9 Pemain Liverpool Bernomor Punggung 4 Era Premier League: Virgil van Dijk Terbaik?

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 15 Apr 2023, 18:00 WIB
Pelatih Liverpool Jurgen Klopp merayakan kemenangan dengan bek Virgil van Dijk usai mengalahkan Leeds United pada pertandingan lanjutan Liga Inggris di stadion Anfield di Liverpool, Inggris, Kamis (24/2/2022). Liverpool menang telak atas Leeds United 6-0. (AP Photo/Jon Super)

Bola.com, Jakarta - Nomor punggung 4 di Liverpool memiliki sejarah yang beragam dalam perjalanan klub di era Premier League. Siapa saja yang pernah mengenakannya?

Biasanya, pemain-pemain sepak bola yang diingat karena nomor punggung 10 atau 9. Nomor 10 biasa digunakan oleh seorang playmaker atau pengatur irama serangan tim. Sementara nomor 9 adalah ujung tombak atau bomber yang menjadi kolektor gol bagi tim.

Advertisement

Menariknya, untuk Liverpool, ada nomor punggung 4 yang juga kerap menjadi andalan di dalam tim. Pemain tersebut biasa bermain di posisi pertahanan, baik bek atau pun gelandang bertahan.

Tercatat ada sembilan pemain yang pernah menggunakan nomor punggung 4 sejak Premier League kali pertama digelar pada musim 1993/1994.

Seperti dilansir dari planet football, berikut sembilan pemain bernomor punggung 4 di Liverpool dengan peringkat dari yang paling buruk, hingga yang luar biasa:

2 dari 11 halaman

9. Alberto Aquilani

Alberto Aquilani - Aquilani dibeli Liverpool dari AS Roma pada 2009 untuk menggantikan Xabi Alonso yang hengkang ke Real Madrid. Selama tiga tahun di Liverpool, Aquilani gagal mengeluarkan kemampuan terbaiknya dan tercatat hanya bermain 18 pertandingan saja. (AFP/Paul Ellis)

 

Alberto Aquilani merupakan pemain yang terdaftar di skuad Liverpool pada periode 2009 hingga 2012. Ia direkrut dari AS Roma setelah tujuh tahun membela klub ibu kota Italia itu.

Namun, pada 2010 hingga 2012, Aquilani dipinjamkan ke dua klub Italia berbeda, yaitu Juventus dan AC Milan. Praktis ia hanya sempat 18 kali membela Liverpool dengan satu gol ditorehkannya.

Kala itu Liverpool menjual Xabi Alonso ke Real Madrid untuk mendatangkan Alberto Aquilani. Bicara kualitas, jelas Xabi lebih baik daripada Aquilani.

Namun, Aquilani tak pernah mengakui anggapan tersebut. Dalam sebuah wawancara pada 2020, ia menyebut anggapan itu hanyalah hasil dari framing media massa.

"Itu adalah urusan jurnalis. Liverpool menjual Alonso dan merekrut Aquilani untuk menggantikannya. Saya tidak pernah melihatnya seperti itu. Xavi adalah pemain yang hebat, tetapi saya nyaman dengan kualitas yang saya miliki. Saya juga pemain yang berbeda dengannya," ujar Aquilani.

Namun, harus diakui bahwa ketika Liverpool kehilangan Xabi Alonso dan mendatangkan Aquilani, yang tidak pernah bisa memenuhi ekspektasi untuk harga 20 juta pound yang dikeluarkan manajemen The Reds, jelas itu menjadi awal dari akhir era Rafael Benitez di Liverpool.

