Nostalgia Endang Tirtana, Anak Karawang yang Bersua Diego Maradona di Piala Dunia U-20 1979

oleh Abdi Satria diperbarui 21 Apr 2022, 21:45 WIB
Endang Tirtana. (Channel Youtube JEBREEETmedia TV)

Bola.com, Jakarta - Aksi Endang Tirtana sebagai kiper pernah kental mewarnai persepakbolaan Tanah Air pada akhir 1970 sampai pertengahan 1980. Pencapaian terbaiknya adalah membawa Persija Jakarta meraih trofi juara Perserikatan 1978/1979 dan Warna Agung juara kompetisi Galatama 1979/1980.

Di level Timnas Indonesia, Endang Tirtana pernah jadi pilar skuad Garuda di Piala Dunia U-20 1979 di Jepang, Merdeka Games (Malaysia), President Cup (Korsel) dan Kings Cup (Thailand). Sebagai pemain, perjalanan karier sepak bola Endang terbilang cepat melesat.

Advertisement

Dalam channel Youtube JEBREEETmedia TV, pria kelahiran Kerawang, 3 Mei 1958 mengungkap awal perkenalan dengan sepak bola yang dimulai gabung SSB Tunas Jaya Karawang. "Saya dulu awalnya berposisi sebagai striker. Baru setelah duduk di bangku STM saya menjadi kiper," kenang Endang Tirtana.

Talentanya sebagai kiper kemudian terpantau oleh Endang Witarsa, pelatih legendaris Indonesia yang menyaksikan aksi Endang Tirtana saat memperkuat tim sekolahnya pada sebuah turnamen. Setelah menamatkan pendidikan di STM pada 1977, Endang Witarsa kemudian mengajaknya ke Jakarta untuk bergabung di UMS yang berkiprah di kompetisi internal Persija Jakarta.

Berkat aksinya bersama UMS, Endang masuk dalam daftar panggil timnas U-20 Indonesia yang akan berkiprah di Piala Asia U-19 di Bangladesh pada 5-28 Oktober 1978. Pada ajang itu yang diikuti 28 negara itu, Indonesia berhasil menembus 8 Besar bersama Korea Utara, Irak, Arab Saudi, Bahrain, Iran, Kuwait dan Korea Selatan.

Endang Tirtana pun kemudian jadi bagian dari Persija yang berkiprah di kompetisi Perserikatan 1978/1979. Endang jadi pilar Persija yang ditangani Marek Janota (Polandia), pelatih pengganti peran Suwardi Arlan. Musim itu, Persija bersaing dengan PSMS Medan, Persebaya Surabaya, PSM Makassar, dan Persiraja Banda Aceh pada Babak 5 Besar yang memakai sistem kompetisi penuh.

Persija akhirnya meraih trofi juara usai mengalahkan PSMS Medan dengan skor 1-0 lewat gol Andi Lala di Stadion Gelora Bung Karno (dulu Stadion Utama Senayan), Jakarta, 29 Januari 1979. Kemenangan itu membuat tim Macan Kemayoran menyamai koleksi poin Ayam Kinantan yakni 11 angka.

Persija akhirnya merengkuh Piala Presiden karena unggul selisih gol.PSMS memang berhasil mencetak 20 gol dalam 8 laga atau unggul lima gol gol dari Persija. Tapi, gawang PSMS kebobolan 14 gol sedang Persija hanya 8 gol.

Itu semua tak lepas dari aksi ciamik Endang yang baru berusia 20 tahun saat itu. "Saya bangga dan bahagia. Dulu waktu kecil, saya bermimpi bisa bermain di Senayan dan akkhirnya terwujud," ungkap Endang.

 

2 dari 2 halaman

Bersua Maradona di Piala U-20 1979

Endang Tirtana. (Channel Youtube JEBREEETmedia TV)

Suksesnya bersama Persija kian melempangkan langkah Endang Tirtana di Timnas Indonesia. Kebetulan Indonesia ditunjuk mewakili Asia bersama Korea Selatan di Piala Dunia U-20 1979 yang berlangsung di Jepang, 25 Agustus-7 September.

Penunjukan ini ibarat mendapat durian runtuh buat Indonesia. Karena Irak yang menjadi juara bersama dengan Korsel di Piala Asia U-19 menolak tampil di Jepang. Begitu pun dengan Korea Utara, Arab Saudi, Bahrain, Iran dan Kuwait.

Di Jepang, Indonesia U-20 tergabung di Grup B bersama Polandia, Yugoslavia dan Argentina. Seperti diketahui, Argentina saat itu diperkuat superstar dunia, Diego Maradona. Tim Tango juga ditangani Luis Cesar Menotti, pelatih yang membawa mereka juara Piala Dunia 1978 di Argentina.

"Bangganya bukan main. Bukan semata karena bisa tampil di Piala Dunia, yang membanggakan kami bisa melihat langsung kemampuan Maradona dalam satu lapangan," tutur Endang Tirtana.

Indonesia bersua Argentina pada laga perdana Grup B di Stadion Omiya, Kobe, 26 Agustus 1979. Perbedaan kualitas ditambah demam lapangan membuat Garuda Muda jadi bulan-bulanan Argentina. Gawang Indonesia yang dikawal Endang Tirtana lima kali bobol di babak pertama.

Dua gol lahir dari Maradona. "Kami seperti tersihir melihat aksi Maradona. Beruntung, dia hanya mencetak dua gol dari belasan peluang yang ia dapatkan," papar Endang Tirtana. Keberuntungan ditambah aksi ciamik Endang Tirtana di babak kedua membuat Argentina gagal menambah golnya.