Cerita Timo Scheunemann: Pengalaman Sulit Membangun Ekosistem Sepak Bola Putri yang Kini Sudah Membuahkan Hasil

Timo Scheunemann berbagi cerita kepada Bola.com mengenai kesulitan yang dihadapinya ketika mulai membangun ekosistem sepak bola putri lewat turnamen MilkLife Soccer Challenge.

BolaCom | Benediktus Gerendo PradigdoDiperbarui 26 Januari 2025, 23:07 WIB
Timo Scheunemann, Pelatih kepala Milk Life Soccer Challenge sekaligus pencari bakat untuk menyeleksi 24 pemain yang akan berkompetisi di JSSL Singapore Professional Academy 7's di Singapura pada April 2025. (Bola.com/Benediktus Gerendo Pradigdo)

Bola.com, Kudus - Timo Scheunemann berbagi cerita kepada Bola.com mengenai kesulitan yang dihadapinya ketika mulai membangun ekosistem sepak bola putri lewat turnamen MilkLife Soccer Challenge.

Namun, pelatih kelahiran Kediri berdarah Jerman itu sudah senang karena hasil dari upayanya bersama sejumlah pihak sudah berbuah manis.

Advertisement

Timo Scheunemann menjadi pelatih yang sudah terlibat dalam upaya memassalkan sepak bola putri usia belia yang dilakukan Bakti Olahraga Djarum Foundation melalui MilkLife Soccer Challenge sejak 2023.

Ia bercerita bagaimana sulitnya meyakinkan sekolah dan orang tua siswa untuk bisa memberikan izin kepada putrinya untuk bisa bermain sepak bola.

"Perjuangan luar biasa kami mulai di Kudus dua tahun lalu," ujar Timo kepada Bola.com di sela-sela MilkLife Soccer Challenge All Stars di Kudus, Jawa Tengah.

"Paling sulit seri pertama di Kudus, karena waktu itu sekolah-sekolah sulit untuk diajak, guru-guru olahraga kesulitan untuk mencari pemain sepak bola putri. Ada orang tua yang tidak setuju, ada juga kepala sekolah yang tidak setuju," lanjutnya.


Usaha Tak Mengkhianati Hasil

Tim all stars Jakarta berhasil menang 3-0 atas tim all stars Yogyakarta dalam laga kedua MilkLife Soccer Challenge All Stars yang berlangsung di Supersoccer Arena, Kudus, Jawa Tengah, Jumat (24/1/2025). (Dok. Bakti Olahraga Djarum Foundation/MilkLife)

Buah dari upaya berbagai pihak untuk memassalkan sepak bola putri itu akhirnya muncul saat seri kedua MilkLife Soccer Challenge memasuki seri kedua di setiap kota penyelenggara.

"Namun, kemudian mereka melihat setelah seri kedua, 'oh ternyata seperti ini ya, ternyata positif banget program ini.' Jadi kemudian mereka ikut," ujar Timo.

"Ada snowball effect, dan di setiap kota seperti itu Seri kedua selalu lebih banyak, bahkan dua atau tiga kali lipat peserta yang mengikutinya jika dibandingkan dengan seri pertama," lanjutnya.


Puncaknya di MLSC All Stars

Aksi kiper tim Kudus All Stars, Alya Putri Ariyanto, saat menghalau tembakan pemain Surabaya dalam laga semifinal MilkLife Soccer Challenge All Stars di Supersoccer Arena, Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (25/1/2025). (Dok. Bakti Olahraga Djarum Foundation/MilkLife)

Pergelaran MilkLife Soccer Challenge All Stars disebut Timo Scheunemann sebagai titik puncak dari pencarian bakat sepak bola putri di usia muda. Pemain-pemain yang dibawa di setiap kota peserta merupakan yang terbaik untuk mewakili daerah masing-masing.

"Sesuatu yang luar biasa setelah satu tahun di delapan kota, kita semua melihat kulminasinya di sini. Ada 14 pemain dari masing-masing kota, yang awalnya kami saring dari 30 pemain per kota," ujar Timo.

"Saya sangat senang melihatnya, karena anak-anak ini mendapatkan kesempatan bermain dalam turnamen yang luar biasa seperti ini," lanjutnya.


Harapan untuk Lebih Banyak Peserta yang Bergabung

Inilah 12 pemain terpilih yang akan mewakili tim U-12 Indonesia yang akan tampil di JSSL Singapore Professional Academy 7's pada April 2025. (Dok. Bakti Olahraga Djarum Foundation/MilkLife)

Mulai dari seri per seri di MilkLife Soccer Challenge hingga MLSC All Stars, Timo Scheunemann merasakan proses yang luar biasa bagi anak-anak putri belia yang menyukai sepak bola.

Ia berharap kehadiran turnamen ini bisa memberikan pengaruh kepada mereka yang ingin bergabung tapi belum memulainya saat ini.

"Jadi saya berharap yang menonton dari rumah, bisa tertarik untuk ikut, lebih serius lagi berlatih, mencari SSB, bagaimana caraanya berkembang supaya bisa bermain di sini, juga nanti di Hydroplus U-14 dan U-16," ujar Timo.

"Ini saya melihat Djarum dan MilkLife serius banget untuk jangka panjang, jadi ayo join, kita kembangkan sepak bola putri Indonesia bersama-sama," lanjutnya.