Memahami Perbedaan Peran Pelatih Kepala Vs Manajer dalam Sepak Bola Modern

Simak perbedaan antara head coach (pelatih kepala) dan manager (manajer) dalam sepak bola.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 05 Mei 2025, 11:30 WIB
Ilustrasi taktik, strategi. (Photo by Ali Bensoula from Pexels)

Bola.com, Jakarta - Dalam era modern sepak bola, struktur di luar lapangan menjadi makin penting. Misalnya, ketika Sir Jim Ratcliffe menjadi pemilik minoritas Manchester United pada Desember 2023, ia langsung melakukan perubahan besar dalam struktur klub.

Omar Berrada diangkat sebagai CEO, sementara Jason Wilcox menjabat sebagai direktur teknik.

Advertisement

Namun, Erik ten Hag tetap mempertahankan gelar sebagai "manager" (manajer). Hal ini menjadi tidak biasa di Premier League saat ini, di mana mayoritas pelatih kini disebut "head coach" (pelatih kepala) untuk menyesuaikan dengan struktur klub modern.

Bahkan, ketika ten Hag dipecat pada Oktober 2024 dan digantikan oleh Ruben Amorim, Amorim ditunjuk sebagai "head coach," bukan "manager." Tetapi, mengapa perbedaan istilah ini penting, dan apa perbedaan utama antara keduanya?


Perbedaan Utama Pelatih Kepala dan Manajer

Mantan pelatih MU, Sir Alex Ferguson, bukanlah penyuka tren sepatu sepak bola warna-warni. Ferguson hanya membolehkan memakai sepatu berwarna hitam terutama untuk pemain-pemain muda. (AFP/Paul Ellis)

Secara tradisional, seorang manajer memiliki peran yang luas dalam sebuah klub sepak bola. Dia tidak hanya melatih tim, tetapi juga bertanggung jawab atas aktivitas transfer pemain, seperti scouting dan merekrut pemain baru.

Contoh terbaik adalah Sir Alex Ferguson, yang selama masa jabatannya di Manchester United (1986–2013) memiliki kendali penuh atas segala aspek sepak bola di klub, termasuk transfer pemain untuk mendukung gaya permainannya.

Namun, setelah era Ferguson, peran pelatih kepala menjadi lebih populer, terutama di Premier League.

Pelatih kepala lebih fokus pada pengembangan pemain di lapangan latihan dan menerapkan filosofi mereka untuk persiapan pertandingan. Tanggung jawab terkait transfer pemain biasanya diserahkan kepada struktur klub, seperti direktur olahraga atau tim rekrutmen.

Klub-klub kini lebih menghargai pelatih yang mampu bekerja dalam struktur modern sepak bola dan menerima batasan yang ada dalam peran sebagai pelatih kepala.

Misalnya, ketika Liverpool menunjuk Arne Slot sebagai pelatih kepala, pengalaman Slot bekerja dalam struktur di Feyenoord menjadi nilai tambah dibandingkan kandidat lain seperti Roberto De Zerbi dan Thomas Tuchel, yang dikenal memiliki konflik dengan manajemen klub di masa lalu.


Contoh Pelatih Kepala Saat Ini

Di babak kedua, tim asuhan pelatih Arne Slot berhasil menekan pertahanan Aston Villa. (Paul ELLIS/AFP)

Seperti disebutkan sebelumnya, Arne Slot diangkat sebagai pelatih kepala Liverpool pada musim panas 2024.

Liverpool merasa bahwa di akhir masa jabatannya, Jurgen Klopp terlalu banyak campur tangan dalam urusan transfer, yang menyebabkan keluarnya tokoh-tokoh penting klub, seperti Michael Edwards dan Julian Ward.

Setelah Klopp meninggalkan klub, Michael Edwards kembali sebagai CEO, Ward diangkat kembali sebagai direktur teknik, dan Richard Hughes dipekerjakan sebagai direktur olahraga.

Fenway Sports Group (FSG) berusaha mengembalikan struktur yang dulu berhasil mendatangkan pemain-pemain seperti Sadio Mane, Mohamed Salah, dan Virgil van Dijk, yang membantu Liverpool meraih gelar Premier League dan Liga Champions.

Di klub besar lainnya, Chelsea dan Tottenham Hotspur juga menggunakan sistem pelatih kepala, dengan Enzo Maresca dan Ange Postecoglou menjabat posisi tersebut.

Sementara itu, Manchester United untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka menunjuk pelatih kepala dengan penunjukan Ruben Amorim pada November 2024. Banyak pendukung melihat langkah ini sebagai evolusi struktur sepak bola di Setan Merah.


Contoh Manajer Saat Ini

Pada babak kedua, pelatih Manchester City Pep Guardiola mulai memasukkan beberapa pemain inti untuk lebih meningkatkan serangan guna mengejar defisit dua gol. (AP Photo/ Alastair Grant)

Kendati tren pelatih kepala makin populer, masih ada beberapa pelatih Premier League yang tetap menggunakan gelar "manajer". Misalnya, Pep Guardiola, Mikel Arteta, dan Unai Emery masih menjabat sebagai manajer di Manchester City, Arsenal, dan Aston Villa.

Meski memiliki posisi lebih tinggi, struktur pendukung di klub-klub ini tetap serupa, dengan tim operasional sepak bola yang membantu manajer di luar lapangan.

Ketika Guardiola menandatangani perpanjangan kontrak pada 2022, ia menyoroti pentingnya struktur klub dalam keputusannya untuk tetap tinggal.

Guardiola berkata:

"Saya tidak bisa berada di tempat yang lebih baik karena dalam tujuh tahun ini, meski kami menghadapi masa-masa sulit, organisasi klub – mulai Khaldoon, CEO Ferran Soriano, tentu saja Txiki (Direktur Sepak Bola Txiki Begiristain), dan Omar (Kepala Operasi Sepak Bola Omar Berrada) – selalu mendukung saya. Dukungan mereka di masa sulit adalah hal yang benar-benar penting."

"Anda mungkin bisa menang sekali di suatu klub. Tapi, untuk terus menang banyak, itu mustahil tanpa dukungan dari hierarki klub."


Kesimpulan

Arsenal membutuhkan penyerang baru. Mereka ditinggal penyerang andalannya, Gabriel Jesus karena mengalami cedera lutut saat membela Timnas Brasil di perhelatan Piala Dunia 2022. Ia diperkirakan sembuh pada akhir Februari 2023 mendatang. Kehilangan Jesus menjadi pukulan telak bagi Arsenal. Namun, Mikel Arteta saat ini sedang berusaha untuk mendatangkan penyerang baru di bursa transfer Januari 2023. Berikut daftarnya. (AFP/Adrian Dennis)

Perbedaan antara pelatih kepala dan manajer mencerminkan evolusi struktur sepak bola modern.

Di satu sisi, pelatih kepala lebih fokus pada sisi teknis dan taktis tim, sementara manajer memiliki kendali penuh atas berbagai aspek sepak bola klub.

Pilihan antara keduanya tergantung pada filosofi dan kebutuhan masing-masing klub. 

Klub-klub modern lebih memilih pelatih kepala daripada manajer untuk menyesuaikan struktur sepak bola dan memberdayakan direktur olahraga.

 

Sumber: Give Me Sport