Kompetisi Dihentikan, Manajer Persebaya Bersimpati pada Klub Liga 2 dan Liga 3

oleh Aditya Wany diperbarui 18 Jan 2023, 16:45 WIB
Liga 2 - Ilustrasi Logo Liga 2 (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Surabaya - Kabar dihentikannya Liga 2 dan Liga 3 musim 2022/2023 masih mengejutkan banyak pihak. Sebab, banyak klub kasta kedua dan ketiga tersebut yang dirugikan akibat keputusan itu.

Penyebabnya adalah Tragedi Kanjuruhan yang membuat kompetisi sepak bola tanah air sempat mandek. Klub-klub Liga 2 disebut enggan meneruskan kompetisi sehingga memunculkan keputusan penghentian.

Advertisement

Sempat muncul suara dari beberapa klub yang menyesalkan keputusan itu. Sebab, banyak yang berharap bisa naik kasta. Mereka juga telah mengumpulkan dana demi bisa kembali bertarung di kompetisi.

Manajer Persebaya Surabaya, Yahya Alkatiri, merasa prihatin dengan dihentikannya Liga 2 dan Liga 3 musim ini. Keputusan itu berdampak pada Liga 1 yang digelar tanpa degradasi.

“Kami di manajemen kaget dan sedih. Bagaimanapun Persebaya pernah di posisi teman-teman Liga 2 lima tahun lalu. Tahu betapa besar dan sulit perjuangan di sana. Kami tidak akan terpengaruh dengan dinamika yang menyedihkan tersebut,” ucap Yahya.

Liga 1 - Ilustrasi Logo Persebaya Surabaya BRI Liga 1 (Bola.com/Adreanus Titus)

Persebaya sempat tidak diakui sebagai anggota PSSI hingga akhirnya diterima kembali pada 2017. Mereka berjuang di Liga 2 2017 dan menjadi kampiun hingga tampil di Liga 1 sampai sekarang.

Harapan klub-klub kasta bawah untuk bisa promosi juga bermunculan. Sayangnya, keputusan itu telah dibuat. Banyak pemain yang mempertanyakan nasib mereka setelah Liga 2 dan Liga 3 dihentikan.

2 dari 5 halaman

Tanpa Degradasi

Persebaya Surabaya berhasil meraih kemenangan atas PSIS Semarang meski dengan skor tipis 1-0 lewat gol tunggal Marselino Ferdinan. Laga yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo, Selasa (23/08/2022) tersebut sekaligus menjadi reuni bagi mantan pemain Bajul Ijo yang kini membela PSIS Semarang di kompetisi BRI Liga 1 musim 2022/2023. (Bola.com/Wahyu Pratama)

Musim ini jadi kali pertama BRI Liga 1 digelar tanpa degradasi sejak dimulai eranya pada 2017. Pada pandemi 2020 dan 2021, sempat muncul wacana ini. Namun, keputusan tanpa degradasi waktu itu dibatalkan.

Sistem kompetisi ini akan mengingatkan publik pada ISC A 2016, setelah PSSI menerima sanksi dari FIFA. Saat itu, ada upaya transformasi dari Indonesia Super League yang akhirnya melahirkan kompetisi yang berganti nama menjadi Liga 1 mulai 2017.

3 dari 5 halaman

Tetap All Out

Higor Vidal dan Sho Yamamoto selebrasi merayakan gol Persebaya Surabaya ke gawang Persita Tangerang di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Senin (1/8/2022) malam. (Bola.com/Aditya Wany)

Pelatih Persebaya, Aji Santoso, juga merasa bahwa kompetisi tanpa degradasi akan memengaruhi gairah dalam berkompetisi. Namun, dia bertekad tetap akan berjuang keras membawa Persebaya meraih prestasi meski timnya dipastikan tak akan turun kasta musim ini.

“Meskipun kompetisi tidak ada degradasi, saya masih menekankan kepada seluruh pemain untuk tampil fight. Kalau tidak meraih hasil bagus yang maksimal, kami akan menghadapi situasi yang tidak bagus. Kalau tidak ada degradasi itu, menurut saya persaingan kurang sengit,” ucapnya.

4 dari 5 halaman

Target Tinggi

Persebaya_Logo (Bola.com/Adreanus Titus)

Di sisi lain, Aji Santoso diberi target tinggi oleh manajemen Persebaya untuk musim ini. Hal itu bertolak pada pengalaman musim lalu, saat Persebaya menjalani musim yang fantastis meski tidak juara.

Mereka menduduki peringkat kelima klasemen akhir BRI Liga 1 2021/2022. Situasinya hampir sama dengan musim ini, mengandalkan pemain muda yang minim pengalaman.

Manajemen Persebaya kini menaikkan target kepada Aji Santoso untuk musim depan dengan mampu menembus posisi yang menembus kompetisi Asia. Selama dua musim, pelatih berusia 52 tahun itu juga diberi beban mencetak tim juara.

5 dari 5 halaman

Tengok Posisi Persebaya di Musim Ini

Berita Terkait