10 Playmaker Hebat Tahun 1990-an (Bagian II): Serupa Penyihir di Lapangan Hijau

oleh Suharno diperbarui 21 Jun 2023, 16:15 WIB
Roberto Baggio, Zidane dan Paul Gascoigne. (Bola.com/Dody Iryawan)

Bola.com, Jakarta - Sebelum muncul Wesley Sneijder, Lionel Messi hingga kini Jude Bellingham, era 1990-an muncul para playmaker jenius di lapangan hijau. Aksi mereka kerap mengundang decak kagum para penontonnya.

Penampilan para pemain di era 90-an tersebut bahkan masih terkenang meskipun sudah tiga dekade berlalu. Permainan mereka tersebut bisa dijadikan role mode para pemain masa kini.

Advertisement

Bahkan Planet Football menyebut pepatah yang mengatakan bahwa striker memenangkan pertandingan sementara bek memenangkan gelar. Lalu, jenderal lapangan tengah yang akhirnya memenangkan hati.

Para maestro ini yang merebut hati para pengagumnya hingga saat ini. Lalu siapakah playmaker terbaik di dunia pada era tahun 1990-an.

Berikut 10 playmaker terbaik di dunia pada era tahun 1990-an. Pada bagian kedua ini mari lanjutkan lagi untuk lima nama hebat.

2 dari 6 halaman

Paul Gascoigne

Legenda tim nasional Inggris, Paul Gascoigne. (AFP)

Setelah bersinar di Piala Dunia 1990, pemain yang kerap disapa Gazza ini bergabung dengan Lazio pada 1992 meski kerap mengalami cedera. Namun, pemain asal Inggris ini tidak menyerah dan tampil baik kala memperkuat tim Skotlandia, Ranggers tahun 1996.

Gascoigne mencetak 27 gol liga dalam dua musim pertamanya di Skotlandia. Gazza juga merupakan andalan bagi timnas Inggris di sejumlah kompetisi.

3 dari 6 halaman

Gheorghe Hagi

Gheorghe Hagi membela Brescia tahun 1992-1994. Mencetak 14 gol dalam 61 pertandingan. (AFP/Gabriel Bouys)

Mendapat julukan 'Maradona dari Carpathians', tentu semua orang bisa membayangkan bagaimana caranya mengolah si kulit bundar. Hal itu dia tunjukan pada Piala Dunia 1994 kala membawa Rumania yang tidak diunggulkan hampir saja mencapai babak semifinal sebelum takluk dari Swedia.

"Hagi bisa menjadi pemain terbaik di dunia setelah Maradona," kata pelatih Rumania Mircea Lucescu sebelum turnamen itu. "Tapi dia adalah pemain hebat tanpa etos kerja," sambungnya mengomentari sikap tempramental yang dimiliki sang pemain.

4 dari 6 halaman

Roberto Baggio

5. Roberto Baggio. (AFP/Paolo Cocco)

Baggio mungkin menjadi salah satu pemain yang paling diremehkan dalam 30 tahun terakhir, atau setidaknya sekarang terlalu mudah diabaikan. Tetapi, pria yang dikambinghitamkan atas kegagalan Italia di Piala Dunia 1994 itu mencetak 220 gol liga selama kariernya.

Baggio bisa dibilang adalah pemain terhebat Italia, tetapi citranya selalu buruk karena kegagalan yang dia dapatkan. Dia juga pencetak gol penalti paling produktif di negara itu meski kegagalan penaltinya di final Piala Dunia 1994 yang paling diingat oleh banyak orang.

5 dari 6 halaman

Michael Laudrup

Michael Laudrup merupakan gelandang serang yang sulit dihentikan. Pemain asal Denmark tersebut memang terkenal dengan kemampuan dua kakinya yang sangat baik. Laudrup tercatat pernah membela klub-klub besar seperti Real Madrid, Juventus, Barcelona, dan Ajax Amsterdam. (AFP/Frank Perry)

Pada awal 1990-an, Laudrup telah mencatatkan 58 penampilan untuk negaranya dan mencetak 23 gol). Pemain asal Denmark ini juga memenangkan gelar Serie A bersama Juventus dan dua kali dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Denmark.

Laudrup juga memenangkan empat gelar La Liga berturut-turut di Barcelona sebelum dia berganti haluan ke Real Madrid dan juga memenangkan La Liga di klub tersebut. Meski hanya memainkan 62 pertandingan liga untuk Real Madrid, pada tahun 2002 Laudrup terpilih sebagai pemain terbaik ke-12 dalam sejarah klub.

6 dari 6 halaman

Zinedine Zidane

Zidane berhasil berkontribusi untuk enam trofi yang diraih Real Madrid dalam kurun waktu 2001 sampai 2006. Pemain asal Prancis ini akhirnya gantung sepatu pada tahun 2006. (AFP/Javier Soriano)

Sebagian besar kesuksesan Zidane datang menjelang akhir 1990-an dan seterusnya, termasuk Piala Dunia, Euro 2000, dan seluruh kariernya di Madrid. Dia juga memenangkan sejumlah gelar individu seperti pemain terbaik dunia FIFA hingga Ballond d'or.

"Dia adalah pemain yang spesial," kata rekan setimnya di Juventus, Edgar Davids pada 1997.

"Dia menciptakan ruang yang tidak ada. Tidak peduli di mana dia mendapatkan bola atau bagaimana hal itu terjadi padanya, dia bisa keluar dari masalah," lanjutnya.

Sumber: Planet Football

Berita Terkait