Tren Melanggar Team Orders dalam Penalti Sedang Marak di Italia

Striker Udinese, Lorenzo Lucca, jadi pemain terbaru yang melanggar 'team orders' dalam penalti di Italia.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 23 Februari 2025, 17:15 WIB
Lorenzo Lucca dari Udinese merayakan golnya pada pertandingan Serie A antara US Lecce dan Udinese Calcio di Stadion Via del Mare di Lecce, Italia, Sabtu dini hari WIB (22-2-2025). (Giovanni Evangelista/LaPresse via AP)

Bola.com, Jakarta - Lorenzo Lucca menjadi pusat kontroversi terbaru dalam serangkaian perselisihan penalti yang makin sering terjadi musim ini.

Striker Udinese itu ditarik keluar oleh sang pelatih, Kosta Runjaic, setelah terlibat pertengkaran dengan rekan setimnya mengenai siapa yang berhak mengambil penalti dalam laga melawan Lecce, Sabtu dini hari WIB kemarin.

Advertisement

Insiden ini menjadi sorotan utama, meski Udinese akhirnya menang dalam pertandingan pekan ke-26 Serie A tersebut, dan penalti Lucca itu menjadi penentu kemenangan skor 1-0 buat Zebrette.


Lucca Langgar Team Orders Penalti

Udinese membuka keunggulan lewat gol yang dicetak Lorenzo Lucca di menit ke-47. (AP Photo/Andrew Medichini)

Momen krusial terjadi ketika Udinese mendapatkan hadiah penalti. Lucca akhirnya berhasil mengeksekusinya dan memastikan kemenangan timnya, tetapi sebelumnya ia beradu argumen dengan beberapa pemain lain, yang tampaknya ingin mengambil tendangan tersebut.

Keputusan Lucca yang tidak mengikuti urutan penendang yang telah ditentukan membuat Runjaic murka sehingga ia langsung menarik sang striker keluar tak lama setelah menendang penalti.

Bahkan, rekan-rekannya pun terlihat kecewa, terbukti dengan sikap dingin mereka yang tidak ikut merayakan golnya.

Menurut La Gazzetta dello Sport, insiden seperti ini bukan yang pertama kali terjadi musim ini. Sejumlah pemain dari berbagai klub juga membangkang dari perintah tim (team orders) dalam penalti musim ini.


Kisruh Penalti Menyebar

Penyerang Atalanta asal Nigeria, Ademola Lookman (tengah) melakukan tendangan penalti selama pertandingan leg kedua play-off fase gugur Liga Champions UEFA antara Club Brugge KV dan Atalanta di Stadio di Bergamo di Bergamo pada 18 Februari 2025. (Isabella BONOTTO/AFP)

Kasus Lucca hanyalah satu di antara dari banyak insiden serupa yang terjadi musim ini.

Baru beberapa hari lalu, Ademola Lookman melakukan hal yang sama dalam kekalahan Atalanta dari Club Brugge di babak play-off Liga Champions. Namun, berbeda dengan Lucca, penalti Lookman gagal, yang membuat pelatih Gian Piero Gasperini geram.

"Dia salah satu eksekutor penalti terburuk yang pernah saya lihat," ujar Gasperini, menegaskan bahwa Lookman seharusnya tidak mengabaikan keputusan tim.

Di ajang Serie A, Albert Gudmundsson juga menimbulkan kontroversi dalam debutnya bersama Fiorentina pada kemenangan 2-1 atas Lazio di bulan September 2024.

Saat itu, ia berhasil mencetak gol dari titik putih, tetapi ketika Fiorentina mendapatkan penalti kedua, Moise Kean meminta kesempatan untuk menendang. Gudmundsson tetap teguh pada keputusan awal, apalagi ia memang telah ditunjuk sebagai eksekutor utama oleh pelatih.


AC Milan Juga Terjebak dalam Drama Penalti

Kiper Fiorentina, David De Gea (tengah) menepis tendangan penalti pemain AC Milan, Theo Hernandez (kanan) pada laga lanjutan Liga Italia 2024/2025 di Artemio Franchi Stadium, Florence, Italia, Senin (07/10/2024) dini hari WIB. (AP Photo/LaPresse/Massimo Paolone)

Kisruh penalti juga terjadi di Stadio Franchi pada Oktober 2024, saat AC Milan secara mengejutkan gagal mengeksekusi dua penalti dalam pertandingan melawan Fiorentina.

Theo Hernandez dan Tammy Abraham sama-sama gagal menunaikan tugasnya, padahal seharusnya Christian Pulisic yang menjadi eksekutor utama.

Setelah kekalahan 1-2, pelatih Milan saat itu, Paulo Fonseca, mengungkapkan bahwa kedua pemain tersebut mengambil penalti tanpa persetujuan tim.

Dengan makin maraknya insiden semacam ini, tampaknya banyak pemain mulai mengutamakan ambisi pribadi ketimbang mengikuti strategi tim.

Jika tidak segera diatasi, konflik semacam ini bisa merusak keharmonisan tim dan berdampak buruk pada performa klub di kompetisi.

Apakah tren kisruh penalti ini akan terus berlanjut musim ini?

 

Sumber: Football Italia

Berita Terkait