Bola.com, Jakarta - Sejumlah tim elite mengalami situasi sulit pada kompetisi BRI Liga 1 2023/2024. Mereka terjerat inkonsistensi hingga akhirnya terdepak dari persaingan sengit yang tersaji musim ini.
Padahal, tim-tim elite ini pernah menjadi kontestan yang disegani karena sempat memiliki rekam jejak yang mentereng di kompetisi kasta tertinggi, termasuk di era Liga 1. Namun, kini situasinya justru terbalik.
Beberapa musim sebelumnya, mereka bisa bersaing di papan atas klasemen. Salah satu di antaranya justru pernah meraih gelar juara dan selalu mengakhiri persaingan di peringkat empat besar.
Sayangnya, berbagai faktor membuat kondisi mereka semakin terjepit. Mereka juga harus puas berkutat di hadapan ancaman degradasi dan kesulitan meninggalkan zona merah. Berikut Bola.com menyajikan ulasannya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Persebaya Surabaya
Situasi kritis tengah menerpa Persebaya Surabaya pada musim ini. Inkonsistensi membuat nasib tim asal Kota Pahlawan ini terjungkal. Imbasnya, mereka juga harus mengalami beberapa kali pergantian pelatih.
Sempat diasuh Aji Santoso pada awal musim, Bajul Ijo akhirnya menunjuk Josep Gombau untuk memperbaiki performa tim yang anjlok. Pasalnya, mereka sempat melewati lima laga tanpa kemenangan.
Kehadiran Josep Gombau sempat memperlihatkan perubahan yang positif. Namun, Persebaya akhirnya kembali terjerat tren negatif. Sampai saat ini, mereka melewati sembilan laga terakhir tanpa meraih kemenangan.
Catatan inilah yang membuat Bajul Ijo harus tergusur ke urutan 13 klasemen sementara. Pelatih terbaru, Paul Munster, punya tugas yang tak enteng untuk membawa Persebaya kembali menjadi tim yang disegani di BRI Liga 1.
Arema FC
Sejak awal musim, nasib Arema FC memang sudah memprihatinkan. Mereka selalu terjebak dalam performa yang buruk sejak meletusnya Tragedi Kanjuruhan pada kompetisi BRI Liga 1 musim lalu.
Singo Edan mengawali musim ini dengan catatan sembilan laga tanpa kemenangan. Hadirnya pelatih asal Portugal, Fernando Valente, memang sempat memberikan angin segar bagi pendukung Arema FC.
Namun, mereka masih saja tersendat inkonsistensi sampai saat ini. Fernando Valente memang berhasil mempersembahkan lima kemenangan bagi skuad Singo Edan selama bertugas sebagai nakhoda.
Sayangnya, catatan itu masih belum cukup untuk membebaskan anak asuhnya dari zona merah. Arema FC masih terdampar di peringkat ke-16 dengan koleksi 21 poin dari 23 pertandingan.
Bhayangkara FC
Bhayangkara FC sebetulnya menjadi kontestan yang cukup disegani di era kompetisi Liga 1. Sejak berhasil meraih gelar juara pada edisi 2017, mereka terhitung konsisten bersaing di papan atas klasemen.
Pada tiga musim terakhir, yakni edisi 2018, 2019, dan 2022/2023, The Guardian selalu mengakhiri persaingan di jajaran empat besar. Namun, musim lalu mereka terlempar ke urutan ketujuh.
Pencapaian Bhayangkara FC semakin amblas pada musim ini. Mereka tercatat sebagai kontestan dengan jumlah kemenangan paling minim. Sebab, dari 23 pertandingan, hanya ada dua laga yang sukses diakhiri dengan tiga poin.
Itulah sebabnya, tim yang diasuh Mario Gomez itu selalu konsisten menempati zona merah sepanjang musim ini.
Bahkan, sejak pekan ke-10 sampai pekan ke-23, mereka selalu menjadi juru kunci, alias menempati peringkat paling buncir di klasemen.