Petinggi Ducati Berikan Label Titel Juara Dunia MotoGP Milik Pecco Bagnaia Lebih Spesial ketimbang Casey Stoner

oleh Hendry Wibowo diperbarui 25 Des 2022, 11:00 WIB
Pembalap Ducati Lenovo Team, Pecco Bagnaia, berhasil meraih titel juara dunia MotoGP 2022 meski hanya finis di urutan sembilan MotoGP Valencia di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Minggu (6/11/2022) malam WIB. (AFP/JAVIER SORIANO)

Bola.com, Jakarta - CEO Ducati Motor Holding, Claudio Domenicali, menyebut bahwa gelar dunia MotoGP yang disabet Pecco Bagnaia pada 2022 terasa lebih istimewa ketimbang gelar dunia yang diraih Casey Stoner pada 2007.

Menurutnya, ini karena perebutan gelar dunia yang harus dilalui Pecco Bagnaia lebih menegangkan. Bagnaia jadi juara usai bertarung dengan rider Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, sejak awal musim.

Advertisement

Persaingan harus berlangsung sampai seri penutup di Valencia. Sementara itu, dengan Stoner, Ducati tampil jauh lebih dominan, sehingga rider Australia itu bisa mengunci gelar sebelum mencapai seri terakhir.

Gelar Bagnaia ini sangat berarti bagi Ducati, karena mereka menanti 15 tahun demi meraihnya. Pabrikan Italia ini juga senang bisa kembali menjuarai WorldSBK bersama Alvaro Bautista, usai menanti sejak Carlos Checa juara pada 2011. Domenicali juga menyebut 2022 adalah tahun baik untuk penjualan motor produksi massal Ducati.

2 dari 3 halaman

Tahun yang Tak Terlupakan

"Kami ada dalam momen terbaik dari sudut pandang industrial. Ini momen positif, di mana kesuksesan dalam bidang olahraga jadi 'pelumas' mesin kami dan jadi bagian penting dalam teknologi produk-produk kami. Kami telah berinvestasi pada perusahaan yang sangat kuat," ungkap Domenicali via GPOne, Selasa (20/12/2022).

Musim ini, Bagnaia sukses mengoleksi 10 podium dan 7 kemenangan, sementara Bautista mengoleksi 29 podium dan 14 kemenangan.

Bagi Domenicali, ini adalah momen menakjubkan. "Sungguh tahun yang tak terlupakan. Kami tak pernah meraih hasil seperti ini dan ini menjadi kebanggaan luar biasa," tuturnya.

"Gelar MotoGP kali ini juga berbeda dari 2007, ketika kami menjadi juara MotoGP bersama Casey. Kala itu, kami mengunci gelar sebelum balapan terakhir. Kemenangan bersama Pecco sangatlah berat. Aksi saling kejar (poin) yang hebat membuatnya terasa lebih baik," lanjut pria berusia 57 tahun ini.

3 dari 3 halaman

Berkat Investasi Finansial dan Sumber Daya Manusia

Bagnaia finis kesembilan dalam Seri Valencia di Sirkuit Ricardo Tormo, Spanyol, Minggu (6/11/2022). (AP/Alberto Saiz)

Domenicali juga merupakan salah satu orang yang harus kerja keras membantu Ducati bangkit, terutama usai gagal menyabet gelar bersama Valentino Rossi pada 2011 dan 2012.

"Saya menjadi CEO pada 2013, meski saya sudah jauh lebih lama bekerja di Ducati. Kala itu adalah masa sulit di MotoGP dan WorldSBK," kisahnya.

"Kami kehilangan arah, lalu melakukan rekonstruksi penting dengan investasi signifikan, tak hanya di sisi ekonomi, tetapi juga sumber daya manusia. Ini impian jadi nyata, kami bekerja keras membawa gelar ini pulang. Ini berkat usaha banyak orang yang telah mengerahkan jiwa mereka," tutup Domenicali.

Gelar dunia yang disabet Bagnaia dan Bautista pun menandai momen perdana Ducati mengawinkan gelar dunia MotoGP dan WorldSBK.

Dalam sejarah balap motor, hal ini baru terjadi enam kali. Pabrikan lain yang pernah meraih hasil serupa adalah Honda sebanyak tiga kali dan Yamaha sebanyak dua kali.

Sumber: GPOne

Disadur dari: Bola.net (Anindhya Danartikanya, Published 24/12/2022)

Berita Terkait