Trio Jebolan SAD Uruguay Dukung Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia: Amunisi Lokal Jangan Takut Bersaing!

oleh Radifa Arsa diperbarui 23 Jan 2024, 21:30 WIB
Gelandang Timnas Irak, Zidane Iqbal (kiri) mengontrol bola untuk melewati gelandang Timnas Indonesia, Ivar Jenner pada laga pertama Grup D Piala Asia 2023 Qatar di Ahmad bin Ali Stadium, Al-Rayyan, Doha, Senin (15/1/2024). (AFP/Karim Jaafar)

Bola.com, Jakarta - Para pemain jebolan program Sociedad Anonima Deportiva (SAD) Indonesia memberikan dukungan penuh untuk pemain-pemain naturalisasi yang kini telah menjadi tulang punggung Timnas Indonesia.

Saat ini, setidaknya ada delapan pemain naturalisasi dan keturunan yang mendapat kepercayaan Shin Tae-yong untuk membantu perjuangan Timnas Indonesia di ajang Piala Asia 2023.

Advertisement

Kehadiran para pemain ini memang tak selamanya mendapatkan sambutan hangat dari publik. Sebab, ada pro-kontra di kalangan masyarakat mengenai masifnya program naturalisasi yang dijalankan PSSI.

Namun, kehadiran para pemain keturunan tersebut nyatanya membantu perjuangan skuad Garuda di Piala Asia 2023. Mereka kini berpeluang untuk menciptakan sejarah dengan meloloskan Timnas Indonesia ke fase gugur.

2 dari 5 halaman

Punya Darah Indonesia

Selebrasi kemenangan pemain Timnas Indonesia, Shayne Pattynama setelah berakhirnya laga putaran pertama Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia menghadapi Brunei Darussalam di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Kamis (12/10/2023) malam WIB. Timnas Indonesia menang 6-0 atas Brunei Darussalam. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Pemain jebolan SAD Uruguay yang namanya pernah mencuat bersama tim nasional kelompok usia muda, Syamsir Alam, mendukung program ini. Sebab, pemain keturunan Indonesia ini tetap memiliki hak untuk memperkuat tanah leluhurnya.

“Menurut saya, sebetulnya hadirnya pemain naturalisasi fine-fine saja. Karena, rekam jejak mereka kan juga memiliki garis keturunan Indonesia,” kata Syamsir Alam dikutip dari kanal YouTube Sport77.

“Namun, kita tidak pernah tahu hati seseorang, apakah mereka benar-benar mencintai Indonesia? Kalau kami bertiga kan orang sini, jadi kalau dapat kesempatan membela Timnas pasti mati-matian,” tambahnya.

 

3 dari 5 halaman

Harus Cinta Indonesia

Momen Justin Hubner resmi menyandang status WNI setelah diambil sumpah kewarganegaraan RI di Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) DKI Jakarta, Rabu (6/12/2023) pagi WIB. (Bagaskara Lazuardi/Bola.com)

Selain itu, pemain yang pernah berkarier di Liga Belgia bersama CS Vise ini juga berharap para pemain keturunan ini bisa berjuang mati-matian kalau sudah mendapatkan panggilan Timnas Indonesia.

“Naturalisasi tidak apa-apa. Namun, saya meminta mereka harus benar-benar punya hati untuk membela Indonesia. Sekali lagi, kami akan tetap mendukung mereka. Tidak ada masalah,” katanya.

“Karena, mereka juga punya darah Indonesia, baik dari ibunya atau bapaknya. Kalau mereka sudah bermain untuk Timnas Indonesia, mereka harus mati-matian membela Indonesia,” tambahnya.

 

4 dari 5 halaman

Wajib Punya Kualitas

Timnas Indonesia - Jordi Amat dan Elkan Baggott (Bola.com/Decika Fatmawaty)

Sementara itu, alumnus SAD Uruguay lainnya, Manahati Lestusen, menyebut bahwa pemain naturalisasi harus bisa membantu skuad Garuda meraih prestasi yang lebih baik. Manahati juga mengingatkan pemain muda untuk tetap berani bersaing dengan pemain keturunan.

“Naturalisasi, menurut saya, sah-sah saja. Apalagi kalau memang mereka punya garis keturunan yang jelas. Kalau yang bersangkutan bisa membantu Timnas Indonesia, ya tidak apa-apa. Yang penting bisa membantu,” ujar Manahati.

“Minimal dia punya kualitas di atas dari kami para pemain yang berkarier di Liga Indonesia. Jadi, buat adik-adik saya yang masih di jenjang SSB, tetaplah semangat saja untuk bersaing. Sebab, kita sama-sama punya dua kaki,” tambahnya.

 

5 dari 5 halaman

Jangan Menyeraha

Selanjutnya, Alfin Tuasalamony menyelipkan pesan-pesan untuk para pemain lokal. Para pemain yang kalah bersaing dengan pemain naturalisasi harus bisa bangkit agar kembali menjadi andalan Timnas Indonesia.

“Kalau naturalisasi membantu Timnas ke jenjang lebih baik tidak ada masalah. Hanya, bagi yang kalah bersaing, jangan sampai putus asa. Buktikan bahwa kamu lebih baik dari pemain naturalisasi,” ujar Alfin.

“Jangan sampai kalau sudah dicoret karena kalah dengan pemain naturalisasi membuat dia menyerah, tidak mau latihan tambahan, tidak menjaga lagi kondisinya. Yang pasti, mental pasti kena kalau sudah seperti itu.”

“Naturalisasi nggak apa-apa sih, asalkan mereka bisa membantu tim sekaligus membantu anak-anak yang masih muda itu bagaimana cara bermain sepak bola di Eropa. Sehingga, level permainan pemain-pemain lokal tambah naik,” lanjutnya.

Berita Terkait