Sudah 11 Penyerang yang Dinaturalisasi, tetapi Hanya Beto dan Cristian Gonzales yang Moncer

oleh Hery Kurniawan diperbarui 25 Feb 2022, 07:00 WIB
Cristian Gonzales (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Proyek naturalisasi mulai dijalankan PSSI dan pihak terkait jelang gelaran Piala AFF 2010. Saat itu, pemain pertama yang dinaturalisasi adalah Cristian Gonzales.

Selain Gonzales, ada 10 penyerang lain yang berpindah kewarganegaraan menjadi Warga Negara Indonesia. Ada Jhonny Van Beukering, Guy Junior, Greg Nwokolo, Herman Dzumafo, Sergio Van Dijk, Osas Saha, Beto Goncalves, Silvio Escobar, Ezra Walian, dan Ilija Spasojevic.

Advertisement

Dari 10 nama penyerang naturalisasi di atas, sosok Cristian Gonzales dan Beto Goncalves bisa dikatakan memiliki prestasi yang lumayan. Mereka bisa berkontribusi untuk membuat lini depan Timnas Indonesia menjadi lebih tajam.

Posisi penyerang memang jadi satu di antara peran favorit untuk dicarikan pemain naturalisasi. Sebab, lini depan Timnas Indonesia tidak bisa menemukan pemain lokal yang benar-benar tajam.

Gonzalez sudah beredar di sepak bola Indonesia sejak awal 2000. Ia juga sudah memiliki istri orang Indonesia dan anak-anak yang lahir di Indonesia saat itu.

Saat dinaturalisasi usia Cristian Gonzales sudah 36 tahun. Namun, ia sempat tampil di dua ajang Piala AFF yakni 2010 dan 2014. Gonzalez bahkan total memiliki 29 caps dan 12 gol di Tim Garuda.

 

2 dari 4 halaman

Bersinar di Asian Games

Striker Timnas Indonesia, Beto Goncalves, merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Malaysia pada laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 di SUGBK, Jakarta, Kamis (5/9). Indonesia kalah 2-3 dari Malaysia. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Sama seperti Cristian Gonzales, Beto Goncalves juga cukup telat untuk dinaturalisasi. Beto yang sudah berkeluarga dengan wanita Indonesia itu resmi jadi WNI sejak awal tahun 2018.

Ketika itu, usia Beto sudah 37 tahun. Pemain berdarah Brasil tersebut diproyeksikan jadi penyerang andalan Indonesia U-23 di ajang Asian Games 2018. Beto tampil apik di ajang itu.

Pemain yang memulai kariernya di Indonesia dengan memperkuat Persipura Jayapura tersebut mampu mencetak empat gol dari empat laga di ajang Asian Games 2018.

Beto juga jadi pemain kunci dalam keberhasilan skuad asuhan Luis Milla tersebut melaju hingga 16 besar.

Di level Timnas Indonesia senior, Beto juga cukup tajam. Ia mampu mencetak 10 gol dari 12 caps bersama skuad Indonesia senior.

Saat ini, di usianya yang sudah 41 tahun, Beto masih bisa bersaing di level tertinggi sepak bola Indonesia. Setelah membawa Persis Solo juara Liga 2 2021, Beto kembali memperkuat klub BRI Liga 1, Madura United.

 

3 dari 4 halaman

Spaso dan Ezra Layak Dapat Kesempatan Lebih

Pelatih Shin Tae-yong telah menetapkan 30 skuat Garuda menghadapi Piala AFF 2020. Empat di antaranya adalah striker yang berlaga di BRI Liga 1. Sayang, STY tidak menyertakan top skor sementara BRI Liga 1, Ilija Spasojevic. Berikut perbandingan dengan keempatnya. (Bola.com/M. Iqbal Ichsan)

Ada dua penyerang naturalisasi yang saat ini masih beredar di BRI Liga 1 2021/2022. Mereka adalah Ezra Walian dan Ilija Spasojevic.

Keduanya bahkan memperkuat klub elite Tanah Air. Ezra memperkuat Persib Bandung, sementara Spaso adalah penyerang andalan Bali United.

Spaso kini sudah berusia 34 tahun, namun masih sangat tajam. Ia adalah top skorer sementara BRI Liga 1 2021/2022 dengan catatan 18 gol.

Selama memperkuat Timnas Indonesia, Spaso juga terbilang cukup tajam. Dari lima kali caps yang ia koleksi, Spaso bisa mencetak empat gol.

Sementara itu, Ezra masih jadi bagian Timnas Indonesia saat ini. Ia jadi salah satu penyerang yang dipakai Shin Tae-yong di Piala AFF 2020. Ezra juga sudah mencetak tiga gol dari sembilan kali diturunkan di Timnas Indonesia.

Ezra masih berusia 24 tahun, kesempatan baginya untuk terus berkembang masih terus terbuka. Di sisi lain, Spaso yang sudah 34 tahun masih menunjukkan ketajaman. Keduanya masih bisa diberi kesempatan oleh Shin Tae-yong di Timnas Indonesia.

 

4 dari 4 halaman

Escobar dan Dzumafo Belum Sempat Bela Timnas Indonesia

Striker Bhayangkara FC, Herman Dzumafo, saat latihan jelang laga perdana Liga 1 di SUGBK, Jakarta, Kamis (22/3/2018). Bhayangkara FC akan berhadapan dengan Persija. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Ada pemain yang dinaturalisasi karena kebutuhan Timnas Indonesia. Tapi ada pula para pemain asing yang mengubah kewarganegaraannya menjadi WNI karena alasan keluarga.

Hal itulah yang dilakukan Herman Dzumafo dan Silvio Escobar. Keduanya diketahui memang memiliki istri orang Indonesia.

Hal itu membuat mereka tidak pernah merasakan pemanggilan Timnas Indonesia. Sebab, kualitas yang dimiliki sebenarnya tidak terlalu jauh dari penyerang lokal.

Terutama Silvio Escobar, yang sepanjang kariernya di Indonesia jarang sekali bisa mencetak lebih dari 10 gol untuk tim yang diperkuat dalam satu musim.

Pada musim ini, Silvio Escobar sudah bermain 20 kali bersama Madura United di BRI Liga 1 2021/2022. Ia sama sekali belum mencetak gol.

Berita Terkait