Cerita Bima Sakti ketika Skuad Timnas Indonesia U-17 Sedih Massal Mengetahui Tragedi Kanjuruhan

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 04 Okt 2022, 12:25 WIB
Kemenangan yang biasanya ditutup dengan nyanyian Tanah Airku diganti dengan mengheningkan cipta. Bima Sakti dan skuadnya pun juga langsung meninggalkan lapangan setelah itu. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Bola.com, Bogor - Pelatih Timnas Indonesia U-17, Bima Sakti menceritakan kondisi timnya ketika tragedi Kanjuruhan terjadi di tengah-tengah Kualifikasi Piala Asia U-17 2023.

Sedikitnya 125 orang tewas dan 300-an lainnya luka-luka akibat kerusuhan suporter Arema FC, Aremania dan tindakan represif aparat.

Advertisement

Insiden itu berlangsung seusai Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada 1 Oktober 2022.

Ketika tragedi Kanjuruhan itu meletup, skuad Timnas Indonesia U-17 tengah menonton laga Uni Emirat Arab (UEA) melawan Guam dalam hari pertama Grup B Kualifikasi Piala Asia U-17.

2 dari 5 halaman

Keterangan Bima Sakti

Tragedi Kanjuruhan meninggalkan duka bagi sepak bola Indonesia bahkan Dunia. Hal tersebut juga terlihat saat laga Timnas Indonesia asuhan Bima Sakti melawan Guam pada Kualifikasi Piala Asia U-17 2023, Senin (03/10/2022) malam WIB. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Bima Sakti mengisahkan bahwa Muhammad Iqbal Gwijangge dkk. sedih massal saat mengetahui tragedi Kanjuruhan yang merenggut seratusan nyawa.

"Waktu itu pada Sabtu malam WIB, kami menonton pertandingan UEA melawan Guam," ujar Bima Sakti membuka pernyataan.

"Kami sedih. Sedih karena korban begitu banyak. Kami berharap kejadian seperti ini menjadi yang terakhir," jelasnya.

3 dari 5 halaman

Kedekatan Bima Sakti dengan Malang

Ekspresi pelatih Timnas Indonesia U-17, Bima Sakti saat pertandingan Grup B Kualifikasi Piala Asia U-17 2023 melawan Timnas Guam U-17 yang berlangsung di Stadion Pakansari, Bogor, Senin (3/10/2022). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Bima Sakti punya kedekatan dengan Kota Apel. Pria berusia 46 tahun itu pernah enam tahun membema Persema Malang.

"Malang ini kota yang indah. Kota yang nyaman menjadi tempat tinggal. Saya enam tahun di Persema dan secara emosional, hubungan dengan Malang sangat besar," tuturnya.

"Saya sampai punya di rumah di Malang, karena saya lihat Malang kota yang nyaman dengan atmosfer sepak bola yang luar biasa, ada Aremania, ada Persema," paparnya.

4 dari 5 halaman

Sedih

"Walau memang suporter Persema, Ngalamania jauh dibanding Arema, dan mereka memang sangat militan dan loyalitasnya luar biasa buat Arema," kata Bima Sakti.

"Sedih, ya. Tapi semoga ini jadi pembelajaran buat kita semua. Buat kita sebagai pelatih, sebagai pemain, juga suporter ke depan bisa lebih saling menghargai dan bisa satu stadion semuanya walau pun saling mendukung," ujarnya.

5 dari 5 halaman

Pemain Timnas Indonesia U-17 Berduka Cita

Sementara itu, penyerang Timnas Indonesia U-17, Arkhan Kaka Putra juga turut berduka cita atas tragedi Kanjuruhan.

"Saya dan teman-teman turut berduka cita dan sedih atas terjadinya korban begitu banyak," tutur Arkhan Kaka.

"Kami pemain, pelatih, hingga ofisial, berdoa supaya korban diberikan tempat terbaik di sisi-Nya, dan keluarga korban diberikan kesabaran dan diberikan ketabahan," terangnya.

Berita Terkait