4 Legenda yang Diabadikan Menjadi Nama Stadion Mentereng di Dunia : Kapasitas Penonton Kecil tapi Penuh Makna

oleh Nurfahmi BudiChoki Sihotang diperbarui 02 Mar 2024, 16:37 WIB
Fernando Torres. Pada musim 2003/2004, striker asal Spanyol yang memasuki musim keduanya bersama Atletico Madrid di Liga Spanyol ini memiliki nilai pasar senilai 25 juta euro. Ia berhasil mencetak 19 gol di LaLiga dari total 18 penampilan di musim tersebut . (AFP/Jose Jordan)

Bola.com, Jakarta - Spanyol memiliki bintang seperti Pedri dan Lamine Yamal. Jauh sebelum era sekarang, Tim Matador memiliki seorang andalan bernama Fernando Torres. Ia adalah satu di antara nama besar di sepak bola.

Legenda yang kini berusia 40 tahun itu ikut menorehkan catatan gemilan kala Spanyol digdaya di Piala Dunia 2010 serta Euro 2008 dan 2012. Torres, yang pernah memperkuat Liverpool dan Chelsea, adalah sosok yang sangat dipuja Atletico Madrid.

Advertisement

Guna mengenang dan menghargai kerja kerasnya, Torres diabadikan menjadi nama stadion pada 2011 lalu. Stadion itu berada di tempat kelahiran Torres, sebuah kota di pinggiran Spanyol bernama Fuenlabrada.

Saat peresmian, orang tua Torres diundang sebagai tamu kehormatan di stadion berkapasitas 5.400 tempat duduk itu. Dalam sepak bola, pemberian nama berdasarkan pemain sudah lazim.

Yuk, simak 5 nama stadion yang berasal dari sosok legenda ;

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

 

2 dari 4 halaman

Raymond Kopa

Raymond Kopa. Eks sayap kiri Prancis yang wafat di usia 85 tahun pada 3 Maret 2017 ini tercatat sebagai pesepak bola Prancis pertama yang meraih gelar Ballon d'Or pada edisi ke-3 tahun 1958. Prestasinya saat itu adalah membawa Real Madrid meraih gelar Liga Spanyol dan Piala Champions musim 1956/1957. Sementara bersama Timnas Prancis pada periode tersebut ia sukses mengantarkan negaranya menduduki peringkat ke-3 pada Piala Dunia 1958. (AFP/Staff)

Raymond Kopa menjadi pahlawan bagi Timnas Prancis. Ia ikut serta memenangkan tiga trofi Eropa secara berturut-turut. Kopa juga memenangkan Ballon D'Or pada 1958.

Masa tiga tahun di Spanyol itu, diapit dengan gabungan 13 tahun bersama Reims. Kopa memulai karier bersama klub Ligue 2, Angers, yang memberinya debut profesional pada usia 17 tahun.

Kopa membuat 60 penampilan, lalu bergabung dengan Reims pada 1951. Setelah sang legenda meninggal dunia pada 2017, klub mengganti nama stadion sesuai nama Kopa.

 

3 dari 4 halaman

Didier Drogba

Didier Drogba melakukan hat-trick sempurna hanya membutuhkan kurun waktu 17 menit yaitu sejak menit ke-63 hingga menit ke-80. Hal itu terjadi ketika Chelsea pesta gol di gawang Wigan Ahtletic dengan skor 8-0 pada musim 2009/2010. (Foto: AFP/Pierre-Philippe Marcou)

Didier Drogba menjadi bagian penting perjalanan Chelsea. Di sana, ia menghabiskan sembilan musim, dengan 381 penampilan dan mencetak 164 gol.

Ia ikut serta mengisi lemari trofi Chelsea, dengan 12 penghargaan besar. Ia menjadi pahlawan bagi Chelsea ketika berstatus jawara Liga Champions tahun 2012.

Jauh sebelum tiba di Inggris, pemain asal Pantai Gading itu telah meninggalkan kesan besar di klub semi-profesional asal Prancis. Drogba berpindah-pindah, dan kali pertama merasakan klub sepak bola saat bergabung dengan Levallois, sebuah klub di pinggiran Paris.

Dia menghabiskan empat tahun bersama tim dan produktifitasnya dalam mencetak gol mendapat atensi klub Ligue 2 Le Mans. Tim ini mengontrak Drogba pada 1997 dan memberinya debut profesional.

Sebagai pengakuan atas pencapaiannya dalam kariernya, Levallois mengganti nama stadion mereka yang berkapasitas 1.500 tempat duduk. Kini, Stadion Didier Drogba menjadi saksi bagi klub kecil itu.

 

4 dari 4 halaman

Garrincha

Siapa yang tak tahu stadion Garrincha?. Di Brasil, venue tersebut selalu beriringan dengan sang pemilik nama, legenda sepak bola Tim Samba, Garrincha. Sebelumnya, stadion tersebut berdiri pada 1974.

Stadion ini berkapasitas 45 ribu orang, dan mendapatkan sentuhan renovasi pada 2010 karena menjadi tuan rumah pertandingan Piala Dunia 2014. Secara ukuran, stadion tersebut berstatus terbesar kedua di Brasil, setelah Maracana.

Sosok Garrincha tak mungkin lepas dari ingatan para pecinta Brasil. Ia menjadi bagian kesuksesan negeri Samba tersebut di Piala Dunia 1958 dan 1962. Garrincha merasakan 50 caps dan sumbangsih 12 gol.

Sumber : Mirror

Berita Terkait