Piala Dunia 2022: Ngeri! Filosofi Baru Timnas Spanyol Kombinasi Gaya Sepak Bola Jerman, Prancis, dan Maroko

Fuente secara eksplisit menyebutkan Maroko sebagai salah satu tim dengan gaya main yang disukainya di Piala Dunia 2022.

BolaCom | Gregah NurikhsaniDiterbitkan 13 Desember 2022, 16:00 WIB
Timnas Maroko berfoto sebelum dimulainya laga babak perempatfinal Piala Dunia 2022 menghadapi Timnas Portugal di Al Thumama Stadium, Doha, Qatar, Sabtu (10/12/2022) malam WIB. (AP/Petr David Josek)

Bola.com, Jakarta - Pelatih baru timnas Spanyol, Luis de la Fuente telah memiliki pandangan terhadap timnya. Ia ingin bermain dengan banyak transisi cepat dan banyak posisi penyelesaian akhir, seperti yang ditunjukkan Maroko.

Fuente secara eksplisit menyebutkan Maroko sebagai salah satu tim dengan gaya main yang disukainya di Piala Dunia 2022. Wajar saja, Maroko besutan Walid Regragui itu kini sudah menembus semifinal.

Advertisement

Maroko bahkan menyingkirkan Spanyol lewat adu penalti di 16 besar Piala Dunia 2022. Padahal saat itu Spanyol unggul telak dari segi penguasaan bola. Namun, satu gol pun tidak bisa dicetak oleh La Furia Roja.

Fuente sebenarnya tidak berencana mengubah filosofi bermain Spanyol yang sudah ada. Hanya saja, ia ingin permainan Spanyol lebih efektif.


Asah Semua Aspek

Maroko. Maroko menjadi negara Afrika terbaru alias keempat yang mampu lolos ke perempatfinal di Piala Dunia edisi terbaru pada 2022 di Qatar. Achraf Hakimi dkk bahkan bisa menjadi wakil Afrika pertama yang mampu lolos hingga semifinal bahkan menjadi juara jika mampu memenangi laga perempatfinal melawan Portugal. Pada fase grup, Maroko berhasil memuncaki Grup F di atas Kroasia dan mampu membuat Belgia angkat koper lebih awal. Pada fase knock-out, Spanyol menjadi korban keganasan Maroko di babak 16 besar dengan kemenangan 3-0 (0-0) lewat adu penalti. (AFP/Javier Soriano)

Menurut Fuente, kegagalan Spanyol di Piala Dunia 2022 dapat menjadi pondasi awal yang jelas perbaikan yang harus dilakukan. Menariknya, ia menyebut semua aspek perlu diasah.

“Kami akan coba bermain dengan lebih banyak transisi dan membuat titik penyelesaian akhir kami lebih banyak. Jadi segalanya bisa kami asah,” ujar dia dilansir dari AS.

“Ada tim-tim yang berkontribusi terhadap gaya main yang ingin saya terapkan. Saya menyukai tim-tim seperti Jerman, Prancis, dan Maroko,” lanjut dia.


Dominasi Permainan

Maroko sukses mengambil alih keunggulan di babak kedua, tepatnya pada menit ke-70. Achraf Hakimi yang ditunjuk sebagai eksekutor tendangan bebas sukses menyarangkan bola ke gawang Malawi yang dijaga Charles Thom. Skor berubah menjadi 2-1 dan bertahan hingga laga usai. (AFP/Kenzo Tribouillard)

Walaupun tampak seperti ingin menyerang cepat, Fuente menegaskan tetap ingin mendominasi permainan. Spanyol di bawah asuhan Luis Enrique menegaskan identitas itu selama ia menjabat.

“Kami ingin lebih baik daripada rival-rival kami. Jadi saya suka untuk mendominasi permainan dengan pemain-pemain bagus,” katanya.

“Saya juga suka sebuah tim dengan karakteristik pemain yang berbeda-beda. Kami sendiri punya pemain-pemain yang diperlukan untuk mengimplementasikan taktik itu,” lanjut dia.


Maret 2023

Luis de la Fuente begitu optimis dengan penunjukan dirinya sebagai pelatih kepala Timnas Senior Spanyol. Kini ia lebih bebas untuk memilih pemain dalam skuadnya tanpa dibatasi oleh batasan umur seperti saat ia menangani Timnas Spanyol di level yunior. (AFP/Thomas Coex)

Fuente resmi ditunjuk jadi pelatih timnas senior Spanyol setelah La Furia Roja tersingkir dari Piala Dunia 2022. Ia menggantikan posisi Enrique.

Fuente sendiri sebelumnya adalah pelatih timnas Spanyol U21. Jadi ia sudah hapal dengan filosofi sepak bola nasional.

Hanya saja, Fuente baru akan mendapatkan kesempatan untuk mengetes taktikalnya pada Maret 2023 nanti saat melawan Norwegia.

Sumber: AS


Berita Terkait