Saking Jengkel dan Malu Lampu Sering Mati, Ketua Panpel Usulkan Persik Sementara Pindah Kandang dari Stadion Brawijaya

Ketua Panpel Tri Widodo mengusulkan ke manajemen agar Persik Kediri untuk sementara pindah homebase dari Stadion Brawijaya Kota Kediri pada sisa laga kandang di pentas BRI Liga 1 2024/2025.

BolaCom | Gatot SumitroDiterbitkan 04 Maret 2025, 18:15 WIB
PSS Sleman harus puas bermain imbang tanpa gol kontra Persik Kediri pada laga pekan ke-19 BRI Liga 1 musim ini di Stadion Brawijaya, Kota Kediri, Minggu (19/1/2025) sore WIB. (dok. PSS Sleman)

Bola.com, Kediri - Ketua Panpel Tri Widodo mengusulkan ke manajemen agar Persik Kediri untuk sementara pindah homebase dari Stadion Brawijaya Kota Kediri pada sisa laga kandang di pentas BRI Liga 1 2024/2025.

Pernyataan pribadi Widodo ini menyusul insiden mati lampu yang kembali dialami Persik saat menjamu Dewa United FC pada pekan ke-25, Sabtu (1/3/2025) malam WIB lalu.

Advertisement

"Ini ide pribadi saya. Daripada terus malu dan jengkel dengan fasilitas stadion yang mengganggu jalannya Liga 1, saya usulkan sementara Persik pindah homebase saja. Kami malu karena Liga 1 ditonton orang seluruh Indonesia."

"Paling realistis Persik pindah ke Stadion Delta Sidoarjo. Lapangan yang tak bisa menyerap air saat hujan dan lampu jadi kendala utama," ujarnya.

 


Kurang Daya Listrik

Tangkapan layar Persik Kediri vs Persis Solo kala Stadion Brawijaya Kediri mengalami padam lampu saat laga pekan ke-23 BRI Liga 1 2024/2025, Jumat (14/2/2025) malam WIB. (Bola.com/Benediktus Gerendo Pradigdo)

Ketika laga Persik kontra Persis pekan ke-22 silam lampu penerangan stadion juga padam. Bahkan kala itu permukaan lapangan juga tergenang air akibat hujan deras yang mengguyur Kota Kediri dan sekitarnya.

"Saat lawan Persis lampu mati karena ditengarai ada sabotase pihak tak bertanggungjawab. Tapi pada pertandingan dengan Dewa United murni teknis," kata Widodo.

Mantan penyiar radio ini mengungkapkan daya listrik Brawijaya masih kurang. Saat ini dayanya 197 KVA. Padahal standard yang dibutuhkan sebesar 240 KVA.

"Kemarin lawan Dewa United, jumlah lampu tiap tower kami kurangi empat bohlam. Dari 96 jadi 92 buah. Ini solusi agar pertandingan bisa dilanjutkan hingga usai," ucapnya.

 


Dampak Negatif

Pemain Persis, Sho Yamamoto saat hendak berduel dengan pemain Persik, Rifqi Ray Farandi pada pertandingan BRI Liga 1 2024/2025 di Stadion Brawijaya Kota Kediri, Jumat (14/2/2025). (Bola.com/Gatot Sumitro)

Risikonya, lanjut Widodo, lapangan jadi kurang terang. Akibatnya penonton yang hadir di stadion dan yang melihat dari tayangan di televisi kurang enak menikmati jalannya pertandingan.

"Penerangan kurang dampaknya banyak. Bisa berbahaya bagi pemain. Penonton di stadion dan yang melihat dari televisi juga tak nyaman," tuturnya.

Widodo menambahkan genset yang ada di area stadion pun telah berusia lanjut. "Genset itu sudah berumur 21 tahun sejak Brawijaya direnovasi dulu. Jadi banyak fasilitas yang sebenarnya harus diperbaiki dan ditingkatkan sesuai regulasi Liga 1," jelasnya.


Posisi Persik Kediri di BRI Liga 1 2024/2025