Bola.com, Jakarta - Liga Inggris menyuguhkan tantangan dan persaingan yang berat. Pemain-pemain yang menjajal petualangan di Premier League harus berjuang keras supaya sukses.
Bahkan, label pemain bintang tidak menjamin apa pun. Tak sedikit bintang sepak bola yang sukses di liga lain dan Timnas, tiba-tiba melempem di Liga Inggris.
Baca Juga
Timnas Thailand dan Vietnam Dapat Jadwal Empuk di Piala AFF 2024, Menjamu 2 Negara Rumpun Melayu yang Lagi Layu
Menerka Sosok yang Pantas Menggantikan Marselino Ferdinan saat Timnas Indonesia Vs Vietnam di Piala AFF 2024: Siapa Paling Pantas?
Jelang Vietnam Vs Timnas Indonesia: Rivaldo Pakpahan Ceritakan Asal Usul Namanya, Terinspirasi dari Legenda Brasil
Advertisement
Ada yang gagal karena tertekan, sulit beradaptasi, maupun alasan-alasan lain. Yang jelas, karier mereka tiba-tiba meredup di Liga Inggris.
Berikut 10 pemain top tetapi gagal total saat berkarier di Liga Inggris. Yuk, kita simak bersama.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Mateja Kezman
Ekspektasi tinggi mengiringi Kezman, sang mesin gol PSV, saat tiba di Chelsea. Tetapi dia gagal meniru performanya di Eredivisie untuk diterapkan di Inggris, dengan hanya mencetak empat gol dalam semusim.
Dia lebih sukses di tingkat internasional, saat memperkuat Yugoslavia maupun Serbia & Montenegro. Kezman mencetak 17 gol untuk kedua negara, serta tampil di Euro 2000 dan Piala Dunia 2006 meskipun timnya gagal juara.
Advertisement
2. Adrian Mutu
Kiprah pemain asal Rumania ini di Chelsea akan dikenang karena semua keburukannya. Dia mengemas tujuh gol dalam 27 pertandingan sebelum dipecat karena penggunaan kokain.
Namun, rekor mencetak golnya untuk Rumania sangat mengesankan, dengan 35 gol dalam 77 caps. Ini menjadikan Adrian Mutu sebagai pencetak gol terbanyak Rumania bersama Gheorghe Hagi.
3. Christian Poulsen
Kiprah Poulsen di Liverpool bakal terlupakan bagi semua orang. Dia terlalu lambat untuk beradaptasi menghadapi keganasan Premier League selama era nahas Roy Hodgson.
Tetapi, dia menyelesaikan kariernya sebagai pemain dengan penampilan terbanyak kesembilan di Denmark dalam 96 caps. Dia berlaga di dua Piala Dunia dan satu Kejuaraan Eropa serta hal paling dikenang saat bintang Italia, Francesco Totti, meludahinya di Euro 2004.
Advertisement
4. Andriy Shevchenko
Shevchenko adalah salah satu pemain langka yang benar-benar mendapatkan label legenda. Dia menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa Ukraina dengan 48 gol dan menjuarai Liga Champions bersama AC Milan serta mendapatkan Ballon d'Or.
Pada 2006, Shevchenko pindah ke Chelsea dengan harga 30,8 juta pounds tetapi hanya mampu melesakkan sembilan gol dalam 48 laga. Dia akhirnya dipinjamkan kembali ke AC Milan sebelum pulang kampung ke klub pertamanya, Dynamo Kiev, dan menemukan kembali sentuhan mencetak golnya.
5. Robinho
Robinho tidak pernah berhasil membuktikan Manchester City tepat mengeluarkan 32,5 juta pounds demi membelinya dari Real Madrid pada 2008. Dia hanya mencetak 14 gol dalam 41 pertandingan Premier League.
Dia juga tidak berhasil meniru penampilan gemilangnya untuk Brasil, dengan 100 caps serta mengemas 28 gol dan tampil di dua Piala Dunia.
"Manchester City adalah satu-satunya tim yang saya tinggalkan tanpa memenangi gelar," ujar pemain yang kini berusia 35 tahun dan bermain di klub Turki, Istanbul Basaksehir.
Advertisement
6. Diego Forlan
Ketika gantung sepatu dari Timnas Uruguay pada 2015, Forlan adalah pemain dengan penampilan terbanyak kedua di negaranya dengan 112 caps. Dia juga berada di peringkat ketiga dalam daftar pencetak gol terbanyak sepanjang masa dengan 36 gol.
Forlan menyabet Golden Ball setelah mencetak gol terbanyak bersama di Piala Dunia 2010. Tetapi dia gagal membuat dampak yang sama di Manchester United karena hanya mampu menyumbangkan 10 gol dalam 63 laganya di Premier League.
7. El Hadji-Diouf
Diouf tampil di Piala Dunia 2002 dan mengantar Senegal ke perempat final yang membuat Liverpool merogoh kocek 10 juta pounds demi mendatangkannya. Namun, setelah awal yang menjanjikan, semua berakhir dengan malapetaka karena Diouf dianggap buruk secara prestasi maupun sikapnya.
Setelah di Liverpool, dia sempat memperkuat tim Premier League lainnya seperti Sunderland, Blackburn dan Bolton. Namun penampilannya juga tidak kunjung produktik karena hanya mencetak 28 gol dalam 243 pertandingan Premier League.
Advertisement
8. Claudio Bravo
Pep Guardiola langsung mengacuhkan Joe Hart saat mulai melatih Manchester City pada 2016. Guardiola memilih mendatangkan Claudio Bravo dari Barcelona yang juga mengantarkan Chile juara Copa America pada 2015 dan 2016.
Tetapi, ia gagal memenuhi harapan saat pasukan Guardiola tergagap hanya berada di posisi ketiga Premier League. Bravo tampaknya kehilangan semua kemampuan menghentikan tembakan lawan di Stadion Etihad dan kemudian hanya jadi pelapis ketika City mendatangkan Ederson.
9. Angel Di Maria
Louis Van Gaal datang menggantikan David Moyes yang gagal menangani Manchester United pada 2013/2-14. Sang pelatih merekrut Angel Di Maria, pemain bintang Argentina yang pada akhirnya membawa negaranya juara pada Piala Dunia 2022.
Akan tetapi kariernya di Manchester United tidak sebaik di Real Madrid. Dia beselisih dengan Van Gaal dan akhirnya dibuang ke Paris Saint-Germain setelah hanya semusim di Old Trafford.
Sumber: Four Four Two
Advertisement