Daftar Eks Striker yang Kurang Nendang saat Melatih, Patrick Kluivert Sukses atau Menyusul?

Tak sedikit eks striker top kemudian banting setir jadi pelatih. Ada yang sukses, ada pula yang bernasib apes.

BolaCom | Choki SihotangDiterbitkan 02 Februari 2025, 08:00 WIB
Timnas Indonesia - Ilustrasi Patrick Kluivert, calon pelatih Timnas Indonesia (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta Tak sedikit eks striker top kemudian banting setir jadi pelatih. Ada yang sukses, ada pula yang bernasib apes. Bagaimana dengan Patrick Kluivert?

Patrick Kluivert kini menjadi orang yang paling disorot di seantero Indonesia, juga dunia. Bagaimana tidak, sebagai pelatih anyar Timnas Indonesia, Patrick Kluivert memikul beban yang tak enteng.

Advertisement

Pria 48 tahun tersebut harus bisa membawa Timnas Indonesia lolos langsung ke Piala Dunia 2026. Agar bisa terwujud, maka Skuad Garuda kudu bisa memenangkan tiga dari empat laga tersisah Grup C ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Ketiga pertandingan itu yakni kontra Australia (20/3), Bahrain (25/3), serta China (5/6). Di atas kertas, Skuad Garuda punya peluang.

Soalnya, pada pertemuan pertama kontra Australia dan Bahrain tahun lalu, duel berakhir imbang 0-0 dan 2-2. Sementara melawan China kalah 1-2. Hanya saja, versus Bahrain dan China, Indonesia akan bertindak sebagai tuan rumah di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta.

Tambahan sembilan angka memungkinkan Indonesia finis sebagai runner-up, meski pada laga terakhir melawan Jepang (10/6) Jay Idzes dkk. tipis kemungkinan bisa meraih angka.

Indonesia saat ini berada di posisi ketiga Grup C dengan tabungan enam poin hasil dari sekali menang, tiga kali seri, dan dua kali kalilah. Inilah yang membuat PSSI optimistis, Patrick Kluivert bisa merealisasikan target.

Di masa jayanya sebagai pemain, Patrick Kluivert pernah menjadi andalan di lini depan Timnas Belanda dan Barcelona. Meski tak pernah memenangkan sebiji gelar pun bagi Timnas Belanda, tapi torehan gol Patrick Kluivert layak diacungi jempol.

Hadir dalam 79 laga, dari 1994 hingga 2004, kelahiran 1 Juli 1976 sukses mengepul 40 gol yang membuatnya menjadi pencetak gol terbanyak keempat dalam sejarah De Oranje.

Di Barcelona, Patrick Kluivert juga memesona. Via 182 laga selama waktunya di Camp Nou dari 1998 sampai 2004, ia mendulang 90 gol. Sebiji gelar La Liga bukti ketajamannya di kasta tertinggi Spanyol.

Selain Patrick Kluivert, sejumlah eks tukang gedor top dunia juga pernah meneruskan karier jadi pelatih. Akan tetapi, tak semua sukses.

Sebelum ke Indonesia, Patrick Kluivert sendiri tak punya catatan menggembirakan saat menjadi pelatih. Tapi, PSSI percaya, bersama Patrick Kluivert Timnas Indonesia akan berjaya.

Sembari menanti nasib Patrick Kluivert bersama Timnas Indonesia, berikut eks striker yang pernah menjadi pelatih lalu dikenang karena kegagalannya:


Alan Shearer

Manajer Newcastle United, Alan Shearer sebelum partai Liga Premier menghadapi Fulham di St James' Park, Newcastle, Inggris, 16 Mei 2009. AFP PHOTO/PAUL ELLIS

Ia disebut-sebut sebagai salah satu penyerang terbaik Timnas Inggris sepanjang masa. Di masa keemasannya, Alan Shearer memang striker super tokcer. Total 409 gol sepanjang kariernya, termasuk 30 gol bareng Tiga Singa, tak ada yang meragukan ketajaman Alan Shearer.

Paska pensiun pada akhir musim 2005/2006, eks juru gedor Blackburn Rovers dan Newcastle United mencoba peruntungan sebagai pelatih The Magpies, tepatnya 1 April 2009.

