Deretan Pemain Naturalisasi yang Gagal Total Bersama Timnas Indonesia

oleh Ana Dewi diperbarui 25 Jan 2023, 12:00 WIB
Ilustrasi - Sergio van Dijk (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - PSSI sedang gencar memaksimalkan program naturalisasi pemain keturunan untuk Timnas Indonesia. Para pemain yang dinaturalisasi merupakan sosok yang direkomendasikan pelatih Shin Tae-yong.

Naturalisasai diharapkan menjadi jalan tepat demi membentuk Timnas Indonesia yang lebih tangguh. Pada November 2022 lalu, PSSI usai merampungkan naturalisasi dua pemain keturunan, yakni Sandy Walsh dan Jordi Amat.

Advertisement

Teranyar, pemain keturunan asal Belanda, Shayne Pattynama. Shayne baru saja mengambil sumpah di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jakarta, Cawang, Kamis (17/11/2022) sore WIB. Kini pemain berusia 24 tahun itu resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).

Program naturalisasi pesepak bola sejatinya bukan hal baru di Indonesia. Kebijakan tersebut sudah terjadi sejak 2010 lalu.

Saat itu, Cristian Gonzalez mendapat paspor Indonesia dan bisa membela Tim Garuda di Piala AFF 2010. Bisa dibilang, Gonzalez jadi satu di antara pemain naturalisasi yang cukup sukses saat berseragam Timnas Indonesia.

Kendati demikian, program naturalisasi tidak selamanya membuahkan hasil manis untuk prestasi Tim Merah-Putih. Tidak sedikit pemain yang berkesempatan dinaturalisasi justru melempem dan tidak berkontribusi apapun untuk Timnas Indonesia.

Berikut ini ulasan menarik dari Bola.com mengenai pemain-pemain naturalisasai yang gagal total untuk Timnas Indonesia. Siapa saja mereka?

 

2 dari 6 halaman

Sergio van Dijk

Sergio van Dijk diplot sebagai ujung tombak Timnas Indonesia pada Piala AFF 2014. Sayangnya, Ia tampil kurang apik meski reputasinya apik di Liga Australia. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Yang pertama ada Sergio van Dijk. Pada 2013, PSSI mengumumkan Van Dijk akan dinaturalisasi untuk memperkuat Timnas Indonesia pada Kualifikasi Piala Dunia 2014. Pada 4 Maret 2013, dia lantas dipanggil untuk kali pertama tampil di Kualifikasi Piala Asia 2015.

Van Dijk melakukan debutnya melawan Arab Saudi pada 23 Maret 2013. Sebulan sebelum menjalani debut untuk Tim Merah-Putih, dia menandatangani kontrak dengan Persib Bandung.

Sergio van Dijk bermain di Indonesia Super League (ISL) 2013 dengan seragam Tim Maung Bandung. Dari 29 pertandingan yang dijalani, Van Dijk mencetak 21 gol dan 10 assist. Dia hanya tertinggal dua gol dari Boaz Solossa selaku peraih Sepatu Emas.

Sayangnya, akibat masalah non teknis terkait bisnis dan marketing, Sergio van Dijk hanya bertahan semusim di Persib. Dia meninggalkan Indonesia untuk bermain di Iran dan Thailand sebelum kembali membela Maung Bandung pada 2016/2017.

Setelah tampil kurang maksimal pada kesempatan kedua berseragam Persib, Van Dijk kembali ke Belanda. Sempat bermain di klub amatir VV-Pelikaan-S, sang pemain akhirnya pensiun.

Tidak butuh waktu lama, dia langsung beralih profesi menjadi agen pemain. Van Dijk bergabung dengan Tevreden Group. Selama memperkuat Timnas Indonesia, Sergio van Dijk hanya tampil dalam enam laga dan mencetak satu gol.