3 dari 11 halaman

8. Nuri Sahin

Nuri Sahin (kiri). Gelandang asal Turki berusia 33 tahun yang sejak Oktober 2021 menjadi manajer tim Antalyaspor usai semusim menjadi pemain ini pernah berseragam Real Madrid hanya 1 musim, pada 2011/2012 usai didatangkan dari Borussia Dortmund. Sementara Liverpool diperkuatnya selama setengah musim, pada awal musim 2012/2013 dengan status pinjaman dari Real Madrid. Bersama Real Madrid ia total tampil dalam 10 laga dengan torehan 1 gol dan 1 assist. Sementara bersama Liverpool ia total tampil dalam 12 laga dengan torehan 3 gol dan 3 assist. (AFP/Andrew Yates)

 

Nuri Sahin merupakan pemain andalan Borussia Dortmund asuhan Jurgen Klopp dan berhasil menjadi pemain teraik Bundesliga saat Dortmund menjuarai Bundesliga 2010/2011.

Musim yang brilian membuatnya bisa pindah ke Real Madrid. Namun, Sahin mengalami musim yang buruk karena rangkaian cedera dan tak pernah diberikan kepercayaan oleh Jose Mourinho. Sahin pun hanya empat kali bermain dalam musim pertama sekaligus terakhirnya di Santiago Bernabeu.

Pindah dengan status pinjaman ke Liverpool tampak menjadi ide yang bagus untuk mengembalikan karier pemain asal Turki itu.

Namun, cerita yang sama terjadi di Anfield, di mana ia hanya mendapatkan satu atau dua momen, tetapi tidak pernah bisa menonjol hingga kembali ke Dortmund pada Januari 2013.

"Saya hanya bisa bermain 100 persen jika saya gembira. Jelas itu bukan masalahnya di Real Madrid atau Liverpool," ujar Sahin kepada Ruhr Nachrichten saat itu.

4 dari 11 halaman

7. Rigobert Song

Mantan bek Liverpool, Rigobert Song. (Telegraph).

 

Paman dari Alex Song ini adalah rekrutan yang relatif biasa saja dari klub Italia, Salernitana, pada 1999. Pemain bertahan itu memiliki karier internasional yang legendaris bersama Timnas Kamerun.

Kini ia menjadi pelatih Indomitable Lions, setelah menjuarai dua Piala Afrika, tampil 137 kali, menjadi pemain dengan jumlah penampilan terbanyak bagi Kamerun, serta tampil dalam 4 Piala Dunia berbeda.

Namun, kariernya di level klub yang tidak terlalu menonjol, meski ia sempat mengangkat trofi di Prancis dan Turki.

Bersama Liverpool, ia tampil dalam 38 pertandingan selama dua tahun. Namun, ia tak pernah cukup memantapkan diri untuk masuk dalam starting XI.

Ia tampil luar biasa untuk mendapatkan gelar juara Piala UEFA, setidaknya setelah tampil dalam satu pertandingan dari kampanye musim 2000/2001 yang mengesankan.

5 dari 11 halaman

6. Steve Nicol

Steve Nicol (assets.lfcimages.com)

Jika bicara perjalanan karier secara menyeluruh, ada pendapat yang sangat kuat bahwa fullback asal Skotlandia, yang kini menjadi pandit ESPN, harus ada dalam daftar ini.

Nicol mencetak 46 gol dalam 469 penampilan untuk The Reds dan membela klub dalam periode tersukses sepanjang sejarah.

Antara 1983 dan 1992, ia empat kali menjuarai liga, tiga trofi Piala FA, dan juga Piala Eropa, yang kini bernama Liga Champions, pada 1984.

Tak satu pun dari pemain lain yang ada di dalam daftar ini memiliki daftar prestasi yang lebih besar darinya. Resmi mengenakan jersey nomor 4 pada musim 1993/1994, Nicol melewati performa terbaiknya saat Liverpool berjuang keras untuk finis di posisi kedelapan, atau yang terburuk dalam 30 tahun terakhir.

6 dari 11 halaman

5. Raul Meireles

Selebrasi gol gelandang Liverpool Raul Meireles ke gawang Wigan Athletic dalam lanjutan EPL yang berlangsung di Anfield Stadium, 12 Februari 2011. AFP PHOTO / PAUL ELLIS

 

Mantan pemain Timnas Portugal ini pernah dinobatkan menjadi pemain terbaik versi penggemar pada musim 2010/2012, di mana itu menjadi sesuatu yang membingungkan.

