Kelemahan dan Kelebihan Timnas Indonesia U-23 di Mata Peraih Medali Emas SEA Games 1991

oleh Abdi Satria diperbarui 16 Mei 2022, 15:20 WIB
Pose pemain Timnas Indonesia sebelum pertandingan lanjutan babak penyisihan Grup A SEA Games 2021 melawan Myanmar di Stadion Viet Tri, Phu Tho, Vietnam, Minggu (15/5/2022). (Bola.com/Ikhwan Yanuar)

Bola.com, Makassar - Timnas Indonesia U-23 melangkah ke semifinal dengan status runner-up Grup A SEA Games 2021. Tim asuhan Shin Tae-yong itu akan menghadapi juara Grup B, Malaysia atau Thailand pada babak empat besar, Kamis (19/5/2022).

Dihubungi Bola.com, Senin (16/5/2022), eks penyerang sayap Timnas Indonesia, Hanafing, menilai skuad Garuda Muda memang layak menjadi pendamping Vietnam untuk lolos ke semifinal SEA Games 2021.

Advertisement

Menurut Hanafing yang turut membantu Timnas Indonesia meraih medali emas SEA Games 1991, penampilan Fakhrudin Aryanto dan kolega menunjukkan progres meningkat di setiap laga.

"Setelah kalah dari Vietnam, cara bermain Timnas U-23 mulai berubah. Saya melihat mereka lebih ofensif sehingga mampu mengoleksi sebelas gol dalam tiga laga terakhir," ungkap Hanafing yang sudah mengantongi sertifikat pelatih Pro-AFC tersebut.

Terkait dengan calon lawan tim asuhan Shin Tae-yong itu , Hanafing menjelaskan secara kualitas Malaysia dan Thailand tak berbeda jauh.

"Tapi, kalau boleh memilih, saya berharap Timnas Indonesia U-23 menghadapi Malaysia di semifinal," kata Hanafing.

 

2 dari 5 halaman

Diyakini Mampu Redam Timnas Malaysia

Timnas Indonesia U-23 mencatat kemenangan ketiganya di laga terakhir Grup A cabor sepak bola SEA Games 2021, Minggu (15/5/2022) sore WIB. Egy Maulana Vikri dkk membungkam Myanmar dengan skor 3-1 dan memastikan Tim Garuda Muda lolos ke babak semifinal. (Bola.com/Ikhwan Yanuar)

Menurut Hanafing, sepanjang pengamatannya, Malaysia bermain dengan strategi mengandalkan kerjasama tim dengan umpan pendek yang mengalir cepat.

Namun, cara bermain ala Malaysia ini bisa diredam Timnas Indonesia U-23 yang memiliki lini tengah bertipe petarung dan perebut bola.

"Para pemain Malaysia lebih banyak menghindar dari benturan keras. Ini bisa dimanfaatkan Indonesia untuk lebih dominan dalam penguasaan bola," papar Hanafing.

Sementara itu, Thailand yang juga mengandalkan umpan-umpan pendek memiliki mental kuat, dan cenderung memprovokasi untuk menjatuhkan mental lawan.

"Di luar faktor teknis, pemain kita kerap 'takut' menghadapi Thailand. Padahal, secara kualitas. Timnas Indonesia U-23 dan Thailand di SEA Games ini hampir sama. Bedanya, Thailand bermain lebih konsisten."

 

3 dari 5 halaman

Berpeluang Tembus Final

Pemain Timnas Indonesia, Marselino Ferdinan melakukan selebrasi dengan sejumlah pemain lainnya usai menjebol gawang Myanmar dalam pertandingan lanjutan babak penyisihan Grup A SEA Games 2021 di Stadion Viet Tri, Phu Tho, Vietnam, Minggu (15/5/2022). (Bola.com/Ikhwan Yanuar)

Hanafing menambahkan, secara kualitas, peluang Indonesia lolos ke final tetap besar. Siapa pun lawan mereka di semifinal. Di mata Hanafing, Indonesia memiliki kelebihan dalam bermain menyerang.

Ia merujuk produktivitas Egy Maulana dan kolega di penyisihan grup dengan mengoleksi 11 gol.

"Kita memiliki penyerang sayap cepat dengan skill yang bagus. Seperti yang ditunjukkan Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaiman yang sama-sama sudah mengoleksi tiga gol. Belum lagi ada Ronaldo Kwateh dan Marselino Ferdinan, dua pemain muda yang bisa jadi pembeda," papar Hanafing.

Andai memiliki striker dengan naluri gol tinggi, lini serang Indonesia pantas disebut yang terbaik di antara tim peserta di SEA Games 2022.

"Sayang, sampai saat ini, baru satu gol yang lahir lewat Muhamad Ridwan meski mendapat banyak peluang. Tapi, saya melihat konsep menyerang ala Shin Tae-yong memang lebih mengoptimalkan peran lini kedua."

 

4 dari 5 halaman

Kelebihan dan Kelemahan Timnas Indonesia U-23

Pemain Timnas Indonesia U-23, Irfan Jauhari (kanan) saat pertandingan melawan Timor Leste dalam laga kedua fase Grup A SEA Games 2021 di Stadion Viet Tri, Phu Tho, Vietnam, Selasa (10/5/2022). (Bola.com/Ikhwan Yanuar)

Hanafing berharap permainan ofensif yang menjadi kelebihan Timnas Indonesia U-23 tetap tersaji di semifinal. Begitu pun dengan penerapan high pressing yang dimulai dari lini serang saat pemain tim lawan membangun serangan dari bawah.

Menurut Hanafing, cara bermain seperti ini bisa meminimalisir kelemahan di lini belakang Timnas Indonesia U-23 yang kebobolan enam gol di penyisihan grup.

Satu kelemahan yang menonjol pada lini belakang Indonesia adalah kerap kesulitan menghadapi lawan yang mengandalkan umpan satu dua yang cepat di area pertahanan. Begitu pun dalam duel satu lawan satu.

Tak hanya itu, duet stoper Indonesia, Fakhrudin dan Rizky Ridho kadang keteter dalam menutup celah yang ditinggalkan dua bek sayap ketika naik membantu serangan.

"Beruntung kiper Ernando Ari tampil baik untuk meredam peluang yang didapatkan pemain lawan," pungkas Hanafing.

5 dari 5 halaman

Berita Terkait