BRI Liga 1: Hikmah di Balik Transfer Saga Carlos Fortes dan Taisei Marukawa ke PSIS

oleh Gatot Susetyo diperbarui 05 Apr 2022, 21:45 WIB
PSIS Semarang membuat gebrakan dalam menyambut Liga 1 musim depan dengan merekrut Taisei Marukawa dan Carlos Fortes. (dok. PSIS)

Bola.com, Jakarta - Hanya hitungan hari usai perhelatan BRI Liga 1 2021/2022 jagat sepak bola Indonesia langsung gempar. Pemicunya adalah drama transfer saga yang melibatkan PSIS Semarang dan dua pemain impor Carlos Fortes dan Taisei Marukawa.

Kepindahan Carlos Fortes, sang penyabet gelar Pencetak Gol Terbaik asal Arema FC dan, Taisei Marukawa, Pemain Terbaik milik Persebaya Surabaya, ke markas PSIS Semarang jadi berita heboh.

Advertisement

Namun apapun alasan yang menyertai saga transfer dua legiuner asing itu, pengalaman Arema FC dan Persebaya yang harus berpisah dengan Carlos Fortes dan Taisei Marukawa harus jadi pelajaran bagi kontestan BRI Liga 1.

Klub-klub elite kompetisi Indonesia harus mulai mengubah klausul kontrak jangka pendek menjadi durasi panjang bagi para pemainnya. Baik penggawa lokal maupun asing. Sehingga jika ada kepindahan satu pemain ke klub lain tak terus menjadi polemik.

Meskipun Persebaya terpaksa ditinggalkan Marukawa, namun pernyataan sang pelatih, Aji Santoso, menarik untuk dicermati.

"Tak ada yang salah. Persebaya Surabaya tidak salah. Marukawa tidak salah, klub yang merekrut Marukawa juga tak salah. Begitu pula agen pemain," ucap Aji Santoso.

 

2 dari 5 halaman

Lalu, Siapa yang Salah?

Tangkapan layar wawancara Taisei Marukawa di kanal Youtube resmi PSIS Semarang. (Dok. PSIS Semarang)

Jika merunut tradisi cara klub mengontrak pemain, kebiasaan itu yang salah dan harus mulai berani mengubahnya.

Namun juga tak mudah meninggalkan kebiasaan lama tersebut. Karena klub punya pertimbangan masing-masing saat mengikat pemain. Apalagi khusus pemain impor yang baru merumput di Indonesia.

Klub-klub pasti sangat hati-hati. Karena jika salah mengambil keputusan, mereka juga yang menanggung kerugian jika mengontrak pemain asing dalam durasi panjang.

Stakeholder di tubuh Singo Edan dan Bajul Ijo bukan lah orang-orang bodoh yang baru kemarin sore bergelut dengan si kulit bundar. Cermati ucapan Aji Santoso.

"Saya diperintah Presiden Klub agar mengamankan Marukawa. Saya bilang: siap laksanakan Pak Presiden. Bukan saya dan semua elemen tim tak bekerja untuk memagari Marukawa. Tapi situasi sangat kompleks. Ya, sudah kita harus relakan dia mencari tantangan di klub baru," ungkap Aji Santoso.

 

3 dari 5 halaman

Prestasi Berbanding Lurus dengan Segepok Uang

Nama pertama ada bomber andalan Arema FC, Carlos Fortes. Belum ada kabar resmi mengenai absennya pemain berkebangsaan Portugal ini. Hal tersebut memaksa pelatih Eduardo Almeida harus memainkan Kushedya Hari Yudo dan gagal mencetak gol. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Di dunia profesional di mana kualitas individu bagus bermuara pada segepok uang sebagai apresiasi, sebuah kewajaran bila Fortes dan Marukawa kepincut hijrah ke klub berjulukan Mahesa Jenar itu.

Aji Santoso pun membagi pengalamannya ketika masih aktif jadi pemain terkait bursa transfer. "Saya pernah jadi pemain. Wajar seorang pemain ingin yang lebih baik. Apakah soal nominal kontrak atau klub besar yang akan dibelanya," tuturnya.

Wajar pula bagi PSIS dengan kekuatan finansialnya ingin membangun tim kuat untuk Liga 1 mendatang. Seperti pernah diungkapkan CEO PSIS Yoyok Sukawi soal pengalaman tim musim ini yang tak tampil stabil.

"Liga PCR ini, musim yang sangat berat dan penuh tantangan. Ada klub yang kesulitan keuangan, sehingga mereka mendatangkan investor atau menjual ke pemilik baru. PSIS juga mengalami bagaimana performa tim tak stabil, karena berbagai kendala," ucapnya.

Padahal PSIS tampil luar biasa di awal musim. Bahkan Alfeandra Dewangga dkk. disebut-sebut sebagai salah satu tim kandidat kuat juara musim ini. Tapi di tengah perjalanan mereka mulai tertatih-tatih.

Tampaknya Yoyok Sukawi tak ingin pengalaman buruk itu terulang kembali. Solusinya, PSIS harus gerak cepat membangun tim tangguh untuk mewujudkan ambisi merebut gelar juara mendatang.

 

4 dari 5 halaman

Hikmah yang Bisa Diambil

Bek andalan PSIS Semarang, Alfeandra Dewangga, coba mencuri bola dari kaki penyerang Persib Bandung, Bruno Cantanhede. (Dok. PSIS Semarang)

Apapun yang telah dilakukan PSIS banyak hikmah yang bisa diambil. Pergerakan agresif dan ekspansif PSIS memaksa klub lainnya mau tak mau harus juga bergerak cepat menyiapkan skuatnya.

Jika sebuah klub lemot bergerak, maka berbagai kesulitan bakal dihadapi musim depan. Menarik pula tengara dari seorang Danilo Fernando. Direktur Teknik Persik ini memprediksi Liga 1 nanti bakal lebih gila dan kejam dibanding BRI Liga 1 2021-2022.

"Musim ini kompetisi sangat gila. Musim depan, menurut saya akan lebih gila dan kejam. Ada tiga tim promosi yang rata-rata punya keuangan bagus. Mereka dan tim-tim lain akan saling mengancam. Jika klub tak segera bergerak akan ketinggalan," ujarnya.

5 dari 5 halaman

Posisi Akhir BRI Liga 1 2021/2022

Berita Terkait