Meski hanya caretaker, menyusul masalah kesehatan yang mendera pelatih kepala Joe Kinnear, manajemen berharap sang legenda bisa mendongkrak performa Newcastle United.

Sayang bin malang, nasib baik tak berpihak. Kontraknya tak berlangsung lama, buntut dari hasil yang tak memuaskan. Dalam delapan laga, Newcastle United hanya bisa memetik sebiji kemenangan, dua hasil imbang, dan sisanya kalah.


Thierry Henry

Striker Arsenal, Thierry Henry berpose dengan trofi Golden Boot dan Player of The Year Liga Inggris musim 2003/2004 jelang laga testimoni Martin Keown di Highbury, London (17/5/2004). Thierry henry merebut trofi Sepatu Emas Eropa edisi 2004 setelah mencetak total 30 gol bagi Arsenal di Liga Inggris musim 2003/2004, sekaligus mempersembahkan trofi juara Liga Inggris. Setelah hijrah ke Barcelona pada 2004/2005 ia kembali meraih Sepatu Emas bersanding dengan Diego Forlan (Villarreal) yang sama-sama mencetak 25 gol. (AFP/Odd Andersen)

Dipuja fans setia Arsenal lintas masa, Thierry Henry ternyata tak dilahirkan untuk menjadi pelatih.

Pada 18 Oktober 2018, AS Monaco baru saja mendepak Leonardo Jardim dari kursi pelatih. Manajemen kemudian mengangkut Thierry Henry dan menunjuknya sebagai suksesor.

AS Monaco merupakan klub lama Thierry Henry sebelum ia meledak di Arsenal dan menjadi predator di pentas Premier League, dari 1999-2007.

Petinggi AS Monaco toh akhirnya kecewa. Thierry Henry gagal mengemban misi. Dalam 20 laga, King Henry cuma menang empat kali. Bisa ditebak, ia juga didepak. Lucunya, Leonardo Jardim kembali dipanggil.

Tak putus asa, Thierry Henry tak menampik tatkala diberi mandat guna membidani Montreal Impact (2019–2021), Timnas Prancis U-21, dan France Olympic (2024). Dari tiga tugas tersebut, Thierry Henry cukup sukses menakhodai France Olympic karena sukses meraih medali perak.

 


Gianfranco Zola

2. Gianfranco Zola - Pria berusia 53 tahun ini pernah berseragam Napoli sebelum menjadi legenda di Chelsea. Diego Maradona lah yang membuat permainan Zola berkembang hingga menjadi salah satu pesepak bola top dunia. (AFP/Adrian Dennis)

Masih ingat Zola? Bagi penggemar sepak bola awal hingga medio 1990-an, nama Zola bukanlah nama yang asing di telinga. Ia pernah beken bersama Napoli, Parma, dan tentu saja Chelsea.

Selain berperan sebagai playmaker di lini tengah, ia juga bisa menjelma menjadi tombak mematikan lewat liukan mautnya.

Setelah gantung sepatu pada 2005, Zola berharap bisa panen prestasi sebagai juru taktik. Sial, selama dipercaya mengasuh West Ham United, Watford, Cagliari, Al-Arabi, dan Birmingham City, Zola tak meninggalkan pencapaian yang layak untuk dikenang.

 


Wayne Rooney

Ilustrasi - Wayne Rooney (Bola.com/Adreanus Titus)

Mantan striker Manchester United dan Timnas Inggris ini menambah panjang daftar pelatih yang gagal sebagai ahli taktik.

Setidaknya ada empat klub yang diarsiteki Wayne Rooney yakni Derby County, D.C. United, Birmingham City, dan Plymouth Argyle setelah pensiun 2021. Hasilnya tak begitu menggembirakan.

Sampai kapan pun, para pemujanya masih lebih senang mengenang Wayne Rooney sebagai pemain terhebat di eranya, baik ketika memperkuat Manchester United dan Timnas Inggris.

Kita tunggu, apakah Patrick Kluivert gagal atau sukses bersama Timnas Indonesia.

 

Berita Terkait