yang mengajak saya berbisnis wastafel untuk penanganan anti corona ini," tutur lanjutnya.

"Salah satu yang sekarang lagi banyak sekali permintaan tuh wastafel marmer teraso. Keunggulannya itu kita aplikasikan pedal, jadi tidak sekadar manual pakai tangan keran biasa, tetapi kita pakai pedal," lanjut Beni.

 

2 dari 3 halaman

Kantongi Keuntungan hingga 60 Juta per Bulan

Beni Agus Prasetyo kerap ikut turun tangan langsung dalam membuat wastafel injaknya. (Foto: Liputan6.com).

Usaha wastafel injak yang dijalankan Beni bersama teman-temannya perlahan semakin berkembang. Himbauan pemerintah untuk rajin mencuci tangan pada situasi pandemi membuat wastafel produksi Beni semakin banyak permintaan.

Mayoritas konsumen yang memesan wastafel injak berasal dari sekolah, hotel, dan juga perkantoran. Dalam sebulan, Beni dan rekan-rekannya bisa mengantongi keuntungan kotor 35 sampai 60 juta per bulan.

"Peminat wastafel teraso ini ternyata luar biasa, dari kafe, hotel, instansi, kantor, dan itu juga sangat-sangat membantu usaha kami untuk bangkit pada pandemi ini," ucap Beni.

3 dari 3 halaman

Buka Lapangan Pekerjaan

Memproduksi wastafel injak tak hanya membawa berkah untuk Beni dan keluarganya. Dia mengajak saudara, teman-teman, dan juga tetangganya yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi COVID-19 untuk bekerja di usaha pembuatan wastafel miliknya.

"Karena saya melihat teman saya, tetangga-tetangga saya terdampak pandemi ini banyak yang diberhentikan dan dirumahkan, saya berpikir untuk mengajak mereka kerja sama," jelas Beni.

Satu di antara karyawan Beni, Budi Irawan, mengaku sangat terbantu dengan adanya UMKM wastafel injak ini. Budi yang sebelumnya bekerja di percetakan dan akhirnya bangkrut akibat pandemi menyebut bisa menafkahi istri dan kedua anaknya.

"Saya memiliki dua anak, dan selama pandemi susah mencari uang. Terus diajak mas Beni, dan Alhamdulillah penghasilannya lumayan. Bisa buat jajan anak, bisa buat biaya sekolah juga," kata Budi.