8 Pemain Top yang Terdampar di Liga Kasta Rendah, Main di Klub Antah Berantah

oleh Suharno diperbarui 03 Jul 2023, 15:00 WIB
Shkodran Mustafi (41 juta euro) - Shkodran Mustafi menjadi bek Jerman termahal saat dilabuhkan Arsenal pada musim 2016/2017. Arsenal mendatangkan Mustafi dari Valencia dengan harga 41 juta euro. (AFP/Glyn Kirk)

Bola.com, Jakarta - Cristiano Ronaldo memilih ke Liga Arab Saudi, sedangkan Lionel Messi hijrah ke MLS. Sejumlah pesepak bola bintang yang pernah bersinar di Eropa akhirnya juga mengikuti jejak untuk berlaga di MLS ataupun ke Timur Tengah.

Alasannya bukan karena para pemain bintang itu tidak laku lagi di Eropa, tetapi gara-gara ada tawaran yang menggiurkan. Bahkan, nominal yang disodorkan ke mereka lebih besar daripada tawaran dari klub-klub Eropa.

Advertisement

Namun, ada sejumlah pemain yang memiliki pemikiran yang unik. Meski memiliki kualitas permainan yang juga setara dengan bintang di dunia sepak bola, para pemain ini justru memilih klub dengan liga kasta bawah.

Ada sejumlah alasan di balik para pemain tersebut justru tidak memilih tawaran yang menggiurkan namun bermain di kasta bawah atau liga antah-berantah. Banyak orang hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

Berikut delapan pesepak bola dengan karier apik tetapi memutuskan untuk bermain di liga kasta bawah atau antah-berantah.

 

2 dari 9 halaman

1. Mathieu Debuchy

Mathieu Debuchy sempat marah kepada manajer Arsene Wenger yang menghalangi kepindahannya dari Arsenal ke Manchester United. (AFP/Stansall)

Debuchy tidak hanya mencatatkan 27 caps bagi Timnas Prancis. Dia juga merupakan mantan pemain andalan Lille, Newcastle Unite, hingga Arsenal pada era keemasannya.

Sejak 2021, Debuchy bermain di klub kasta kedua Liga Prancis alias Ligue 2, Valenciennes. Meski gagal mengantarkan klub tersebut promosi ke Ligue 1, Debuchy membuat pertahanan Valenciennes sangat solid dan memutuskan pensiun pada akhir musim 2022/2023.

 

3 dari 9 halaman

2. Josh Maja

Pemain Chelsea Andreas Christensen (kanan) memenangkan duel udara dengan pemain Fulham Josh Maja. (Foto: AFP/Pool/Ian Walton)

Pernah menjadi lulusan akademi Sunderland dengan nilai dan peringkat tinggi, Maja mencetak 17 gol saat remaja untuk The Black Cats. Dia kemudian pindah ke klub Ligue 1 Bordeaux pada 2019 meski belum tampil memuaskan.

Dia dipinjamkan ke Stoke City saat Bordeaux terdegradasi pada 2021/2022 tetapi kembali ke Matmut Atlantique untuk bermain di Ligue 2 musim lalu. Maja mencetak 16 gol dan finis di urutan keempat dalam daftar pencetak gol Ligue 2, tetapi Bordeaux nyaris gagal promosi setelah finis ketiga.

 

4 dari 9 halaman

3. Adryan

Adryan kerap disebut wonderkid lantaran gelandang asal Brasil ini memiliki kemampuan mumpuni. Sayang, kariernya yang sering berpindah-pindah tim seperti di Brasil, Inggris, Prancis, Swiss hingga Turki membuat permainannya tidak berkembang.

Pada Januari 2022 dia bergabung dengan klub Italia yang bermain di Serie B, Brescia. Kini Brescia juga akhirnya turun ke kasta ketiga setelah mengalami kekalahan di play-off degradasi.

 

5 dari 9 halaman

4. Patrick Cutrone

Patrick Cutrone. Striker Italia berusia 24 tahun milik Wolverhampton yang musim ini dipinjamkan ke Empoli ini pernah memperkuat AC Milan selama 3 musim, 2016/2017 hingga 2018/2019. Ia menjadi top skor AC Milan pada musim 2017/2018 dengan torehan 18 gol di semua ajang. (AFP/Miguel Medina)

Sebenarnya ada nama Gianluigi Buffon dan Cesc Fabregas yang juga bermain di Serie B bersama Parma dan Como, tetapi ada satu lagi nama pemain yang meredup sebelum bersinar yakni Patrick Cutrone. Striker jebolan akademi AC Milan ini pernah memperkuat Wolverhampton Wanderers, Fiorentina, Valencia, dan Empoli sebelum ke Como.

