Plus Minus Timnas Indonesia U-16 Menembus Final Piala AFF U-16 2022, Impresif Sejak Penyisihan

oleh Aditya Wany diperbarui 11 Agu 2022, 12:45 WIB
Timnas Indonesia U-16 - Kafiatur Rizky, Iqbal Gwijangge, Tegar Islami (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Suasana suka cita sedang mengiringi keberhasilan Timnas Indonesia U-16 menembus partai final Piala AFF U-16 2022. Mereka mampu menang dengan skor akhir 6-5 atas Myanmar di laga semifinal.

Kedua tim sempat bermain imbang Setelah bermain imbang 1-1 di waktu normal di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Rabu (10/8/2022) malam. Myanmar unggul dulu lewat Nay Min Htet (43’), kemudian dibalas Timnas Indonesia lewat tendangan bebas Riski Afrisal (70’).

Advertisement

Penentu pemenang duel ini dilanjutkan dengan babak adu penalti. Hasilnya, skor akhir 5-4 mengantarkan Timnas Indonesia U-16 menuju partai final dan akan berjumpa dengan Vietnam di stadion yang sama, Jumat (12/8/2022).

 

2 dari 6 halaman

Tidak Mengejutkan

Para pemain starter Timnas Indonesia U-16 berfoto bersama sebelum dimulainya laga semifinal Piala AFF U-16 2022 antara Indonesia U-16 melawan Myanmar U-16 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Rabu (10/8/2022) malam WIB. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Keberhasilan menembus babak final ini sebenarnya sudah tidak mengejutkan. Sebab, Timnas Indonesia U-16 sudah menampilkan performa impresif sejak fase penyisihan Grup A.

Itu dimulai dengan menang 2-0 atas Filipina di laga pertama (31/7/2022). Berikutnya, mereka berpesta gol dengan skor mencolok 9-0 ke gawang Singapura (3/8/2022).

Hasil yang paling mengejutkan terjadi di laga ketiga melawan tim kuat Vietnam. Timnas Indonesia U-16 sempat tertinggal 0-1, tapi kemudian mencetak dua gol balasan dan akhirnya menang dengan skor 2-1 (6/8/2022).

 

3 dari 6 halaman

Jumpa Vietnam Lagi

Pemain Timnas Indonesia U-16, Muhammad Ridho Al Ikhsan (kanan) menguasai bola dibayangi pemain Myanmar U-16, Saw Myo Zaw dalam laga semifinal Piala AFF U-16 2022 antara Indonesia U-16 melawan Myanmar U-16 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Rabu (10/8/2022) malam WIB. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Menariknya, anak asuh Bima Sakti itu akan menghadap Vietnam lagi di partai puncak demi menyabet trofi. Duel ini bakal berlangsung di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Jumat (12/8/2022) malam.

Di atas kertas, Timnas Indonesia U-16 tentu lebih diunggulkan. Selain sudah pernah menang, status sebagai tim tuan rumah akan menambah semangat juang para pemain.

Apa yang mereka tunjukkan dalam empat laga sebelumnya sudah jadi modal penting untuk menjadi juara. Namun, tetap ada sejumlah catatan mengenai kelebihan dan kekurangan Timnas Indonesia U-16 di ajang ini.

 

4 dari 6 halaman

Agresif dan Variatif

Saat memastikan lolos ke partai final usai menang adu penalti atas Myanmar, Bima Sakti dan para skuat Timns Indonesia U-16 menyempatkan untuk memberi penghormatan khusu kepada almarhum Alfin Lestaluhu yang telah menularkan semangat juang yang tinggi kepada seluruh anggota tim. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Seperti yang telah disebutkan, agresivitas menjadi kunci kemenangan Timnas Indonesia U-16. Sejak menit pertama, Iqbal Gwijangge dkk. tampil menyerang demi memenangi pertandingan.

