Haruna Soemitro Kritik Naturalisasi Pemain Keturunan di Eropa untuk Timnas Indonesia, Begini Pembelaan Sekjen PSSI

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 17 Jan 2022, 15:45 WIB
Manajer Madura United sekaligus anggota Komite Eksekutif PSSI 2019-2023, Haruna Soemitro. (Bola.com/Aditya Wany)

Bola.com, Jakarta - Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Haruna Soemitro tidak sepakat dengan naturalisasi empat pemain keturunan di Eropa untuk Timnas Indonesia. Sekjen PSSI, Yunus Nusi menjelaskan bahwa kebijakan itu berbeda dengan program sebelumnya.

"Program naturalisasi ini berbeda dengan zaman Cristian Gonzales, Greg Nwokolo, Victor Igbonefo, dan lain-lain," kata Yunus Nusi dalam keterangan tertulisnya.

Advertisement

Kala itu, PSSI menaturalisasi Gonzales, Greg, dan Igbonefo demi kebutuhan Timnas Indonesia.

Ketiganya juga telah memenuhi syarat dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Namun, Gonzales, Greg, dan Igbonefo tidak punya darah Indonesia.

"Yang sekarang, murni pemain yang memiliki darah Indonesia. Program naturalisasi ini juga keinginan dari pelatih Shin Tae-yong," jelas Yunus Nusi.

PSSI sedang memproses naturalisasi empat pemain keturunan di Eropa. Keempatnya adalah Sandy Walsh, Jordi Amat, Mees Hilgers, dan Ragnar Oratmangoen.

Keempatnya diminta secara khusus oleh pelatih Shin Tae-yong demi mewujudkan target di Timnas Indonesia. PSSI menuntun pria asal Korea Selatan itu untuk menjuarai Piala AFF dan SEA Games sebelum kontraknya berakhir pada Desember 2023.

2 dari 3 halaman

Haruna Soemitro Tidak Setuju dengan Naturalisasi

Anggota Exco PSSI, Haruna Soemitro, dan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong. (dok. PSSI)

Dalam wawancaranya di podcast JPNN, Haruna Soemitro tidak setuju dengan kebijakan naturalisasi karena merasa PSSI harus lebih dulu membandingkan kualitas pemain keturunan dengan pemain lokal di Timnas Indonesia.

"Saya termasuk rezim yang tidak setuju naturalisasi. Kenapa? Saya selalu berdebat urusan naturalisasi. Ambil contoh. Apa yang dihasilkan dari naturalisasi selama ini? Mulai dari era Cristian Gonzales sampai rombongan Greg Nwokolo dan Victor Igbonefo," jelas Haruna.

"Kritik saya begini. Ketika mau menaturalisasi, harus apple to apple dengan pemain lokal. Apakah pemain lokal kita tidak ada yang sebagus mereka? Contoh Sandy Walsh, bek kanan, pertanyaannya, bagus mana Sandy dengan Asnawi Mangkualam?".

"Posisi bek tengah. Mana yang lebih bagus antara pemain keturunan itu dengan Alfeandra Dewangga? Kalau range-nya masih terpaut 1-2, lebih baik tidak usah. Kalau hanya sama, apa bedanya pemain naturalisasi dengan pemain lokal?".

"Jika kedatangan pemain naturalisasi menghilangkan kesempatan bagi anak bangsa kita, itu jadi masalah besar. Justru kehadiran pemain naturalisasi itu untuk memperkuat. Apa yang kosong di Timnas Indonesia? Striker?".

"Kalau striker yang datang, punya reputasi, jam terbang, dan skill di atas yang dari kita punya sekarang, saya dukung. Namun, kalau faktanya tidak, untuk apa?" imbuh pria yang juga menjabat sebagai Direktur Madura United itu.

3 dari 3 halaman

4 Pemain Keturunan

Pemain keturunan Indonesia, Sandy Walsh berbaju KV Mechelen. (Instagram Sandy Walsh).

Tiga dari empat pemain keturunan yang akan dinaturalisasi PSSI berposisi sebagai pemain belakang. Ketiganya adalah Sandy Walsh, Jordi Amat, dan Mees Hilgers.

Sandy Walsh berperan sebagai bek sayap kanan, sementra Jordi Amat dan Mees Hilgers berfungsi menjadi bek tengah.

Satu pemain keturunan lainnya, Ragnar Oratmangoen fasih bermain sebagai penyerang sayap kanan dan kiri plus gelandang serang.

Keempat pemain itu adalah pesepak bola berlevel tinggi. Keempatnya bermain di kompetisi kasta utama di Eropa. Sandy Walsh membela K.V. Mechelen di Liga Belgia. Dia telah bermain 20 kali dan mencetak dua gol plus lima assists di musim ini.

Jordi Amat juga berkarier di Belgia. Dia berkostum KAS Eupen dan membukukan 20 pertandingan di musim ini. Jordi pernah membela sejumlah klub La Liga seperti Espanyol dan Real Betis. Dia juga sempat beraksi di Premier League bersama Swansea City.

Sementara, Mees Hilgers dan Ragnar Oratmangoen sama-sama berkiprah di Liga Belanda. Hilgers memperkuat FC Twente, dengan Ragnar berbaju Go Ahead Eagles.

Mees Hilgers yang masih berusia 20 tahun, mampu menorehkan 17 partai di musim ini. Adapun, Ragnar Oratamangoen bermain 19 kali dan mengemas dua assists.