Kisah Supriyono: Trauma Jadi Altet Bulutangkis, Pilih Sepak Bola Sampai Masuk Primavera

Supriyono, jebolan PSSI Primavera ini ternyata dulu trauma jadi atlet bulutangkis. Ia pun memili sepak bola.

BolaCom | Hery KurniawanDiterbitkan 16 Februari 2022, 05:00 WIB
Timnas Indonesia Primavera yang dikapteni Bima Sakti. (Dok. Pribadi Supriono)

Bola.com, Jakarta - Pencinta sepak bola era kekinian mengenal Supriyono sebagai satu di antara analis yang kerap muncul di siaran langsung pertandingan sepak bola di salah satu stasiun televisi.

Namun, rupanya Supriyono dulunya adalah mantan pemain jempolan. Ia adalah pemain yang merasakan kompetisi sepak bola di Italia dengan menjalani program bernama Primavera di awal tahun 1990-an yang lalu.

Advertisement

Menariknya, sepak bola bukan olahraga pertama yang ditekuni oleh Supriyono. Sosok kelahiran tahun 1975 itu lebih dulu menekuni olahraga bulutangkis.

"Seperti layaknya anak-anak muda di kampung, orang tua membebaskan untuk mencoba olahraga apapun. Biasanya 17 agustus, dulu lapangan ada, banyak cabang olahraga," kata Supri di kanal Youtube JEBREEETmedia TV belum lama ini.

"Tahun 1990-an itu role modelnya Icuk Sugiarto, orang tua mencoba membelikan raket, saya coba belajar dengan teman-teman," lanjutnya.


Trauma Porseni

Ketika masih SD itulah, Supriyono mulai rutin berlatih bulut angkis. Ia bahkan sempat mewakili sekolahnya untuk mengikuti Pekan Olahraga dan Seni (Porseni).

Supriyono saat itu tampil bagus hingga bisa lolos ke babak final. Namun, ada kejadian di babak final itu yang membuat Supriyono trauma.

"Dulu ada Porseni SD ikut langsung masuk final. Pas final saya kalah dikasih poin 0," ujarnya.

"Sepertinya saya tidak bisa terima kekalahan itu saat itu, saya langsung simpan raket saya," jelasnya.


Belajar Otodidak

Setelah kejadian traumatis itu, Supriyono memutuskan untuk pindah menekuni sepak bola. Awalnya ia hanya bermain secara otodidak di halaman rumah orang tuanya di Salatiga, Jawa Tengah.

Lalu, ia bermain dengan teman-teman sebayanya di kampung tersebut. Setelah itu, jalan karier Supriyono berjalan mulus.

"Di rumah ada tanah kosong saya main sendiri, otodidak. Setelah itu aku tinggalkan raket aku main bola. Sebelum dilatih oleh pelatih yang benar, saya bermain dengan teman yang ada, 5 orang ya 5 orang," tandas Supri.

Ia terpilih untuk masuk skuad Primavera yang dikirim ke Italia. Ia sempat membela beberapa klub besar di Tanah Air seperti Pelita Jaya dan Persib Bandung.

Berita Terkait