Ubah Laku: Usaha Gulung Tikar Akibat Pandemi, Bos Kafe Tuai Berkah dari Jahe Merah

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 17 Des 2021, 16:38 WIB
Ivan Septianto terus berusaha mencari resep racikan jahe merah yang pas untuk dijadikan produk minuman instan. (Foto: Liputan6.com).

Bola.com, Jakarta - Ivan Septianto merupakan seorang pengusaha kafe di Bandung, Jawa Barat. Akan tetapi, baru berjalan lima bulan, kafe bertema Hello Kitty yang dirintis bersama sang istri harus gulung tikar akibat pandemi COVID-19.

"Kafenya tuh unik gitu. Istri saya kan suka Hello Kitty, tetapi baru berjalan lima bulan, kita dilanda COVID-19. Terpaksa kami harus tutup, karena program pemerintah atau aturan pemerintah itu menerapkan pembatasan," jelas Ivan.

Advertisement

Meski kafe yang baru dikembangkan harus kandas, hal itu tak lantas membuat Ivan patah arang. Dengan bantuan karyawannya, pria asal Cisarua, Bandung Barat itu pun mulai coba menjual jahe merah pada awal 2020.

Akan tetapi, perjalanan Ivan Septianto merintis usaha jahe merah tidak mudah. Pasalnya, harga jahe merah di pasaran sangat tinggi, hingga mencapai Rp 100 ribu per kilogram.

Perlahan, Ivan mulai menemukan cara mendapatkan jahe yang murah dan berkualitas. Menjelajah hingga ke pesisir Jawa Barat, dia pun akhirnya langsung membeli jahe ke petani.

"Saya mencari jahe ke petani, sampai ke pesisir saya cari di situ. Mau coba di petani harga jahe berapa sih, kok sampai melambung tinggi. Di pasar itu sampai Rp 100 ribu per kilogram," jelas Ivan.

"Akhirnya saya dapat petani, saya jual lagi jahenya. Dari petani saya dapat harga Rp 36 ribu, 40 ribu dan saya bisa jual Rp 60 ribu. Akhirnya saya beli dari petani dan saya jual lagi. Pada awal COVID-19 banyak yang bilang jahe bagus untuk daya tahun tubuh, dan meningkatkan imunitas," lanjutnya.

 

2 dari 3 halaman

Merintis Usaha Jahe Marah Instan

Ivan Septianto beralih menjual minuman jahe merah saat pandemi COVID-19 menghantam. Alasannya karena jahe merah banyak dicari sebagai minuman penangkal COVID-19. (Foto: Liputan6.com).

Tak hanya menjual dalam bentuk utuh, Ivan Septianto juga menjajal jahe merah instan. Setelah berkali-kali berusaha mencari komposisi yang pas, dia akhirnya menemukan racikan terbaik untuk dibuat menjadi minuman jahe merah instan.

"Saya mikir lagi, kalau saya jualan kayak gini, karyawan pun aktivitasnya enggak ada yang tetap. Akhirnya saya bikin deh, coba kita olah ini jahe seperti apa bagusnya," jelas Ivan.

"Akhirnya kita coba, uji coba, trial and error. Sampai akhirnya dapat komposisi yang pas. Ya udah bikin jahe merah instan gitu," tambahnya.

Usaha minuman instan yang dibangun Ivan perlahan membuahkan hasil, tak hanya untuk dirinya dan keluarga tetapi juga banyak orang. Ivan yang awalnya hanya mempekerjakan lima orang, kini bisa memiliki 20 karyawan lebih.

"Dulu karyawan kafe saya itu ada sekitar lima sampai enam orang pegawai, yang masih membantu kami di sini, dan sekarang sudah bertambah menjadi lebih kurang 20 karyawan," lanjutnya.

 

3 dari 3 halaman

Merasa Terbantu

Tanaman Jahe Merah | Sumber: maxmanroe.com

Mayoritas karyawan yang dipekerjakan di pabrik Ivan adalah pegawai yang terkena PHK akibat COVID-19. Salah seorang pegawai, Nano Karno, merasa bersyukur dan terbantu dengan mendapatkan pekerjaan di industri jahe merah instan yang dikelola Ivan.

"Saya dulu kerja di taksi online. Alhamdulillah sudah punya dua kendaraab, dua mobil. Semenjak COVID-10, orderan saya jadi sepi, terus kendaraan mau diambil leasing," ujar Nano.

"Saya akhirnya berusaha mencari kerja, dan Alhamdulillah dapat kerjaan di sini. Ya bisa menutupi ekonomi keluarga lah, Alhamdulillah," tambahnya.

Kesuksesan Ivan bukan tanpa rintangan. Dia harus berusaha keras dalam memperkenalkan produknya kepada masyarakat. Namun, berkat bantuan media sosial, dia bisa cepat menemukan pasarnya.

"Satu-satunya hanya di lewat media sosial, kita jualan di media sosial. Kita bakal berinovasi terus. Kita bakal terus bikin variasi baru gitu, kayak jahe kopi, jahe susu, banyak macam-macamnya," pungkas Ivan.