Seperti saat melawan Myanmar, tak tanggung-tanggung, sebanyak 29 tembakan mereka torehkan selama 90 menit. Namun, hanya enam saja yang mengarah ke gawang dan satu di antaranya berbuah gol.

Performa agresif mereka ini justru membuat lebih percaya diri menghadapi tim lawan. Upaya bermain menyerang dengan membukukan banyak tembakan menunjukkan dominasi kekuatan Timnas Indonesia U-16.

Para pemain Timnas Indonesia U-16 tidak menghadapi banyak kendala dalam melakukan serangan. Padahal, Myanmar memainkan sepak bola bertahan dengan mengandalkan serangan balik untuk mencetak gol.

Garuda Asia punya banyak variasi serangan untuk membongkar pertahanan lawan. Mulai dari umpan silang, umpan tendangan bebas, hingga umpan lambung yang dikirim dari belakang. Hal itu membuat Myanmar mendapat teror.

 

5 dari 6 halaman

Mental Baja Saat Adu Penalti

Kiper Timnas Indonesia U-16, Andrika Fathir Rachman saat adu penalti dalam laga semifinal Piala AFF U-16 2022 antara Indonesia U-16 melawan Myanmar U-16 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Rabu (10/8/2022) malam WIB. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Kredit khusus juga harus diberikan saat menghadapi babak adu penalti.  Myanmar mendapat giliran dulu jadi eksekutor dan hasilnya mereka hanya mampu mencetak empat dari total lima tembakan.

Sedangkan lima eksekutor Timnas Indonesia U-16 berhasil menceploskan bola ke gawang Myanmar. Lima penendang itu adalah Iqbal Gwijangge, Figo Dennis, Arkhan Kaka, Riski Afrisal, dan Nabil Asyura.

Semua eksekutor Timnas Indonesia U-16 tentu saja layak mendapat apresiasi memiliki ketenangan dalam melepas tembakan. Sosok kiper Andrika Fathir juga tak boleh dilupakan dengan keberhasilannya mematahkan sepakan Shine Wanna Aung.

 

6 dari 6 halaman

Banyak Buang Peluang

Para pemain Timnas Indonesia U-16 merayakan gol penyeimbang 1-1 ke gawang Myanmar U-16 yang dicetak Muhammad Riski Afrisal (kanan) dalam laga semifinal Piala AFF U-16 2022 antara Indonesia U-16 melawan Myanmar U-16 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Rabu (10/8/2022) malam WIB. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Agresivitas mungkin jadi kunci penampilan apik Timnas Indonesia U-16. Tapi, justru ini menghadirkan sisi kelemahan. Mereka kerap kali membuang banyak peluang emas yang seharusnya jadi gol.

Satu-satunya laga yang menarik disaksikan dengan kemampuan mereka mengeksekusi peluang adalah kontra Singapura. Ya, laga itu menampilkan permainan menyerang sekaligus jumlah gol yang banyak.

Tapi, duel kontra Myanmar menampilkan hal yang berbeda. Seperti disebutkan, 29 tembakan mereka torehkan selama 90 menit. Namun, hanya enam saja yang mengarah ke gawang dan satu di antaranya berbuah gol.

Artinya, efektivitas dalam setiap melakukan serangan masih jadi masalah yang belum terselesaikan. Timnas Indonesia U-16 belum berhasil memanfaatkan celah tim lawan yang memainkan sepak bola bertahan.

Selain itu, ada dua gol yang bersarang ke gawang Timnas Indonesia U-16, yakni dari Vietnam dan Myanmar. Dua gol ini adalah buah kesalahan sendiri. Pertama adalah pelanggaran penalti, kedua kurangnya koordinasi pemain belakang.

Skuat Garuda Asia harus lebih berhati-hati dalam setiap menghalau upaya serangan tim lawan. Vietnam yang akan dihadapi di final tak boleh diremehkan. Termasuk, kemungkinan pemain mereka melakukan diving yang berbuah hukuman penalti.

Berita Terkait