Studi: 14 dari 16 Stadion Piala Dunia 2026 Berpotensi Alami Suhu Panas Berbahaya

Studi menemukan 14 dari 16 stadion untuk Piala Dunia 2026 kemungkinan akan mengalami suhu panas yang berbahaya.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 01 Februari 2025, 17:00 WIB
Trofi Piala Dunia FIFA diangkat tinggi-tinggi saat para pemain Argentina merayakan kemenangan mereka atas Prancis di lapangan setelah pertandingan final Piala Dunia Qatar 2022 antara Argentina dan Prancis di Stadion Lusail di Lusail, utara Doha pada 18 Desember 2022. (Paul ELLIS/AFP)

Bola.com, Jakarta - Keselamatan pemain menjadi satu di antara isu terbesar dalam sepak bola dunia saat ini.

Dengan Piala Dunia 2026 yang dijadwalkan berlangsung pada puncak musim panas di Amerika Utara, para peneliti mulai mengkaji potensi bahaya akibat suhu ekstrem yang bisa memengaruhi para pemain.

Advertisement

Sebuah studi yang dipimpin oleh Queen's University Belfast menemukan bahwa suhu di 14 dari 16 stadion yang akan digunakan selama turnamen sepak bola paling akbar sejagat itu kemungkinan besar akan melebihi ambang batas, yang dianggap berbahaya.

FIFA hingga saat ini belum mengumumkan jadwal kick-off resmi. Namun, dengan perbedaan zona waktu yang signifikan antara pasar Eropa dan Asia, FIFA kemungkinan akan lebih mempertimbangkan jam tayang yang optimal bagi penonton global daripada keselamatan pemain.

Pada Piala Dunia terakhir yang dimainkan di Amerika Serikat pada 1994, laga final digelar pada pukul 12.30 siang waktu setempat di Los Angeles. Saat itu, suhu mencapai 100°F (38°C), yang berpotensi membahayakan para pemain di lapangan.


Analisis Suhu di Stadion

Stadion Akron di Zapopan, akan menjadi tuan rumah empat pertandingan selama Piala Dunia FIFA 2026. Ada empat pertandingan penyisihan grup yang dijadwalkan akan dimainkan di stadion ini, yakni pada tanggal 11, 18, 23, dan 26 Juni 2026. (Ulises Ruiz/AFP)

Tim peneliti mengumpulkan data meteorologi selama 20 tahun untuk menganalisis seberapa panas stadion tuan rumah Piala Dunia 2026 selama musim panas.

Dengan menggunakan metode 'wet bulb globe temperature' (WBGT), mereka mengidentifikasi bahwa hanya Mexico City dan Vancouver yang belum pernah melewati ambang batas WBGT berbahaya sebesar 28°C.

"Pertandingan yang digelar pada pagi hari atau malam akan lebih ideal di sebagian besar lokasi," kata Dr. Donal Mullan, ilmuwan iklim yang memimpin penelitian ini, kepada BBC Sport.

"Namun, jika saya harus menyampaikan pesan kepada FIFA, saya akan mengatakan untuk menghindari pertandingan siang hari, dari pukul 12 siang hingga 6 sore. Itu akan secara signifikan mengurangi risiko suhu ekstrem," lanjutnya.


Menghindari Suhu Ekstrem

Presiden FIFA, Gianni Infantino, berbicara dalam konferensi pers di Qatar National Convention Center, Doha, Sabtu, 19 November 2022, menjelang Piala Dunia Qatar 2022. Infantino membalas kritik terhadap catatan hak asasi manusia Qatar. (COFFRINI KAIN / AFP)

Keputusan FIFA untuk memindahkan Piala Dunia 2022 ke musim dingin adalah langkah yang diambil untuk menghindari suhu ekstrem di Qatar.

Namun, dalam laporan terbaru ini, Piala Dunia 2026 berisiko mengalami kondisi yang membuat pertandingan "melebihi ambang batas yang direkomendasikan oleh beberapa badan sepak bola untuk menunda atau membatalkan laga".

Dr. Mullan menekankan bahwa Kota Miami dan Monterrey berisiko tinggi karena stadion di sana tidak memiliki sistem pendingin udara.

Selain itu, laporan tersebut menyarankan agar pertandingan siang hari di Kansas City, Boston, New York, dan Philadelphia sebaiknya dihindari.


Pengaruh Piala Dunia Antarklub 2025

Ilustrasi Piala Dunia Antarklub 2025. (Bola.com/FIFA)

Kendati dua kota terpanas di daftar venue, Dallas dan Houston, memiliki stadion berpendingin udara, Dr. Mullan tetap mengingatkan bahwa risiko tetap ada, terutama bagi para penonton yang akan keluar ke suhu panas setelah pertandingan.

"Mereka akan kembali ke udara panas yang menyengat, jadi ini bukan hanya risiko bagi pemain dan ofisial pertandingan, tetapi juga bagi para penonton," jelasnya.

Apakah FIFA akan mempertimbangkan laporan ini kemungkinan besar akan bergantung pada kondisi fisik para pemain setelah mereka menjalani turnamen Piala Dunia Antarklub yang akan berlangsung musim panas ini.

 

Sumber: Inside World Football

Berita Terkait