Musim ini menjadi satu-satunya keberadaan Raul Meireles di Anfield, di mana ia tampil cukup baik, tetapi Liverpool memiliki satu tahun yang dilupakan, di mana Roy Hodgson menjalani setengah musim yang menyedihkan dan pada akhirnya finis di posisi keenam yang mengecewakan.

7 dari 11 halaman

4. Jason McAteer

Jason McAteer (AP)

 

Pemain lokal Livverpool yang menempa karier awalnya di klub non-liga, Marine, dan kemudian Bolton Wanderers, hingga akhirnya dibawa pulang ke Merseyside pada musim panas 1995.

McAtter tidak memenangkan trofi apa pun selama empat tahun di Anfield, hanya menjadi runner-up Piala FA ketika MU menjuarainya pada 1995.

Namun, ia 100 kali tampil di Premier League dan menjadi anggota tim yang sangat berdedikasi untuk Liverpool.

Gelandang serabisa ini mungkin bisa meraih lebih banyak prestasi di Merseyside jika bukan karena patah kaki yang dialaminya pada 1998.

8 dari 11 halaman

3. Kolo Toure

Kolo Toure. Bek asal Pantai Gading ini adalah pemain Afrika yang terlama bermain di Premier League selama 14 musim dengan memperkuat 3 tim, Arsenal, Manchester City, dan Liverpool mulai 2002/2003 hingga 2015/2016. Total bermain dalam 353 laga, mencetak 12 gol dan 10 assist. (AFP/Lindsey Parnaby)

 

Definisi dari sebuah kepahlawanan, Kolo Toure adalah seorang veteran ketika tiba di Anfield pada 2013. Namun, ia masih punya begitu banyak hal yang berguna bagi Liverpool.

Ia adalah bagian dari tim yang nyaris memenangkan gelar Premier League pada musim debutnya.

Liverpool harus kebobolan 50 gol, yang terbanyak sejak 1992, dalam musim di mana mereka menjadi runner-up, tetapi bek asal Pantai Gading itu masih diandalkan pada masanya.

9 dari 11 halaman

2. Sami Hyypia

Sami Hyypia mendapat kartu merah langsung usai melanggar striker MU, Ruud van Nistelrooy, pada laga pekan ke-32 Premier League 2002/2003, 5 April 2003. (AFP/Andrew Yates)

 

Dari antara pemain Liverpool yang berprestasi pada era Premier League, Hyypia tidak pernah memenangkan gelar juara liga.

Namun, ia memiliki peran yang berpengaruh dalam empat trofi yang dimenangkan Liverpool pada 2001 dan kemudian meraih Liga Champions, trofi Piala FA yang kedua, dan juga Piala Liga Inggris yang kedua.

Bek asal Finlandia itu tampil dalam 464 pertandingan selama 10 tahun di Anfield. Tak perlu diragukan lagi, ia adalah seorang legenda Liverpool dan untuk waktu yang lama menjadi tolok ukur standar untuk pengguna jersey nomor 4 di Anfield.

 

10 dari 11 halaman

1. Virgil van Dijk

Striker Real Madrid, Karim Benzema, berduel dengan bek Liverpool, Virgil van Dijk pada leg pertama 16 besar Liga Champions 2022/2023 di Anfield, Rabu (22/2/2023) dini hari WIB. (AP/Jon Super)

 

Van Dijk mendapatkan kritik yang cukup adil pada musim 2022/2023. Sebagian besar memang layak disampaikan, tetapi tidak boleh dilupakan bagaimana hebat ia saat bermain.

Rekrutan Liverpool yang telah memenangkan banyak hal, Van Dijk pasti menjadi satu di antara pemain terbaik sepanjang sejarah Liverpool. Pertanyaannya, apakah dia bisa kembali mendpapatkan performanya lagi pada tahun-tahun mendatang?

11 dari 11 halaman

Posisi Liverpool di Premier League saat Ini

Berita Terkait