Cutrone bergabung bersama Como untuk mengawal lini depan klub. Cutrone hanya berhasil mencetak sembilan gol musim lalu saat Como finis di urutan ke-13 yang mengecewakan di Serie B.

 

 

6 dari 9 halaman

5. Jose Callejon

Jose Callejon. (AFP Photo/Dani Pozo)

Callejon adalah produk akademi Real Madrid yang juga mempersembahkan gelar La Liga bagi Los Blancos pada musim 2011/2012. Callejon juga menjadi bintang di Italia saat mengantarkan Napoli dua kali juara Coppa Italia yakni musim 2013/2014 dan 2019/2020.

Setelah meninggalkan Fiorentina dan Italia, Callejon justru memilih bermain di kasta kedua Liga Spanyol alias Segunda División bersama Granada. Pemain berusia 36 tahun ini sukses membawa Granada juara kasta kedua dan bakal berlaga di La Liga musim depan karena kontraknya baru berakhir pada 2024.

 

7 dari 9 halaman

6. Pablo Hernandez

6. Pablo Hernandez (35 tahun) - Pablo Hernandez tetap dipercaya menjadi andalan di lini tengah Leeds United musim ini. Gelandang serang asal Spanyol ini memiliki peran vital saat membawa Leeds United kembali ke liga Premier Inggris. (AFP/Alex Pantling/pool)

Pablo Hernandez seperti kacang yang tidak lupa kulitnya. Playmaker asal Spanyol ini telah melalang buana di dalam negeri bersama Getafe dan Valencia, lalu juga bertualang di Liga Inggris membela Swansea bahkan 16 tahun di Leeds United.

Setelah meninggalkan Leeds United pada 2021, Hernandez memperkuat klub kota kelahirannya yakni Castellon yang bermain di kasta ketiga Liga Spanyol. Pemain berusia 38 tahun ini mengantar klub ke final play-off sebelum gagal promosi ke Segunda Division setelah kalah dari Alcorcon.

 

8 dari 9 halaman

7. Shkodran Mustafi

Shkodran Mustafi. Bek tengah asal Jerman ini didatangkan Arsenal dari Valencia pada awal 2016/2017. Setelah 4,5 musim memperkuat The Gunners dan tampil dalam 151 laga dengan torehan 9 gol dan 5 assist, tengah musim 2020/2021 ia hijrah ke Schalke dan awal 2021/2022 ke Levante. (levante-emv.com)

Nama Shkodran Mustafi tentu sangat familier di telinga pencinta sepak bola karena bek asal Jerman ini pernah bermain di Everton, Sampdoria, Valencia, hingga Arsenal. Mustafi juga membantu Jerman juara Piala Dunia 2014 meski hanya sebagai pelapis Mats Hummels dan Jerome Boateng.

Namun setelah meninggalkan Arsenal, timnya yakni Schalke akhirnya terdegradasi. Cerita yang sama terjadi ketika dia memperkuat Levante. Dia absen panjang karena cedera hingga akhirnya klub itu juga terdegradasi.

 

9 dari 9 halaman

8. Jackson Irvine

Pemain Tunisia, Aissa Laidouni dan Youssef Msakni berebut bola dengan pemain Australia, Jackson Irvine selama pertandingan grup D Piala Dunia 2022 di Stadion Al Janoub di Al Wakrah, Qatar, Sabtu, 26 November 2022. Kemenangan ini membuat Australia untuk sementara berada di posisi dua klasemen Grup D Piala Dunia 2022 dengan torehan tiga poin, di bawah Prancis yang unggul head to head. (AP Photo/Natacha Pisarenko)

Irvine merupakan gelandang asal Australia yang telah menikmati karier beragam. Petualangan paling mengesankan tentu saja saat mengantarkan Ross County juara Piala Liga Skotlandia dan menyabet penghargaan Pemain Terbaik Burton Albion musim 2016/2017.

Sang gelandang beralih ke posisi favoritnya sebagai sayap kiri di FC St Pauli di Bundesliga II. Dia mencetak tujuh gol musim lalu saat St Pauli finis di urutan kelima. 

Sumber: Planet Football

Berita Terkait