La Liga Respons Positif Tindakan Singapura Memblokir Puluhan Situs Streaming Ilegal

Koalisi Melawan Pembajakan (CAP) dari Asosiasi Industri Video Asia menyambut baik perintah terbaru Pengadilan Tinggi Singapura untuk memblokir 22 situs streaming ilegal dan 70 domain terkait.

BolaCom | Yus Mei SawitriDiperbarui 17 Februari 2025, 13:49 WIB
Liga Spanyol - Ilustrasi Logo La Liga Musim 2024/2025 (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Koalisi Melawan Pembajakan (CAP) dari Asosiasi Industri Video Asia menyambut baik perintah terbaru Pengadilan Tinggi Singapura untuk memblokir 22 situs streaming ilegal dan 70 domain terkait atas distribusi konten streaming ilegal di Singapura. 

Perintah pengadilan ini merupakan lanjutan dari perintah serupa yang diperoleh Premier League Inggris di Singapura pada November 2024.

Advertisement

Ini merupakan bagian dari upaya yang telah dilakukan oleh pemohon, yaitu BBC Studios, Premier League Inggris, Deutsche Fußball Liga (DFL), dan LALIGA, dalam beberapa tahun terakhir untuk memblokir ratusan situs streaming ilegal serta domain terkait lainnya yang menyediakan akses ke berbagai konten yang paling banyak dicari di Singapura, termasuk siaran olahraga langsung, drama, dan hiburan.

Perintah ini juga merupakan bagian dari upaya yang lebih besar oleh CAP dan para anggotanya untuk memerangi pembajakan di Singapura. Ini mencakup penelitian mendalam tentang tren pembajakan serta kerugian yang ditimbulkan, baik bagi konsumen maupun potensi dampak lebih luas dari layanan pembajakan yang pada dasarnya merupakan kegiatan ilegal yang dijalankan oleh para pelaku kejahatan.

 


Kaitan Layanan Pembajakan dan Kerugian Konsumen

“Saat ini sudah banyak bukti yang menunjukkan kaitan antara layanan pembajakan dan kerugian konsumen, termasuk risiko infeksi malware, pencurian identitas, dan virus," ujar General Manager CAP, Matt Cheetham, melalui rilis yang diterima dari LALIGA, Senin (17/2/2025). 

"Sebuah studi pada 2024 menunjukkan bahwa konsumen yang mengakses situs-situs pembajakan di Singapura hampir empat kali lebih mungkin terpapar dibandingkan dengan situs arus utama, dan memblokir akses ke layanan pembajakan merupakan langkah yang tepat untuk mencegah bahaya seperti ini." 

"Studi terbaru juga mengungkapkan bahwa layanan pembajakan dapat membawa risiko yang lebih besar, dengan perangkat streaming ilegal (ISD) yang ternyata mengandung aplikasi berbahaya dan malware yang sudah terinstal untuk mencuri data pribadi. Perangkat tersebut bisa diretas dari jarak jauh dan berpotensi digunakan untuk melancarkan serangan terhadap perangkat lain serta jaringan yang lebih luas," tambah Cheetham.

Berita Terkait