2 Kiper Filipina di BRI Liga 1 Dapat Perlakukan Beda dari Suporter Klubnya, Lho Kok?

Dua kiper asal Filipina yang kini berkiprah di BRI Liga 1 sedang dapat perlakuan yang berbeda, yakni Anthony Pinthus (PSS Sleman) dan Julian Schwarzer (Arema FC).

BolaCom | Iwan SetiawanDiterbitkan 21 September 2023, 11:30 WIB
Penjaga gawang PSS Sleman asal Filipina, Anthony Pinthus. (Bola.com/Dok PSS)

Bola.com, Jakarta - Dua kiper asal Filipina yang kini berkiprah di BRI Liga 1 sedang dapat perlakuan yang berbeda, yakni Anthony Pinthus (PSS Sleman) dan Julian Schwarzer (Arema FC).

Beda perlakuan itu tidak datang dari manajemen klub, melainkan suporter.

Advertisement

Pinthus kini banjir kritikan. Tak lain setelah PSS kalah dari Borneo FC di Stadion Segiri, Samarinda, Minggu (17/9/2023). Dia dianggap melakukan blunder di masa injurytime. Dia meninggalkan sarangnya namun gagal menghalau bola tendangan bebas sehingga bek Borneo, Silverio berhasil mencetak gol ke gawang yang sudah kosong.

Fans PSS Sleman memberikan banyak komentar pedas di akun instagram Pinthus. Karena blunder seperti itu tak seharusnya dilakukan kiper asing. Apalagi di menit akhir.

“Terlalu banyak kesalahan yang anda berikan,” tulis @norman.eko di kolom komentar instagram Pinthus.


Berbeda dengan Julian

Ibu (kiri) dan kekasih kiper Arema FC, Julian Schwarzer terlihat menonton langsung laga pekan kesembilan BRI Liga 1 2023/2024 antara Persija Jakarta Vs Arema FC di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Minggu (20/08/2023). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Selama 12 pertandingan, Pinthus selalu jadi pilihan utama dibawah mistar gawang PSS. Namun, dia baru membuat 3 cleansheet dan kebobolan 17 gol. Catatan yang tak terlalu bagus.

Tapi, jika melihat jumlah save, kiper 25 tahun ini ada di urutan ke 4 dengan penyelamatan terbanyak. Dari statistik website PT Liga Indonesia Baru, Pinthus melakukan 36 save. Dia hanya kalah dari Sonny Stevens, Adilson Maringa dan Nadeo Argawinata.

Sementara Julian Schwarzer dapat perlakukan sebaliknya. Banyak pujian yang dialamatkan kepadanya. Naik dari Aremania maupun pengamat sepakbola Indonesia. Karena dia baru membuat tiga save beruntun. Kiper 24 tahun ini juga salah satu kunci kebangkitan Singo Edan.


Fase Sulit

Julian Schwarzer, anak mantan kiper Chelsea dan Fulham, Marc Schwarzer, mengikuti latihan bersama Arema FC. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Tapi, pujian Aremania tak membuatnya lupa diri. Julian juga melewati fase sulit di awal gabung dengan Arema. Dia harus kebobolan 10 gol dalam 5 laga awal. Tapi, dia tetap melakukan banyak save.

Hanya saja, dia tidak masuk dalam 5 besar kiper yang punya banyak save di Liga 1. Karena Julian baru tampil dalam 8 pertandingan. Mengingat dia baru bergabung setelah Arema menjalani 4 laga awal di Liga 1.

Meski Arema saat ini berada di zona degradasi, putra mantan kiper Chelsea, Mark Schwarzer itu jadi idola baru Aremania.


Sama-Sama Tak Terpanggil Timnas Filipina

Di balik perbedaan perlakuan dari suporter, ada sebuah kesamaan yang dialami Pinthus dan Julian. Keduanya sama-sama tidak dipanggil ke timnas Filipina di FIFA Matchday dua pekan lalu. Sebab, Filipina memanggil tiga kiper yang lebih berpengalaman. Seperti Neil Etheridge, Patrick Deyto dan Raymond Mendoza.

Maklum, Pinthus dan Julian merupakan kiper alumni timnas U-23. Mereka baru memiliki tiga caps bersama timnas senior filipina. Itupun di ajang Piala AFF. Sebab di ajang itu, Neil Etheridge yang jadi kiper utama Filipina tidak dilepas oleh klub asalnya, Birmingham City (Inggris).

Berita Terkait