3 Legenda Belanda asal Maluku yang Sebenarnya Bisa Membela Timnas Indonesia: Jaminan Prestasi?

oleh Hery Kurniawan diperbarui 27 Des 2023, 09:15 WIB
Giovanni van Bronckhorst (AFP PHOTO/Roberto Schmidt)

Bola.com, Jakarta - Indonesia memiliki hubungan erat dengan Belanda. Satu daerah di Tanah Air yang punya hubungan paling erat dengan negara tersebut adalah Maluku.

Menurut data dari LIPI (sekarang BRIN), pada 2010 ada lebih dari 40 ribu orang Maluku yang menetap di Belanda. Jumlah itu disebut terus meningkat dari tahun ke tahun.

Advertisement

Banyaknya orang Maluku yang ada di Belanda tentu saja melahirkan banyak pesepakbola hebat. Entah itu asli Maluku atau memiliki garis keturunan Belanda.

Di Indonesia kita saat ini mengenal Shayne Pattynama dan Stefano Lilipaly. Keduanya sama-sama punya darah Maluku dan Belanda yang kental.

Para pemain dengan darah Maluku rupanya banyak yang menjadi legenda di Belanda. Mereka mampu berkontribusi maksimal untuk sepak bola Negeri Kincir Angin.

---

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Simon Tahamata

Simon Tahamata, legenda sepak bola Belanda yang punya darah Maluku. (Dok. Ajax Amsterdam)

Simon Tahamata lahir di Vught, Belanda pada 26 Mei 1956. Namun, Tahamata adalah anak dari pasangan Indonesia, tepatnya dari Ambon, Maluku.

Simon Tahamata pernah memperkuat beberapa klub besar di Belanda, termasuk di antaranya Ajax Amsterdam dan Feyenoord Rotterdam. Ia bahkan tiga kali meraih gelar juara Eredivisie.

Talenta Simon Tahamata pun dimanfaatkan betul oleh Timnas Belanda. Pemain yang berposisi sebagai winger itu pernah 22 kali membela De Oranje dengan torehan dua gol.

3 dari 4 halaman

Roy Makaay

Roy Makaay. Striker Belanda yang kini berusia 47 tahun dan telah pensiun pada Juli 2010 bersama Feyenoord ini pernah berseragam Bayern Munchen selama 4 musim mulai 2003/2004 hingga 2006/2007. Ia didatangkan Bayern Munchen dari Deportivo La Coruna dengan nilai transfer 19,75 juta euro. Di musim debutnya bersama Bayern Munchen pada 2003/2004 ia berhasil mencetak total 31 gol dari 44 laga, dengan rincian 23 gol di Liga Jerman, 6 gol di Liga Champions dan 2 gol di ajang DFB Pokal. Pada awal musim 2007/2008 ia hijrah ke Feyenoord hingga pensiun di akhir musim 2009/2010. (AFP/Christophe Simon)

Roy Makaay pernah dikenal sebagai penyerang top di Eropa. Puncak kariernya terjadi saat membela Deportivo La Coruna dan Bayern Munchen.

Roy Makaay bahkan memiliki catatan impresif di ajang Liga Champions. Penyerang lincah itu mencetak 29 gol di ajang UCL.

Sayangnya, Roy Makaay tak terlalu tajam saat membela Belanda. Pemain yang punya garis keturunan Maluku ini hanya bisa mencetak enam gol dari 43 caps.

4 dari 4 halaman

Giovanni van Bronckhorst

Giovanni van Bronckhorst mengawali karier di Feyenoord. Ia kemudian melebarkan sayapnya di beberapa klub top Eropa seperti Ragers, Arsenal, dan Barcelona. Pemain yang masih memiliki darah Indonesia tersebut mampu meraih gelar bergengsi di Blaugrana, salah satunya Liga Champions 2006. Setahun kemudian bos Feyenoord Bert van Marwijk memintanya kembali Feyenoord dengan status bebas transfer. Dia menghabiskan tiga tahun di De Kuip sebelum pensiun dan memenangkan Piala KNVB tahun 2008. (AFP/Anoek de Groot)

Giovanni van Bronckhorst adalah bek kiri legendaris Belanda. Pemain keturunan Maluku itu mencatatkan 106 caps dan 6 gol untuk Timnas Belanda.

Torehan 106 caps itu membuat Giovanni van Bronckhorst ada di posisi kelima pemilik penampilan terbanyak di Timnas Belanda.

Giovanni van Bronckhorst adalah kapten Timnas Belanda yang menjadi runner-up Piala Dunia 2010. Saat itu mereka kalah 0-1 dari Timnas Spanyol.

 

Berita Terkait