 

3 dari 6 halaman

Jhonny van Beukering

Jhonny van Beukering

Penyerang kelahiran 1983 itu sebetulnya punya karier yang tak buruk di Belanda. Secara keseluruhan, Van Beukering tampil dalam 173 pertandingan di Eredivisie dan Eerste Divisie Belanda. Dia juga pernah dua kali menjadi juara di liga kasta kedua Belanda.

Namun, ketika dinaturalisasi pada 2012, kondisinya sudah tak sama lagi. Saat itu berat badan Van Beukering terbilang tidak ideal bagi pesepak bola profesional.

Dia pun tak bisa berbuat banyak di Piala AFF 2012. Jhonny van Beukering hanya bisa mencatatkan dua assist untuk Timnas Indonesia tanpa sekalipun mencetak gol, serta menorehkan satu caps.

Van Beukering sempat pensiun pada 2016. Namun, dia kembali dan sempat memperkuat beberapa klub sebelum benar-benar pensiun pada 2019.

 

4 dari 6 halaman

Tonnie Cusell

Tonnie Cusell

Sama seperti Johnny Van Beukering, Cusell juga mendapatkan paspor Indonesia pada 2012. Dia ikut berlaga bersama Timnas Indonesia di Piala AFF 2012 yang digelar di Malaysia.

Setelah itu, Cussell sempat menjalani karier di Liga Indonesia selama setahun selepas Piala AFF 2012. Dia bermain untuk Barito Putera hingga 2014.

Namun, Cusell harus didepak tim berjulukan Laskar Antasari itu karena kariernya terus menurun. Padahal, sang pemain sempat digadang-gadang menjadi pemain bintang.

Cussell yang masih punya hubungan kerabat dengan Stefano Lilipaly itu pun pensiun sebagai pesepak bola pada 2019. Dia juga hanya mengumpulkan empat caps untuk Timnas Indonesia senior.

 

5 dari 6 halaman

Bio Paulin

Pemain Persipura Jayapura, Bio Paulin (kanan) berebut bola dengan pemain PS TNI pada laga Torabika SC 2016 di Stadion Pakansari, Bogor, Minggu (19/6/2016). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Paulin adalah satu di antara pemain asing legenda Persipura Jayapura. Pemain asal Kamerun tersebut juga sudah mencicipi sejumlah gelar bergengsi di sepak bola Tanah Air, termasuk beberapa kali juara Liga Indonesia.

Pada 2015, Bio Paulin akhirnya mendapatkan paspor Indonesia. Dirinya kemudian beberapa kali dipanggil ke Timnas Indonesia.

Namun, setelah itu Indonesia harus dibekukan FIFA. Hal itu membuat Timnas Indonesia tidak bisa berlaga di ajang internasional

Kondisi tersebut membuat Bio Paulin tak pernah lagi mendapat panggilan ke tim nasional. Alhasil, dia hanya mencatatkan satu caps dengan Tim Garuda.

 

6 dari 6 halaman

Ruben Wuarbanaran

Calon pemain Timnas U-23 untuk Pra-Olimpiade, Ruben Wuarbanaran, tidak bisa mengikuti latihan penuh akibat cedera pangkal paha di Lapangan PSSI, Senayan, Jakarta, 13 Januari 2011. FOTO ANTARA/Puspa Perwitasari

Selanjutnya ada Ruben Wuarbanaran. Ruben mendapatkan paspor Indonesia pada 2011. Saat itu, dia diproyeksi untuk berlaga SEA Games 2011, di mana Indonesia berstatus tuan rumah. Namun, kariernya bersama Timnas Indonesia U-23 hanya seumur jagung.

Dia gagal bersinar di Tim Garuda Muda saat itu. Selepas SEA Games 2011, Ruben sempat bergabung dengan Pelita Jaya selama semusim, yakni hingga 2012. Sayangnya, bersama Pelita Jaya, Ruben juga tidak tampil memuaskan.

Dua tahun kemudian Ruben dikontrak klub divisi terbawah Liga Jerman, SV Honnepel-Niedermormter. Di sana, Ruben hanya sebagai pemain pengganti. Setelah itu kariernya tak lagi terdengar.

Berita Terkait